-cakra angin-

2.7K 339 11
                                    

"Naruto!"

Karna Naruto tiba-tiba datang itu membuat Bajunya sedikit terbakar, dan dengan cepat ayahku melepas jutsunya

"Nah kau lihat tadi kan Miki? Seperti itulah, anggap saja seperti kompor, cara menyalakannya membutuhkan gas dan begitupula Cakra apimu yang membutuhkan Cakra, jika gas dibunuh maka api di kompor akan padam. Kau mengerti kan Miki?" Ucap Ayahku sepertinya penjelasannya sedikit bertele-tele tapi aku mengerti

'ah aku mengerti caranya sekarang' pikirku melupakan Naruto yang tadi hampir terbakar

Perlahan-lahan apiku muncul di telapak tanganku dan perlahan-lahan pula menghilang

"Akhirnya kau tau! Kau seperti jenius saja Miki!" Puji ayahku

"Hahaha aku ini anak siapa coba!" Balasku dengan bergaya sombong

"Anu sekarang apakah aku boleh berbicara" Naruto yang tadi terlupakan akhirnya mulai berbicara

"Ah?! Aku lupa! Naruto bagaimana keadaanmu?" Tanyaku dengan nada panik, yah aku beneran panik tapi kurasa itu sedikit telat

"Kupikir itu sudah terlambat Miki-chan....." Gumam Naruto Sweatdrop

"Baiklah apa yang membawamu kesini Naruto?" Tanya Ayahku juga penasaran apa alasannya sampai berani melompati kobaran api itu yang sudah jelas itu akan membakarnya

"Miki-chan kau pengguna angin kan? Bisa kau jelaskan Tentang Cakra angin?" Tanya Naruto

'ah ternyata alasannya itu toh! Apakah dia memiliki Cakra angin yang sama sepertiku?'

"Baiklah aku akan memberitahumu tapi....bukankah tak ada yang gratis Naruto?" Ucapku menutup mata dan menunggu respon darinya

"Ah? Itu! Baiklah nanti aku traktir" ucap Naruto sambil tertawa lebar

"Kau hanya ingin berkencan dengan putriku kan?" Tanya Ayahku dengan muka sebal, mengapa dia seperti itu

"Ahahaha....."

Normal pov*
"Miki ada janji mau makan malam bersama ibunya jadi kencannya batal" ucap Hisao nampak menjauhkan putrinya pada Naruto

'tak akan kubiarkan kau dengan mudah mendapatkan putriku' pikir Hisao

'paman sebentar lagi Akan kuambil Miki darimu, bahkan dia sendiri yang akan menolakmu dan lebih memilihku hahaha' pikir Naruto, nampaknya kedua orang itu sedang perang batin dengan mata sebagai penghubungnya

Hisao tidak rela kalau putri kesayangannya direbut oleh orang dengan mudahnya

"Pa, aku akan sebentar saja jadi tunggu aku di rumah dengan mama yah~ lagipula entah seperti apa nasib rumah sekaranga" setelah mendengar penuturan Miki, Hisao langsung berlari kembali ke rumah meninggalkan Naruto bersama Miki

"Dan, Naruto? Bisa kita mulai penjelasannya?" Ucap Miki sedangkan Naruto hanya mengangguk

"Pertama-tama aku butuh Katana.....ah Untung saja papa melupakan katanya di bawa pohon sana" Miki berlari mengambil pedang itu lalu kembali ke arah Naruto

"Pertama-tama bungkus Pedangmu dengan Cakra seperti ini" ucap Miki memperagakan sedangkan Naruto mengikuti setelah melihat Miki tadi

"Kenapa cakraku kelihatan berantakan tidak sepertimu?" Tanya Naruto

"Tentu saja, jika kau melapisi senjatamu dengan Cakra maka buatlah Cakra itu lebih tipis dan tajam" meski Miki menjelaskan dengan sederhana tapi Naruto masih saja tak mengerti

"Hah~ melihat ekspresimu nampaknya kau tak mengerti"

"Baiklah ambil pedang ini" Miki memberikan Katana itu pada Naruto

ɴᴀʀᴜᴛᴏ x ʀᴇᴀᴅᴇʀ/ᴏᴄ [ꜱʜɪᴘᴘᴜᴅᴇɴ] Bagian 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang