78. LOVE AGAIN

289 32 4
                                    

"Aku memutuskan untuk kembali dengan Harry."

'Apa?'

"Kau tidak salah dengar. Di samping dari aku tidak ingin menjadi penyebab ia sakit, aku masih mencintainya. Aku rasa kata hati selalu benar, bukan begitu?"

'Lalu bagaimana dengan rumahmu?'

"Itu hal yang mudah. Aku akan mengatakan pada agennya kalau aku tidak menempati rumah itu lagi."

'Kau serius dengan..'

"Hey. Aku akan baik-baik saja. Aku melihat ketulusan dari Harry."

'Baiklah. Aku bisa apa? Bahagialah dengan pilihanmu, Kendall.'

"Aku janji. Terima kasih untuk semuanya."

Tanpa menunggu balasan, Kendall langsung mematikan sambungan teleponnya dengan pria yang belakangan ini menemaninya.

"Fai?"

Kendall langsung menoleh, mendapati Harry menghampirinya. Wajah Harry masih pucat, namun tidak sepucat kemarin saat ia menemukan Harry tersungkur di lantai.

"Hai. Ya, Fai hanya menanyakan kabarku, kau tidak perlu khawatir." Ujar Kendall, gugup. Berada dekat dan mengobrol biasa dengan Harry masih terasa asing baginya. 

"Kenapa aku harus khawatir? Aku tau Fai pria yang baik. Ia tidak pernah meluka..-"

"Harry, aku tidak ingin mendengar apapun yang ingin kau katakan tentang Fai."

"Tidak, aku serius. Aku harus berterima kasih pada pria itu karena sudah menemani dan menjaga istriku selagi aku tidak bisa." Harry berjalan lebih mendekat pada Kendall.

Kini mereka saling berhadapan dan Harry memberanikan diri untuk menggenggam kedua tangan Kendall.

"Jadi.. apa Fai yang mendampingimu belajar berjalan?" Tanya Harry, menyadari Kendall sudah tidak menggunakan tongkat.

"Ah, tidak. Aku bisa berjalan secara spontan. Aku terlalu panik karena Ava jatuh, kemudian aku berlari tanpa mengambil tongkat."

"Bahkan kau berlari. Aku tau istriku ini wanita yang hebat." Pujian Harry yang tak henti ia katakan membuat wajah Kendall bersemu. Harry senang akan itu, artinya Kendall benar-benar masih memiliki perasaan cinta untuknya. "Jangan pernah pergi dariku lagi, Kendall. Aku tidak terbiasa tanpamu."

Mendengar itu sembali melihat Harry menunduk lesu, membuat Kendall tergerak untuk memeluknya dengan erat.

"Aku minta maaf. Tidak seharusnya aku bersikap egois dengan tidak memikirkan perasaanmu. Malam itu aku benar-benar kehilangan akal, memiliki niat pergi selamanya darimu. Nyatanya aku tidak bisa juga." Aku Kendall, menenggelamkan wajahnya di lekuk leher Harry.

Tak lama kemudian pelukan mereka terurai oleh Harry. Kendall menatap heran laki-laki yang mundur beberapa langkah darinya, sebelum bertumpu pada satu lutut dan mengeluarkan cincin berlian yang sangat ia kenal.

Cincin itu adalah saksi bisu atas janji suci mereka di altar, di hadapan keluarga dan teman, dan terutama di hadapan Tuhan. Cincin yang menjadi saksi persatuan hidup mereka selama bertahun-tahun.

"Be mine for the eternity?"

Tidak ada kata yang dapat diucapkan lidah Kendall yang kini kelu. Ia pernah dilamar oleh Harry sebelumnya, namun sekarang ia tetap merasa begitu senang bahkan air mata sudah membasahi tangannya yang menutupi mulut.

Melihat anggukan kecil dari Kendall, Harry langsung berdiri dan memakaikam cincin itu di jari manis Kendall, untuk yang kedua kalinya.

Mereka kembali berpelukan, kali ini lebih erat seolah tak ada hari esok.

Fight For Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang