-abadi?!-

2.1K 285 17
                                    

Setelah ledakan itu mengecil dan reda akhirnya kami bisa melihat sesuatu yang terjadi.

"Sakit bukan?" Tanya anggota Akatsuki yang bernama Hidan dan aku menoleh ke arah Asuma yang juga terkena luka bakar.

"Apakah kau sekarang mengerti rasa sakit? Kau telah terjebak dalam kutukanku" teriak Hidan tertawa keras dengan sebuah tanda di tubuhnya yang tadi belum ada.

"Mari kita nikmati kesakitan bersama!!" Teriaknya.

'apa itu? Apa maksudnya?' pikirku gelisah, aku benar-benar tak mau berpikir aneh tapi sekarang jantungku berdebar sangat kencang seakan sesuatu yang buruk akan terjadi.

"Nahh sekarang mari kita mulai ritualnya! Aku sudah mempersiapkan banyak hal" tawa Hidan lalu mengeluarkan sebuah tombak besi yang runcing, Asuma berniat menyerang namun dengan cepat Hidan menusuk kakinya sendiri.

'kenapa dia menusuk kakinya sendiri?' pikirku, banyak sekali pertanyaan tapi tak ada satupun yang terjawab, lalu Asuma yang berlari tadi terjatuh dan kakinya berdarah.

Luka Asuma sama persis seperti luka Hidan di kakinya yang baru saja dia tusuk.

Author POV*
"Bagaimana? Sakitkan?!!!" Teriak Hidan

'aku mengerti....dia menusuk dirinya dan Asuma-sensei juga ikut terluka, dengan kata lain tubuh mereka terhubung.....tapi bagaimana bisa?' pikir Miki masih terdiam mengobati kakinya yang sakit.

'aku juga tidak bisa menyerang asal-asalan bisa jadi Asuma-sensei juga terkena'

"Hahaha! Bagian mana lagi yang kamu inginkan?" Hidan mencabut tongkat itu lalu tertawa.

"Disini kah? Atau disini kah? Pasti lagian kaki kedua akan lebih nikmat lagi" dengan darah yang masih menetes di tongkat runcing itu dia membawanya ke depan dada, yah itu adalah letak jantung berada.

"Atau harus kuakhiri sekarang?"

"Cepat hentikan itu dengan jurusmu Shikamaru, jangan gunakan serangan fisik" teriak Izumo sedangkan Miki berlari namun kali ini dia menutup katanya.

"MATILAH!" teriak Hidan sedangkan bayangan Shikamaru belum mencapainya.

"Tidak akan kubiarkan!!" Teriak Shikamaru bersamaan dengan Miki yang memeluk tangan Hidan dan menghentikannya selama 2 detik sehingga bayangan Shikamaru mencapainya.

Dan itu berhenti tepat waktu, hampir saja besi runcing itu menembus jantungnya, Miki masih berusaha menahan tangan Hidan karna bila itu hanya Shikamaru, tidak akan cukup untuk menahannya dalam jangka panjang.

'cara melepaskan Jutsunya biasa bila penggunanya mati atau penggunanya sendiri yang melepaskannya tapi kedua itu tidak mungkin terjadi...' Miki mencoba tenang sambil berpikir, apa yang akan dia lakukan disaat seperti ini sedangkan Hidan mulai memberontak dan perlahan jutsu Shikamaru melemah.

"Baiklah karna memakan waktu yang lama aku sendiri yang akan membunuh mereka" Kakuzu yang sendari tadi diam sekarang mulai bergerak, apa yang akan mereka lakukan dengan keadaan kritis ini, dan juga bala bantuan belum datang.

"Aku tak akan membiarkan uang-uang itu untuk kabur"

"Sudah kubilang mundurlah Kakuzu! Aku bisa menangani mereka sendiri" Hidan masih bersikeras untuk melawan kami sendirian.

"Kau pikir bisa...." Gumam Miki memegang erat Hidan, ingin sekali sekarang dia menebas leher pria ini tapi itu juga akan berdampak pada Asuma.

"Jangan meremehkanku!" Miki memaksa dan perlahan mata yang harusnya tak muncul disaat genting, kini muncul.

Patahan-patahan memori yang bermunculan di otak Miki membuatnya melemah, Satu kenyataan yang dilihatnya adalah kematian Gurunya, Asuma.

Dan juga melihat kelemahan musuh, disana diperlihatkan ingatan yang tiba-tiba muncul dan memenuhi otaknya.

ɴᴀʀᴜᴛᴏ x ʀᴇᴀᴅᴇʀ/ᴏᴄ [ꜱʜɪᴘᴘᴜᴅᴇɴ] Bagian 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang