"Good morning, everyone! Whooaamm.." Sapa Tracy yang masih mengenakan piyama dan rambut tak teratur, menghampiri Kendall dan Harry yang hendak sarapan di meja makan.
Harry memutar bola matanya kemudian menyeruput teh hangat buatan Kendall. 'Menjijikan.' hujat Harry dalam hatinya.
Tracy mengambil posisi duduk persis di sebelah Harry dan dengan sengaja menutup jarak antara kursi mereka.
Kendall berbalik badan, hendak membalas sapaan Tracy namun mulutnya terbungkam ketika melihat Tracy yang menyenderkan kepalanya pada bahu Harry. Ia berusaha sekuat mungkin agar tidak meluapkan rasa cemburunya di pagi yang tenang ini. Well, tenang sebelum Tracy datang.
"Good morning, sleepy head." Ucap Kendall dengan senyum yang terkesan dipaksakan sambil membawa dua piring sarapan pagi, kemudian meletakkan kedua piring itu di hadapan Harry dan Tracy.
Tracy menjauhkan kepalanya dari Harry begitu ia menghirup aroma sedap di hadapannya. "Kau yang membuat ini?" Kendall mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Tracy, kemudian mengambil posisi di sisi Harry yang satunya. Kini Harry berada di tengah-tengah Kendall dan Tracy, posisi Harry saat ini membuatnya sedikit canggung.
Kendall memutar bola matanya begitu Tracy melahap sarapan seperti orang yang tidak pernah makan berhari-hari. Ia pun beralih menuju ke mini bar dan memainkan ponselnya karena ia malas dan risih dengan kehadiran Tracy. Harry yang melihat perubahan pada ekspresi Kendall pun langsung menyusulnya dan berdiri sambil merangkul pinggang Kendall dari belakang.
"Kenapa?" Harry bertanya sehalus mungkin dengan berbisik di telinga Kendall. Kendall menoleh sebentar kemudian pandangannya teralih ke Tracy lagi. "Maaf." Harry melirih, suaranya bergetar namun ia berusaha sekuat mungkin untuk tidak terlihat lemah di hadapan Kendall yang saat ini juga ingin menangis.
Kendall menggelengkan kepalanya, "Kau tidak harus merasa bersalah seperti ini. Anggap saja kedatangannya merupakan sebuah tantangan agar kita tetap setia walaupun kita sedang dalam kondisi tidak nyaman." Kendall menyenderkan kepalanya di dada Harry, sementara Harry mencium kepala istrinya itu.
***
Jam di dinding menunjukkan pukul 2 siang, namun sayang waktu istirahat Kendall terganggu dengan suara gaduh dan aroma yang tidak enak-seperti bau hangus-dari dapur. Karena panik, Kendall memutuskan untuk melihat apa yang sudah mengganggunya.
"WHAT THE--" Kendall membungkam mulutnya sendiri saat hampir mengucapkan 'the f word'. Tracy yang menyadari kehadiran Kendall langsung meneguk ludahnya dan tersenyum kikuk pada Kendall.
Kendall masih membeku di tempatnya berdiri sekarang dengan ekspresi yan begitu sulit diartikan. "A-apa yang terjadi, Tracy?" Tanyanya dengan napas yang tidak karuan, tangannya kini mengelus dada, berusaha untuk menenangkan diri agar emosinya tidak menguap untuk yang kedua kalinya hari ini.
"Oh astaga.. gempakah ini? Tapi aku tidak merasakan apa-apa!" datang si pelayan sambil memegang kepalanya seolah menjaga agar tidak pecah.
Kendall menoleh dan terkekeh sedikit, "Tolong aku membersihkan, ya? Mungkin dia sedang belajar." 'merebut Harry dariku' ucap Kendall, disambung dari dalam hati.
"Look, Kendall, I'm so sorry, aku hanya ingin mahir memasak sepertimu tapi aku tidak sengaja meninggalkan kue ini di pemanggang hingga gosong, kemudian jariku hampir melepuh karena menyentuh loyang nya, padahal aku sudah menggunakan ini.." Ucap Tracy kemudian mengangkat tangannya yang ditutupi sarung tangan.
Pemandangan tangan Tracy mengundang tawa menggelikan bagi Kendall dan pelayan, membuat Tracy bertanya apakah ada yang salah.
"Seseorang melihat sarung tanganku?" tiba-tiba supir Kendall masuk ke dalam rumah sambil matanya mencari keberadaan sarung tangan wol miliknya yang biasa ia gunakan untuk memperbaiki mobil. "Oh, there it is, thanks, Ms. Tracy." Ia mengambil sarung tangan yang dikenakan Tracy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fight For Love
Fanfiction•SEQUEL• BOOK 2/2 OF PARTNER IN LOVE Tidak ada kisah cinta yang berjalan mulus. Seluruh dongeng kesukaanmu bahkan memiliki konflik yang berbeda-beda. Mungkin kau sudah melupakan masa lalu, namun itu tidak menutup kemungkinan bahwa masa lalu akan mel...