47. ARE YOU SICK?

248 30 40
                                    

Siap emosi lagi gak?
Gue cekokin pake double update yang 2" nya bikin naik darah.

Happy Reading 🔪







KENDALL'S POV

Jam besar di dinding kamarku sudah menunjukkan pukul dua belas malam namun aku masih enggan terlelap dalam mimpi di saat perasaanku gundah akan peristiwa hilangnya Archie. Kurang lebih setengah hari terbuang sia-sia untuk merenung di kamarku, memikirkan Archie dan juga kebenaran yang Harry ucapkan padaku siang tadi.

Aku merasa bahwa aku adalah yang paling bersalah karena aku tidak bisa melawan perasaan ibaku dan dengan mudahnya aku menyuruh Harry untuk tenang, sementara Archie sedang sakit dan mungkin sengsara di luar sana. Andai saja aku tidak mendengarkan permohonan Tracy, Harry tidak akan kehilangan Archie seperti ini dan aku tidak akan bertindak bodoh seperti yang Harry katakan.

Sejak Harry menamparku dengan perkataan lembutnya dan pergi tanpa mengabariku lagi, tidak ada hal yang aku lakukan selain menagis, menangis, dan menangis. Tidak bisa ku pungkiri, aku merasa sakit hati akan hinaan yang dilontarkan suamiku sendiri, namun aku harus mengakuinya kalau ia benar. Aku terlambat menjadi orang tua yang baik untuk Archie.

Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi setelah Harry menemukan Archie nanti. Jujur, aku sempat merasa goyah dan ingin mengakhiri semuanya. Ya, rumah tangga ini. Dan aku selalu gagal karena Harry, Ava, dan Arel selalu berhasil membuatku jatuh cinta setiap harinya, walaupun Harry juga bisa membuatku lebih jatuh ke dalam keterpurukan.

Harry juga meminta satu hal padaku untuk tidak ikut campur dalam urusannya. Urusan Harry, Tracy, dan anak mereka. Benci mengingatnya, namun Archie memang bukan anakku dan aku tidak memiliki secuil hak pun untuk mengasuhnya, jadi kali ini aku menyerahkan semuanya ke tangan Harry. Dia adalah pemegang utama keputusan untuk keluarganya.

Satu lagi. Aku benar-benar belum bisa beradaptasi dengan sifat Harry akhir-akhir ini yang suasana hatinya dapat berubah secepat permen kapas yang menghilang jika terkena air. Kasihan Ava dan Arel, usia mereka masih terlaku kecil untuk menjadi saksi  atas sifat Papanya ini. Aku hanya bisa berharap mental mereka cukup kuat sehingga mereka tidak menyimpan rasa takut yang berangsur menjadi benci terhadap Harry.

Lamunanku terbuyar saat aku mendengar pintu kamarku terbuka, menampilkan figur tinggi Harry yang berantakkan dengan wajah terlihat suntuk. Semua perasaan kesalku akan hinaannya seketika hilang.

Sontak aku berdiri, menyamakan posisi mataku dengannya. Aku menahan lengannya sebelum ia berjalan lebih jauh menuju kamar mandi. Ia menatapku, datar.

"Apa ada perkembangan, Harry?" Tanyaku. Ia tidak membalas selain menatapku tanpa berkedip.

'Aku minta padamu, janganlah ikut campur antara aku, Archie, dan Tracy, aku tidak ingin kecelakaan ini terjadi lagi.'

Aku melepas cengkramanku pada lengannya saat suaranya yang siang tadi kembali memenuhi kepalaku, seolah mengingatkan aku untuk tidak sok peduli dengan Archie karena aku penyebab kehilangannya.

"Maaf." Ujarku, pelan seraya melangkah mundur dalam keadaan kepalaku menatap ubin.

Dari sudut mataku, aku dapat menangkap Harry memutar bola matanya sebelum berlalu ke kamar mandi, meninggalkanku yang kembali pecah dengan air mata. Tidak ada hal yang menyakitkan selain diacuhkan oleh Harry, aku pernah mengalami ini.

Fight For Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang