74. MISERABLE

230 33 14
                                    

permisi, numpang lewat.
Moga ga ganggu yah notifnya🤍

***

Sudah hampir satu minggu Harry menenggak obat tidur setiap malamnya agar bisa terlelap. Dan semakin sering ia mengkonsumsi tablet itu, semakin berkurang pula nafsu makannya akibat efek samping sehingga menyebabkan tubuh pria itu menjadi lebih kurus.

Harry baru saja ingin menenggak satu tablet, namun dering ponselnya menghentikan pergerakkan.

Iapun meletakkan obat itu ke atas meja dan menjawab panggilan, tanpa ia lihat siapa nama penelepon.

"Halo." Ujar Harry. Suaranya terdengar begitu berat seperti orang sakit.

'Harry..'

Seketika mata Harry terbuka lebar. Ia segera melihat layar ponselnya yang menunjukkan nama Kendall pada Caller ID.

"Kendall? A-ada apa?" Tanyanya, sedikit gugup karena ia belum berbicara sepatah kata lagi semenjak mengungkapkan cinta.

'Anak-anak.. mereka ingin tidur denganmu.'

Harry mengalihkan pandangan pada jam dinding yang menunjukkan pukul sepuluh malam.

"O-okay. Aku akan tiba di sana sebentar lagi." Balas Harry, kemudian Kendall memutus sambungannya.

Dengan cepat Harry bergegas ke kamar mandi dan melucuti semua pakaian kantornya yang belum ia ganti sejak pulang kerja beberapa jam lalu.

Mandi selama lima menit setidaknya dapat memperbaiki penampilannya. Mata sayu, rahang dan tulang pipi tajamnya tidak hilang, tapi tubuhnya sudah lebih bersih dan wangi.

Harry mengenakan hoodie hitam dan track pants abu-abu sebagai pilihan pakaian nyamannya malam ini. Ia menyisir rambutnya yang mulai panjang dengan jari dan iapun siap menemani anak-anaknya, hal yang sangat ia rindukan.

Saking bersemangatnya, Harry mengendarai mobil dengan kecepatan di atas rata-rata. Ia sudah tidak sabar bergabung di ranjang anak-anaknya dan menemani mereka sampai terlelap.

Tidak lama kemudian, sampailah ia di depan rumah Kendall. Bersamaan dengan itu hujan deras turun membasahi bumi, disertai dengan angin kencang dan petir yang menggelegar.

Melihat pagarnya yang tertutup, Harry pun membunyikan klakson mobilnya hingga pagar itu terbuka dari dalam.

Begitu mobil Harry sudah terparkir di belakang mobil Kendall, ia menerima payung dari Mr. Flynn yang hanya mengenakan jas hujan.

Diterimanya payung itu, Harry berjalan cepat ke pintu utama yang sudah terbuka dan menampilkan Kendall di ambang pintu.

"Hai, apa aku terlambat?" Ujar Harry.

Kendall menggeleng pelan. "Masuklah, mereka sudah menunggu di kamarnya."

Kendall berjalan mundur untuk memberi ruang pada Harry. Namun kemudian mata Kendall berhenti pada wajah Harry yang kini terlihat jelas karena pencahayaan yang kebih terang. Matanya merah dan sayu, seperti kekurangan waktu tidur.

Mengacuhkan itu, Kendall pun berjalan dahulu di depan Harry, memandunya sampai ke kamar anak-anak.

Pintu kamar Ava dan Arel masih terbuka lebar, namun pencahayaan di dalamnya sudah minim.

"Papa!" Seru Ava begitu ia menangkap figur Harry di ambang pintunya.

Harry pun berlutut seraya merentangkan tangan, menyambut Ava dan Arel yang kini berlari dan menghambur dalam pelukannya.

Fight For Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang