AUTHOR's POV
Semua orang berlalu-lalang, mengerjakan dekorasi ruangan yang akan di pakai untuk acara baby shower Kendall.
Sementara semua orang bekerja, Kendall menyambut saudari-saudarinya yang baru saja datang. Mereka menggunakan waktu 3 jam untuk melepas rasa rindu.
Anne sudah mengurus tamu-tamu yang akan datang nanti. Dan wanita itu juga sedikit-sedikit bercengkrama dengan saudara Kendall.
Rumah Kendall sangat ramai sekarang, banyak suara anak-anak kecil yang merupakan keponakkan Kendall sedang berkejar-kejaran di taman bersama Harry.
Pemandangan yang jarang ini sangat Kendall impikan sejak dahulu. Berkumpul kembali dengan keluarga besarnya, melihat anak-anak kecil bermain dengan Harry seolah mereka adalah anaknya.
"Aunty, kapan adik kami keluar dari sini?" Tanya Mason, anak Kourtney-kakak pertama Kendall-sambil menunjuk perut buncit Kendall.
Kendall mengelus pelan kepala Mason sambil tersenyum, "sebentar lagi, Mason. Kau sudah tidak sabar ya?"
Mason mengangguk antusias, "ya! Aku ingin menemanimu saat melahirkan nanti! Boleh ya?!"
"Tentu saja, Mason. Sekarang kembali bermain dengan uncle, ya." Perintah Kendall, Mason mengangguk lalu berlari kembali pada Harry.
Kendall sedikit terkekeh melihat kelakuan Mason yang semakin hari semakin seperti orang dewasa.
"Kourt, Mason sudah sangat besar, ya. Seperti orang dewasa." Ucap Kendall.
"Memang benar, Ken. Setiap kali aku bercerita dengannya, dia pasti memberiku nasihat dan kata-katanya juga seperti orang dewasa." Jelas Kourtney, bangga terhadap anaknya.
Selain cerdas, Mason juga sangat sopan bahkan dia gemar berbagi dengan kawan sebayanya yang tinggal di panti asuhan.
"Ah, aku sangat berharap sikap Mason akan turun ke anakku nanti." Ucap Kendall.
"Hai, ladies. Ini baju seragam untuk kita gunakan nanti. Acaranya akan di mulai dalam 1 jam lagi dan sebentar lagi tamu-tamu akan berdatangan." Anne datang sambil meletakkan bungkusan plastik berisi satin robe berwarna rose gold di atas meja.
"Thanks mom." Ucap Kendall.
Anne membalasnya dengan senyuman sambil mengelus rambut Kendall. "Lebih baik kita siap-siap sekarang." Ajak Kendall.
***
Rumah Kendall sudah di penuhi oleh para tamu yang kini sedang berbincang-bincang sambil menikmati hidangan kecil yang tersedia.
Mata Kendall mencari-cari keberadaan Harry di seluruh sudut ruangan hingga akhirnya ia melihat Harry sedang bercengkrama dengan seorang wanita. Kendall pun memutuskan untuk menghampiri mereka.
"Harry, di sini kau rupanya." Ucap Kendall sambil mengapitkan lengannya dengan Harry. "Hi..(?)" Kendall menyapa wanita di hadapannya.
"Um.. kenalkan, aku Tracy, teman sekolah Harry." Wanita yang mengaku bernama Tracy itu menawarkan untuk berjabat tangan dengan Kendall.
"Kau terlihat familiar, Tracy. Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Tanya Kendall heran.
HARRY's POV
Sial, wanita ini. Orang yang sudah membuat hubunganku dengan Kendall hampir kandas. Apa maksudnya dia datang kemari?
Aku bahkan tidak mengenal siapa dia, tiba-tiba dia datang dan mengajakku mengobrol.
Tiba-tiba aku merasakan lenganku diapit, "Harry, di sini kau rupanya." Oh, tidak. Aku harap Kendall tidak mengetahui wajah perempuan biadap di hadapanku ini.
Mereka pun saling berkenalan dengan perempuan ini tersenyum sok ramah pada Kendall.
"Kau terlihat familiar, Tracy. Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"
Habis aku.
