48. MY STRENGTH

213 30 21
                                        

Ternyata ada yang kangen sama Fight For Love yang sungguh basic ini. Gue juga kangen..



Tepat setelah aku mengusir Harry keluar, ia tidak mengatakan apa-apa lagi selain menuruti kemauanku, disertai dengan deru napas yang memberat. Aku merasa puas bisa memberikan efek seperti itu padanya, hanya dari ucapanku.

Tidak lama setelah itu, pintu kamarku kembali terbuka dan dua pasang kaki mungil berjalan cepat ke arahku, Ava dan Arel. Wajah mereka terlihat antusias, seolah mereka tidak mengingat sesuatu tentang kemarin. Itulah yang aku suka, mereka tidak memutuskan untuk larut dalam pikiran dan memilih untuk tertawa, tidak sepertiku. Atau mungkin karena mereka masih kecil? Ya, masuk akal.

Justru itulah yang menyakiti hatiku berulang kali. Hal yang diingini anak kecil seperti mereka adalah kegirangan, tawa penuh canda, perasaan bahagia, dan lain sebagainya. Namun sayang, mereka harus ikut merasakan pahitnya persoalan orang tua.

"Mama, we miss you." Ujar Arel setelah mereka berdua berhasil memanjat untuk duduk mengapitku. Arel mengalungkan tangannya pada leherku, sementara kepala kami bertemu.

"Mama sakit?" Kini Ava membuka suaranya.

Atas jawabannya, aku hanya mengangguk lesu seraya memberikan senyumanku yang terbaik untuk mereka.

"Jadi apa kita tidak akan pergi ke Disneyland minggu depan?"

Aku mengernyit, menanggapi ocehan polos Arel. Disneyland? Mengapa mereka tiba-tiba membicarakan itu? Ku rasa baik aku ataupun Harry tidak pernah membahas rencana liburan.

"Arel! Papa bilang Mama tidak boleh tau!" Sentak Ava, semakin membuatku heran. Apa yang Harry sembunyikan?

"Ava, Arel, jujur pada Mama. Apa hubungannya antara Disneyland dan Papa kalian yang merahasiakan sesuatu?" Aku bangkit dari posisi baringku dan duduk, bersandar pada headboard.

Ava dan Arel nampak saling melempar tatap, kemudian berpikir panjang untuk memutuskan apakah mereka akan jujur atau tidak.

"Kemarin pagi Papa bilang.."



-Flashback on-

Harry telah selesai membantu Ava dan Arel untuk bersiap-siap, penuh dengan canda dan tawa.

"Anak-anak Papa sudah semakin besar." Ujar Harry, mengingat mereka hampir meraih pakaian di rak yang tinggi.

Ava dan Arel tersenyum lebar, "Minggu depan aku akan menjadi anak empat tahun, Papa!" Seru Arel seraya mengangkat tangannya yang menunjukkan tiga jari.

Harry terkekeh melihat kepolosan Arel, kemudian ia mengangkat jari kelingking Arel, membenarkannya agar jari yang ditimbulkan berjumlah empat. "Benar, apa yang kalian inginkan untuk hadiah? Mainan, makanan, pakaian baru, atau berlibur?"

"Disneyland!!" Pekik Ava dan Arel bersamaan.

"Pilihan yang bagus! Disneyland for your fourth birthday, don't tell Mommy. Let this be a surprise."

-Flashback off-


Aku sedikit termenung, mendengar cerita Ava. Mereka pasti akan menagih janji Harry suatu saat nanti dan apabila urusan Archie belum selesai, aku tidak yakin Harry akan mengindahkan permintaan anak-anaknya ini.

Baiklah, aku terdengar jahat karena mengharapkan Harry bersenang-senang dengan Ava dan Arel disaat Archie mungkin sedang menangis di luar sana. Namun apakah ia akan melewatkan ulang tahun Ava dan Arel? Jika ya, maka aku akan mengambil jalan lain.

Fight For Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang