77. HOME

234 32 16
                                    

"Terima kasih, Kendall. Kau repot-repot merawatku." Harry akhirnya berbicara setelah lama-lama saling menutup suara saat Kendall menyuapinya.

Kendall mendelik setelah meletakkan mangkuk bubur yang sudah kosong. Ia menatap Harry yang tersenyum kepadanya dari ranjang rumah sakit.

"Repot? Aku i-istrimu.." Kendall menunduk.

Terdengar kekehan renyah Harry. Pria itu harusnya senang mendengar balasan Kendall, namun sekarang ia merasa tidak enak hati karena Kendall mengatakannya seolah terpaksa.

Harry mengulurkan tangannya, mengusap wajah Kendall dengan lembut.

"Kau tidak perlu melakukan ini semua karena aku sedang lemah. Aku mengerti kau tidak nyaman dengan ini, Kendall."

"Dengan apa?"

"Berpura-pura kembali padaku karena kau kasihan dengan kondisiku."

Kendall menggenggam tangan dingin Harry. Kepalanya masih tertunduk sambil menggeleng. Perkataan Harry tidak sepenuhnya salah, Kendall memang kasihan dengan kekacauan Harry apalagi itu disebabkan karena kepergiannya.

Namun jauh di dalam lubuk hatinya, ia masih sangat peduli dengan Harry. Bahkan beberapa kali Kendall menelepon untuk menanyakan kabarnya, hanya saja ia dikabuti perasaan gengsi, maka belum sempat Harry menjawab, Kendall sudah membatalkan panggilnya.

Andai Harry tau betapa khawatirnya Kendall dalam perjalanan ke rumah, perkataan itu tidak akan keluar dari mulut Harry.

"Jujurlah padaku, apa yang membuatmu tiba-tiba muncul di rumah kita?"

Napas Kendall seolah berhenti begitu mendengar pertanyaan Harry. Ia datang untuk Ava dan Arel, namun mengatakan itu akan membuat Harry semakin berpikir Kendall sedang kasihan, bukan peduli.

"A-aku..–"

"Karena Ava dan Arel? Mereka ingin bertemu denganku, kan? Aku tau. Kau tidak akan pernah menghubungiku atau bahkan menemuiku karena keinginanmu sendiri."

"Harry..–"

"Aku akan merelakanmu. Aku tidak ingin egois dengan memintamu kembali. Kau berhak bahagia dengan Fai..–"

"AKU HANYA BAHAGIA DENGANMU, HARRY! Kalau kau pikir aku hanya kasihan, lalu kau pikir apa perkataanku sebelum kau pingsan?! Kau bahkan merespon pengakuanku, Harry!!"

Itu benar. Harry tidak lupa dengan Kendall yang menyatakan perasaannya sebelum ia dibawa kemari. Penuh ketulusan dan kejujuran.

Tapi kenapa Kendall mengatakannya di saat Harry sekarat? Di saat Harry tidak bisa membalas dengan perbuatan yang lebih.

Keduanya saling tatap sejenak, larut dalam pikiran mereka masing-masing sebelum Kendall memilih keluar dari kamar rawat Harry. Ia tidak ingin emosinya tersulut lagi, terlebih kondisi Harry sedang lemah.

***

"Kenapa Mama belum pulang juga?" Tanya Ava sembari mengaduk makanannya tanpa berniat memasukkannya ke dalam mulut.

"Paman tidak tau, Ava. Sekarang Ava dan Arel habiskan makanan kalian. Setelah itu Paman Fai akan telepon Mama kalian."

Ya, Fai datang ke rumah saat Kendall masih belum kembali. Ia melihat Ava dan Arel sedang berdiam diri di kamar, rupanya Ava sedang menemani adiknya yang sakit.

Ia bertanya pada Susan dan wanita itu bilang Kendall pergi untuk memanggil Harry atas permintaan Arel.

Selama berjam-jam Kendall tak kunjung nampak, bahkan teleponnya tidak aktif. Ia khawatir Kendall dan Harry sedang menghabiskan waktu bersama di luar sana.

Fight For Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang