49. ANGER

217 29 92
                                    

Kendall mengabaikan gejolak aneh di dalam perutnya yang membuat ia harus bulak-balik memuntahkannya. Ia juga tidak menghiraukan tubuhnya yang semakin lemas dan wajahnya tidak menunjukan rona yang sehat sama sekali.

Kini ia sedang mengemudikan mobilnya menuju apartemen Tracy begitu ia mendapat voice note yang mengatakan; 'Kendall, aku ingin bertemu denganmu hari ini juga dan aku akan memberitahu apa yang terjadi pada Harry. Jika perlu, semuanya.' Setelah Kendall mengirim pesan yang menanyakan penyebab pulangnya Harry dalam keadaan kacau semalam.

Sesaat setelah Kendall mendengar rekaman suara itu dengan seksama, Kendall langsung dipenuhi rasa penasaran. Baik itu hal yang ia tanyakan, maupun kata 'semuanya' yang disebut Tracy dengan nada yang rendah.

Di waktu Kendall meninggalkan rumahnya, Harry masih belum bangun sama seperti Ava dan Arel. Ia sudah menitip pesan pada Susan untuk menyiapkan segala kebutuhan suami dan anak-anaknya.

Tiba-tiba di tengah perjalanan, ia merasakan perutnya kembali bergejolak, membuatnya terpaksa menepi ke pinggir jalan dan menerima seruan klakson dari mobil lain yang harus mendadak menginjak pedal rem mereka.

Kendall mengeluarkan kantung muntahan yang selalu tersedia di saku jok mobilnya dan saat itu juga mulutnya mengeluarkan cairan bening, membuat ia merutukki dirinya yang tidak memakan apapun sejak kemarin sore sehingga ia masuk angin.

Kendall mengistirahatkan sejenak kepalanya pada sandaran jok seraya memejamkan mata untuk menetralkan napasnya yang memburu.

Menggulung rapat-rapat kantung itu, Kendall pun menyisihkannya dan segera kembali mengemudi dengan kecepatan yang lebih rendah dari yang sebelumnya.

Beberapa menit kemudian, tibalah ia di basement, tempat di mana mobil-mobil diparkirkan. Kendall segera turun dari mobilnya dan secepat mungkin melangkah ke unit apartemen Tracy.

Kendall mengerutkan dahinya begitu dirinya sudah semakin dekat dengan pintu apartemen Tracy, pasalnya ia mendengar suara gaduh dan suara lakban yang ditarik-tarik.

Dengan hati-hati, Kendall pun mengetuk pintu putih itu dan tak lama terlihatlah figur Tracy di hadapannya. Wanita itu terlihat berkeringat dan matanya membengkak. Aneh.

Tracy menggeser tubuhnya hingga Kendall bisa masuk lebih dalam dan keheranannya beberapa saat lalu terjawab karena ia melihat banyak barang-barang terkemas rapi di dalam kardus besar dan beberapa masih diselimuti dengan plastik.

"Tracy? Kau–apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Kendall, masih sembari melayangkan pandangan ke segala arah. "Dimana Adam?"

Perempuan berambut pirang itu menarik lembut tangan Kendall dan menuntunnya untuk duduk di sofa yang kebetulan belum dibungkus plastik.

"Ada banyak hal yang ingin aku sampaikan padamu sekarang, Kendall dan sebelum kau berprasangka, aku mengatakan semuanya adalah kejujuran dan murni penyesalanku." Tutur Tracy, semakin membuat Kendall heran dengan apa maksud perkataannya.

Melihat Kendall yang hanya diam kebingungan, Tracy mengeluarkan dua lembaran putih dari dalam tas nya. Itu adalah cetakan foto yang diambil oleh polisi kemarin. Ia segera menyerahkan itu ke tangan Kendall yang langsung bergetar saat menerimanya.

"Itu adalah pakaian yang terakhir kali Archie kenakan sebelum ia hilang. P-polisi dan detektif menemukan itu di belakang gedung rumah sakit." Tracy meremas pakaiannya sendiri, berusaha menahan suaranya untuk bergetar karena ia harus menceritakan segalanya pada Kendall. Segalanya.

Kendall membekab mulutnya sendiri. Air mata sudah membanjiri wajahnya dan dadanya sesak bagai ditindih benda berat. Ia menggelengkan kepalanya, tidak percaya.

Fight For Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang