Sudah beberapa menit Harry duduk seorang diri di ruang kerjanya. Dengan pencahayaan ruangan yang minim, Harry memerhatikan figura foto di tangan besarnya. Di dalam figura itu terlihat senyuman bocah laki-laki yang sangat ia rindukan, Archie.
Foto yang diambil sebelum Archie genap berusia satu tahun itu selalu terpajang rapi di atas meja kerja Harry, terletak diantara foto Ava dan Arel.
Semenjak polisi menyatakan bahwa Archie sudah benar-benar meninggal dan Adam melarikan diri, Harry tak dapat melakukan apa-apa selain merindukan anak bungsunya itu. Dari Ava dan Arel, Archie adalah anak yang paling manja dengan Harry sehingga membuatnya sangat merasa kehilangan, bahkan ketika Archie masuk rumah sakit.
Tentu Harry menyayangi semua anaknya dengan kasih yang sama rata dan pasti Harry akan merasakan perasaan ini lagi jika Ava dan Arel pergi meninggalknnya.
Ia terkesiap saat melihat satu tetes air mengenai figura foto Archie. Harry langsung cepat-cepat mengusap matanya yang ternyata berair, ia tidak sadar bahwa kerinduannya terlalu mendalam sampai membuat pria kekar sepertinya menangis.
"Maafkan Papa belum bisa menjaga Archie dengan baik. Papa janji Ava dan Arel tidak akan mengalami hal yang sama." Lirihnya sebelum mengecup wajah Archie melalui foto.
Harry kembali meletakkan figura itu pada tempatnya kemudian menghusap wajah agar wajah habis menangisnya tidak ketara.
Ia meninggalkan ruangan kerjanya, hendak menghampiri Kendall yang kemungkinan berada di kamar mereka. Pintu kamarnya sedikit terbuka dan sebelum ia masuk, ia memutuskan untuk mengintip dari balik dinding.
Disana ia melihat Kendall duduk bersandar pada sofa kamarnya sembari memijat kakinya sendiri. Keadaan kamar mereka sudah jauh lebih rapi dan Harry yakin Kendall yang merapikannya hingga wanita itu kelelahan.
Harry mengurungkan niatnya untuk masuk, kemudian memutar tumit ke kamar Ava dan Arel. Ia mengetuk pintunya dan masuk setelah mendengar sahutan dari dalam.
"Hey, guys." Sapa Harry dengan senyum lebarnya sembari berjalan mendekat.
"Where's Mommy, Dad?" Tanya Ava dan Arel serentak.
Harry sedikit menggelengkan kepala, mengetahui fakta bahwa Ava dan Arel akan selalu mencari Kendall, walaupun Harry sudah bersama mereka.
"Sepertinya Mama sedang kelelahan, ia..–"
Ucapan Harry terhenti saat Ava dan Arel tiba-tiba berdiri dan hendak berlari keluar kamar, mendatangi Kendall. Namun sebelum mereka benar-benar sampai di pintu, tangan besar Harry sudah menahannya.
"Where do you think you're going?" Tanyanya, sembari mengunci pergerakan Ava dan Arel.
"See my Mommy." Jawab Arel, kemudian disusul oleh anggukkan setuju dari Ava.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fight For Love
Fanfiction•SEQUEL• BOOK 2/2 OF PARTNER IN LOVE Tidak ada kisah cinta yang berjalan mulus. Seluruh dongeng kesukaanmu bahkan memiliki konflik yang berbeda-beda. Mungkin kau sudah melupakan masa lalu, namun itu tidak menutup kemungkinan bahwa masa lalu akan mel...