13. I'LL TAKE THE RISK

241 27 8
                                    

AUTHOR's POV

Mata cantik itu mulai mengeluarkan air mata walaupun ia tidak tahu apa yang terjadi, namun ia yakin bahwa kejadian ini merupakan ancaman untuk rumah tangga yang telah ia bangun dengan suka dan duka selama ini.

Napasnya menggebu, tangannya lemas hingga menjatuhkan lunch box yang ia bawa dan isinya berserakkan, membuat seorang yang melihat itu semakin sedih dan dadanya sesak seperti tidak ada pasokan oksigen di ruangannya.

Harry mulai mendekat perlahan, berharap Kendall mau mendengar penjelasan darinya.

"Berhenti, Harry." Kendall mengangkat tangan sebagai isyarat untuk Harry.

Harry menghela napas berat, "Ken, apa kau sudah mendengar semua yang Tracy katakan?" Tanyanya.

Kendall memejamkan mata sejenak, berusaha menenangkan dirinya. Ia tidak ingin marah, hanya sanggup memendam.

Mata Kendall kini tertuju pada Tracy yang terdiam, tak berani mengangkat kepala.

"Tracy, siapa yang kau bilang anak Harry? Huh?" Nadanya lirih. Air mata membasahi kerah bajunya. Bibirnya bergetar. Ia sudah bertanya dan mengharapkan kejujuran dari Tracy, itu artinya ia harus siap apabila kenyataan yang akan diterimanya menjadi malapetaka untuk dirinya sendiri.

"Jawab aku, Tracy. Itu anak Harry?" Tanya Kendall sambil menunjuk ke arah perut Tracy.

Mata Kendall terbelalak saat melihat Tracy mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Kendal. Pandangannya kembali pada Harry, "Harry?"

"Ken, aku yakin itu bukan anakku, kumohon, kau percaya padaku kan?" Ucap Harry dengan tatapan memelas.

"Kalau begitu, mari kita buktikan saja." Ucapan Tracy yang spontan itu menarik pandangan Kendall dan Harry. "Kita lakukan tes DNA, untuk membuktikan bahwa anak yang aku kandung ini adalah anak Harry."

"Baiklah."
"Tidak perlu!"

Respon Kendall dan Harry saling bertolak belakang. "Kenapa, Harry? Kau takut kalau itu memang anakmu?" Sifat sarkastik Kendall terlihat kembali.

Tubuh Harry melemas, ia mengambil beberapa langkah untuk mendekati Kendall, kedua tangan Harry singgah di bahu Kendall, "tidak perlu melakukan tes itu, sayang. Tracy adalah seorang pekerja seks, itu artinya bukan aku satu-satunya pria yang pernah tidur dengannya. Lagipula aku tidak sudi menyentuh perempuan murahan seperti dia."

"Tapi nyatanya kita pernah tidur bersama, dan kini aku mengandung anakmu." Sanggah Tracy.

Kendall melepaskan pegangan tangan Harry dari bahunya, "sudahlah, aku tidak mau mengulur waktu. Lebih baik kita ke rumah sakit sekarang."

Kendall keluar dari ruangan itu, disusul dengan Tracy yang sempat menyeringai pada Harry saat melewatinya.

Harry menghela napas kemudian menghubungi manager perusahaan untuk menggantikannya dalam presentasi hari ini.

Kemudian Harry berlari mengejar Kendall yang sudah lebih dulu masuk ke dalam lift.

Sesampainya di parkiran, Harry merebut kunci mobil yang Kendall pegang. "Biar aku yang mengemudi."

Tanpa melawan, Kendall pasrah dan langsung masuk ke dalam mobil yang ia bawa ke kantor, sementara Tracy menggunakan mobilnya sendiri.

Sepanjang jalan Kendall hanya menatap kosong ke depan, tak bergeming sama sekali. Harry pun tidak tahu apa yang harus ia lakukan karena ia takut perkataannya akan membuat Kendall risih karena ibu hamil lebih sensitif perasaannya.

Sesampainya mereka di rumah sakit, Kendall tidak memerlukan bantuan Harry untuk turun dari mobil seperti biasanya. Ia justru meminta dua orang perawat untuk membantunya saat Harry sudah berada di depannya yang siap membantu Kendall. Hati Harry seakan teriris melihat Kendall tidak memerlukan bantuannya.

Fight For Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang