41. NO TIME

169 24 20
                                    

Maapin yak🤗




AUTHOR'S POV

Setelah menurunkan Ava dan Arel di rumah Anne, tanpa berlama lagi Harry langsung lanjut menuju rumah sakit dengan perasaan yang tidak tenang. Jantungnya seolah memompa tiga kali lebih cepat selagi ia mengemudi dengan kecepatan tinggi, namun ia sudah mahir mengemudi secepat ini, hingga tidak perlu takut kendaraan lain akan tertabrak.

Setibanya Harry di rumah sakit, ia melihat Tracy sedang menangis di pelukan Adam, memandang ke arah ruang periksa yang Harry yakini ada Archie dan beberapa tim medis di dalamnya.

Jujur, melihat Tracy menangis seperti itu membuat Harry lebih khawatir lagi. Bukan karena Tracy, namun karena ia tau penyebab perempuan itu menangis parah. Archie dalam kondisi tidak baik-baik saja.

"Tracy, Adam, apa yang terjadi?" Tanya Harry, tanpa perlu mengatur napasnya terlebih dahulu. Bahkan dadanya masih naik turun dan pipinya masih kemerahan karena berkeringat.

"Demam Archie naik lagi dan suhunya lebih tinggi dari yang sebelumnya." Jelas Adam, mewakilkan Tracy yang tidak mampu mengucapkan kata selain menangis.

Penyakit Archie memang tidak boleh dianggap remeh. Leukimia bisa saja merenggut nyawa pengidapnya, apalagi usia Archie masih sangat muda, bahkan anak itu belum mengerti yang namanya obat-obatan.

Sudah seharusnya Archie dirawat di rumah sakit khusus kanker yang sudah pasti memfokuskan pengobatan pada penyakit kanker darah itu.

Tidak lama kemudian, pintu kamar Archie terbuka dan menampakkan seorang berpakaian dokter keluar dari ruangan itu. Tatapannya langsung menuju kepada Adam dan Tracy, seolah ia tidak menyadari ada Harry di sana.

"Kalian, bisa ikut denganku?" Tanya dokter itu, dibalas anggukkan cepat oleh Adam dan Tracy, sementara Harry menatap pasangan itu dengan heran. Mungkin ia mengira kenapa bukan Harry yang diminta ikut, namun Adam, ayah tirinya.

"Tidak lama, Harry." Ujar Adam setelah ia mengerti maksud ekspresi Harry.

Akhirnya Harry pasrah dengan mengangguk dan membiarkan pasangan itu mengikuti dokter ke ruangan yang lainnya. Harry pun maju beberapa langkah untuk melihat Archie yang terbaring tak sadarkan diri di dalam sana.

Dari luar, Harry dapat melihat wajah Archie kembali pucat seperti kemarin-kemarin, tidak seperti semalam yang segar dan terlihat sangat sehat.

"Boleh aku masuk?" Tanya Harry, begitu ia melihat seorang perawat keluar dari kamar Archie.

Perawat itu mengangguk seraya tersenyum tipis, membuat Harry langsung berlari kecil, memasuki kamar Archie.

Harry mengusap pipi anak itu dengan lembut dan ia memang merasakan suhu tubuh Archie sangat panas. Jika keadaan Archie akan terus berubah-ubah seperti ini, Harry tidak yakin akan bisa meninggalkan Archie, ditambah lagi ia memiliki isu kepercayaan terhadap Adam dan Tracy. Ia masih belum bisa sepenuhnya percaya dengan mereka, meskipun Tracy sudah menangis dan Kendall yang berusaha meyakinkannya.

Harry pun mengeluarkan ponselnya dari saku untuk mengirim pesan pada wakil direktur dari Styles Company agar ia mengambil alih pekerjaan Harry untuk waktu yang belum bisa ditentukan, karena selama Archie belum benar-benar membaik, Harry tidak akan meninggalkan anak itu.

Setelah memencet tombol 'kirim', Harry mematikan ponselnya sebelum kembali di letakkan ke dalam saku lagi. Ia ingin menghabiskan waktunya, bersama Archie hari ini. Setidaknya Archie akan membaik jika anak itu terus merasa senang dan ditemani.

Harry terus mengusap wajah Archie hingga tak lama kemudian, anak itu membuka matanya perlahan-lahan. Ia sedikit merasa silau karena menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya lampu yang terang, namun ia cukup cepat menyadari Harry sudah berada di sisinya.

Fight For Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang