AUTHOR'S POV
"Shh..Baby, jangan berisik atau kalian akan mengganggu Mama." Harry meletakkan jari telunjuknya di depan bibir dan berbisik pada Ava dan Arel yang masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu dan langsung melompat ke atas ranjang. Tipikal kedua bocah itu apabila mereka bangun lebih awal dari Kendall dan Harry.
Harry dan Kendall juga sengaja membiarkan pintu kamar mereka tidak terkunci apabila Ava dan Arel membutuhkan sesuatu dari Papa dan Mamanya. Pintu kamar hanya terkunci di saat tertentu saja.
Kendall masih terlelap karena ia belum merasa sehat sejak semalam. Wajahnya terlihat pucat dan tidurnya sangat pulas, bersembunyi di balik selimut yang menutupi hingga pipinya. Sejauh ini ia tidak merasa sakit apa-apa lagi, hanya tubuhnya begitu lemas.
"Ini masih pukul lima pagi, Sayang. Kenapa kalian sudah bangun?" Tanya Harry sembari memeluk Arel yang bersandar di dadanya, sepertinya ia masih mengantuk, sementara tangan Harry yang lain mengelus rambut panjang Ava yang lembut itu.
"Ava ingin melihat Archie, Pa!" Jawab Ava tanpa mengingat perintah Harry untuk tetap tenang dan berbicara tanpa berteriak.
"Ssshh!!" Harry terpaksa membekap mulut kecil Ava saat gadis kecil itu tertawa kencang, tanpa sebab. Sesekali Harry melirik ke sebelahnya untuk memastikan Kendall tidak terganggu, namun ternyata wanita itu sudah membuka matanya dan sedang menyesuaikan pandangan di hadapannya saat ini.
Kendall pun menegakkan tubuhnya untuk duduk dan bersandar pada headboard untuk membuatnya lebih bangun lagi. Setelah Kendall duduk dengan benar, Ava dan Arel merangkak ke pelukan Kendall seraya mengucapkan sapaan pagi untuknya.
"Ava, Arel, kemari dengan Papa. Mama masih harus beristirahat, jangan diganggu dulu." Ujar Harry selembut mungkin seraya berusaha menarik Ava dan Arel yang berpegangan erat pada pinggang Kendall.
"It's fine, Harry. Biarkan seperti ini." Balas Kendall sembari merengkuh kedua anaknya dengan erat. Hal kesukaannya di pagi hari adalah bangun untuk melihat Ava dan Arel memeluknya, ditambah Harry yang semakin hari semakin terlihat tampan, tersenyum memandangi mereka.
"Kau belum pulih, Kendall. Kau harus beristirahat." Bujuk Harry. Tangannya tergerak, mengelus pipi Kendall dengan ibu jarinya.
"Aku akan beristirahat seperti ini."
Harry menghela napas, pasrah kemudian mengangguk, "Baiklah. Kalau begitu aku akan meminta Susan agar membawa sarapan kalian ke sini."
Kendall hanya mengulaskan senyuman, sementara Harry mengenakan kausnya seraya berjalan keluar kamar, menuju dapur. Di sana sudah ada Susan yang selalu bangun lebih awal dan menyiapkan menu sarapan sesuai yang diminta Harry dan Kendall pada malam sebelumnya.
"Susan.." Panggil Harry, membuat wanita itu sedikit terkejut dari tempatnya dan langsung menoleh ke belakang.
"Tuan, kau membutuhkan sesuatu?" Tanya Susan, kembali fokus dengan adonan pancake di mangkuk besar di hadapannya.
"Hanya siapkan sarapan saja dan bawakan ke kamar. Aku yang akan membuat susu untuk Ava dan Arel." Ujar Harry, kemudian membuka kabinet dapur dan mengeluarkan gelas susu milik Ava dan Arel, sementara Susan mengangguk dan mempercepat pekerjaannya.
Setelah Harry menyeduh susu, ia kembali ke kamarnya, melihat Kendall yang sudah tidak ada di ranjang, begitupun Ava dan Arel. Iapun meletakkan gelas susunya di atas nakas dan menghampiri Kendall yang mungkin sedang di kamar mandi.
"Kendall." Panggilnya setelah menemukan Kendall sedang membasuh wajahnya. "Dimana Ava dan Arel?"
"Aku menyuruh mereka membersihkan diri sebelum sarapan." Ujar Kendall, dibalas dengan anggukkan Harry.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fight For Love
Fanfiction•SEQUEL• BOOK 2/2 OF PARTNER IN LOVE Tidak ada kisah cinta yang berjalan mulus. Seluruh dongeng kesukaanmu bahkan memiliki konflik yang berbeda-beda. Mungkin kau sudah melupakan masa lalu, namun itu tidak menutup kemungkinan bahwa masa lalu akan mel...