Ku mohon jangan katakan bahwa kau wanita yang membuatku tidak sadarkan diri saat itu.
Oh, thank God dia menggeleng kepala.
"Hey, kau juga mengandung?" Tanya Kendall sambil mengelus perut Tracy.
Tracy tersenyum senang, "ya! Usia nya pun tidak jauh berbeda denganmu, Ken!"
"Woah.. how cool."
Ayolah, Tracy, pulang saja, aku benci melihat senyum itu.
"Um.. Ken, aku rasa aku harus kembali ke rumah. Ibuku sudah menunggu aku pulang."
Yes!
"Baiklah! Hati-hati di jalan, aku ke sana dulu, ya! Senang berkenalan denganmu." Kendall pun pergi ke arah teman-temannya, meninggalkan aku dan Tracy berdua lagi.
Tracy tersenyum licik ke arahku, "kau masih aman, Harry. Ingat, anakmu juga butuh sosok ayah." Ucapnya sambil menunjuk perutnya yang membuncit lalu pergi dari hadapanku.
Ya. Benar. Anak yang ada di dalam kandungan Tracy adalah anakku. Masalah apa lagi ini, Tuhan?!
***
"Ibu!" Ucapku sambil menahan tangan ibuku yang sedang lewat di hadapanku.
"Ada apa, Harry?" Tanyanya.
Aku mengatur napasku agar normal dan emosiku terkendali. "Kau yang mengundang Tracy?" Tanyaku perlahan.
Ibuku menaikkan sebelah alisnya, "Oh, ya! Memang aku yang mengundang Tracy."
Aku berdecak kesal, mengapa dengan mudahnya ia menjawab? Seakan tidak takut nanti Tracy akan mengacaukan segalanya.
"Awalnya Ibu mengundang ibunya, tapi karena dia sakit, jadilah Tracy yang datang. Dia juga mengandung ternyata." Jelasnya lagi.
"Kau tau siapa ayah dari anak yang di kandungnya itu?"
Ibu menatapku heran dan tampak berpikir sejenak, lalu menggelengkan kepalanya. Yang benar saja?!
"Anak itu adalah anakku, bu! Kau yang menjebakku juga saat itu!" Bentakku dengan berbisik, namun penuh penekanan.
Aku memutar bola mataku dan berbalik badan, meninggalkan ibu yang terpaku di posisinya.
Untung saja tamu sudah mulai pulang dan acara sebentar lagi akan selesai.Aku masuk ke kamar, mengunci pintu dan duduk di tepi ranjangku. Bahaya jika Kendall tahu siapa Tracy, aku takut emosinya tidak stabil dan membahayakan dirinya juga anak kami.
Pikiranku kembali pada Tracy dan kandungan sialannya itu. She's bitchy, so it could be someone else's kid, not me. I hope so. Tidak terbayang jika itu benar-benar anakku, Kendall akan sangat marah dan mungkin menjauh dariku.
"Harry? Kau di dalam?" Suara Kendall menginterupsi lamunanku.
"Y-ya!" Akupun berdiri dan membukakan kunci pintu agar Kendall dapat masuk.
Kendall memperhatikan wajahku sejenak sebelum merebahkan dirinya di ranjang. "Kau terlihat sedang gelisah, ada apa?" Tanyanya.
Aku menghampiri Kendall dan merebahkan diriku pula disisinya, "aku hanya lelah."
Ia tersenyum, membuat rasa bersalahku memuncak.
"Let's just get a rest, Babe. We're all tired." Ucapnya sambil memejamkan mata dan mendekatkan kepalanya didadaku.
Aku memeluknya sambil mengusap pinggangnya, dan dalam hati aku terus mengucapkan, I'm so sorry, My Love.
***
Dududu...
Spam komen boleh kok
Share
Trus vote wajib:)
![](https://img.wattpad.com/cover/153035692-288-k579884.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fight For Love
Fanfiction•SEQUEL• BOOK 2/2 OF PARTNER IN LOVE Tidak ada kisah cinta yang berjalan mulus. Seluruh dongeng kesukaanmu bahkan memiliki konflik yang berbeda-beda. Mungkin kau sudah melupakan masa lalu, namun itu tidak menutup kemungkinan bahwa masa lalu akan mel...