59. DREAM

185 29 43
                                    

Cahaya terang dan menyilaukan membuat ia terpaksa membuka matanya di ruangan hampa dan seolah tak berujung itu. Melihat ke sekeliling, ia tidak menemukan siapapun selain dirinya yang sudah berubah.

Semua aksesoris yang ia kenakan sudah tidak terlihat lagi dan pakaiannya kini berganti menjadi gaun putih panjang yang mencapai mata kakinya. Kulitnya bersih, bersinar seperti kulit bayi yang baru lahir.

"Mama Kendall!"

Sontak kepalanya menoleh ke segala arah, mencari sumber suara yang memanggilnya. Hatinya berdebar dan senyumnya sampai menitihkan air mata saat ia mendengar suara anak itu lagi setelah sekian lama. Archie.

"Disini, Mama!"

Kendall memutar tumit saat suara Archie semakin terdengar jelas, menandakan kalau anak itu sudah dekat dengannya.

Namun bukan anak berusia empat tahun yang ia lihat, melainkan seorang anak lelaki yang beranjak remaja. Wajahnya sangat familiar bagi Kendall, diakah Archie? Dia yang memanggilnya 'Mama Kendall'?

Laki-laki itu tidak sendirian. Ia menggandeng tangan seorang anak kecil yang memiliki wajah yang bersinar sampai-sampai Kendall tidak dapat melihat fitur wajahnya. Anak itu memili rambut yang panjang dan indah seperti Kendall, itulah yang membuatnya tau kalau ia berjenis kelamin perempuan.

"Si-siapa kalian?" Tanya Kendall, sedikit terbata-bata.

Laki-laki itu mengulaskan senyumnya, membuat Kendall menarik napas dalam seraya berjalan mendekat, berusaha meraih wajahnya. Tangan Kendall pun menyentuh kulit mulus laki-laki itu.

"Archie? K-kau Archie?"

"Ya, Mama Kendall masih ingat?"

"Tentu! Mama tidak pernah lupa!" Kendall menarik laki-laki itu ke dalam pelukannya, merasakan tubuh Archie yang mulai beranjak remaja. "Kau sudah besar, Archie."

Fight For Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang