-pengejaran-

2.8K 465 3
                                    

"kalian bukan lagi ninja muda yang perlu dilindungi, suatu hari nanti kalian akan melampaui Kakashi-san dan melindungi Konoha" ucap Yamato kami menunduk lemah, benar yang dikatakannya kami tidak akan bisa dilindungi setiap saat karna itu kami harus mandiri

"Jika kita membiarkan Orochimaru pergi maka tidak akan ada kesempatan kedua untuk melacaknya dan bertemu langsung seperti ini, akan sangat sulit mendapat kesempatan seperti ini" ucap Yamato, aku lalu melirik Sakura kurasa sudah jelas dia memilih untuk menyelamatkan Sasuke daripada Naruto

Tapi bukankah itu tak adil, Naruto sudah bersamanya lebih lama tapi dia malah lebih memilih Cinta, aku ingin menyelamatkan Sasuke tapi membiarkan teman yang lainnya dalam keadaan seperti ini, bukanlah diriku

"Apakah kalian akan pergi? Bagaimana denganmu Naruto?" Tanya Yamato, Naruto lalu berdiri dengan sempoyong dan hampir jatuh tapi aku menahannya sedikit karna dia masih bisa menahan tubuhnya sendiri

"Tentu saja aku akan pergi!" Dengan senyuman khas Naruto dia membuatku senang, kami akhirnya bisa menyelamatkan Sasuke

Kami bergegas pergi dan menyusul jejak Orochimaru, Naruto masih nampak Linglung dan hampir menabrak cabang pohon

Aku melompat dan memegang salah satu cabang pohon Namun aku memilih tangan yang salah, luka di tangan kiriku masih terasa sakit dan akhirnya peganganku lepas

"Ahhh!!!"

Naruto yang berada di dekatku mencoba menggapai tanganku namun karna dia masih pusing akhirnya uluran tangannya tidak sampai dan akupun terjatuh, Sakura jauh di depan sedangkan Yamato tidak mungkin berhenti hanya untukku

"MIKI-CHAN!!" Teriak Naruto, tiba tiba aku merasa tubuhku di tangkap dan ternyata itu adalah Yamato, kupikir dia tak akan berhenti untukku karna melacak Orochimaru adalah yang paling penting

Aku turun dari gendongannya dengan sempoyong, aku benar benar lupa mengobati lukaku, sebenarnya lukaku sudah diobati oleh Sakura namun aku rasa dia tak bisa menetralkan Cakra Kyubi yang menyentuh kulitku dan menjadi racun

"Kau baik baik saja Miki-chan?" Tany Naruto

"Maaf Miki! Aku tak bisa mengobati lebih..." Ucap Sakura

"Ah, tidak masalah, aku bisa mengobati lukaku sendiri, lagipula aku itu kuat jadi aku bisa mengobatinya di jalan, bukankah mengikuti jejak Orochimaru lebih penting" aku melirik Yamato, yang nampak berpikir entah apa yang dipikirkannya

"Tapi Miki-chan mengapa dengan tanganmu? Apa yang melukainya?" Tanya Naruto serius menatapku

"Ini...hahaha hanya luka biasa, aku mendapatkannya saat mencoba menyerang Orochimaru Haha kau taukan bahwa aku ceroboh akhirnya aku mendapat luka ini" ucapku tertawa, mencoba menutupi kebohonganku

"Jika luka kecil harusnya bisa disembuhkan oleh Sakura-chan, mengapa masih sakit?" Ucap Naruto lagi, aku masih menghayal jawaban apa yang akan aku berikan padanya kali ini

"Baiklah kita istirahat disini" ucap Yamato

"Tidak! Aku baik baik saja! Bukankah Anda bilang ingin bergegas cepat? Mari lanjutkan perjalanannya aku akan mengobati lukaku di perjalanan" bantahku lalu mencoba berdiri namun Naruto menahanku

"Miki-chan jangan memaksakan diri, saran kapten Yamato sangat tepat, lagian ada Sakura-chan yang akan membantumu mengobati luka, diakan ninja medis dan memiliki kekuatan super" ucap Naruto memegang pundakku namun nampaknya ada iblis yang mengeluarkan aura membunuh di belakangku

"Apa maksudmu dengan kata 'super' itu?" Ucap Sakura mengepal tangan dan bersiap memukul

"Tunggu.... Sakura-chan....." Naruto mulai mundur, namun sia sia saja akhirnya dia mendapat pukulan yang 'super' itu

Mereka bertiga menjauh dariku entah apa yang mereka bisikan tapi aku tak terlalu peduli untuk sekarang aku harus fokus agar tak menjadi penghalang namun luka ini sembuhnya lambat sekali padahal ninja medis ku lumayan hebat

Kami membaca tentang buku Sai namun nyatanya itu hanyalah gambar dari dua orang yaitu Sai dan kakaknya namun di tengah buku itu dia belum menyelesaikan gambarnya membuat kami penasaran

"Baiklah aku selesai" ucapku lalu berdiri dan kami mengikuti bayangan Yamato sampai ke markasnya, kami melacaknya dan akhirnya menemukannya di sebuah ruangan

"Seperti yang diharapkan oleh Anbu Hokage" ucap Sai masih tersenyum Naruto yang geram langsung mencengkram erat kerah baju Sai

"Mengapa kau menghianati kami?!!" Teriak Naruto

"Lebih baik kau tak ribut atau situasinya akan makin kacau" ucap Sai

"Sialan ka..."

"Naruto" panggil Sakura menghentikan Teriakan Naruto

'seperti biasa dia selalu berisik tanpa mempertimbangkan keadaan kita sekarang' pikirku menatap Naruto, untung saja Sakura selalu mengajarinya

"Ah?! Ini milikmu bukan...? Sai" ucapku menyerahkan buku bergambarnya dia lalu menatap buku itu lalu mengambilnya

"Terima kasih" ucapnya

"Jadi katakan apa yang coba kau lakukan?" Ucapku menatapnya dengan serius

"Misimu yang diperintahkan oleh Danzou....bukan?" Ucap Sakura

"Kalian bersekongkol untuk menghancurkan Konoha" ucap Yamato, kami menyudutkannya, dia lalu terdiam

"Baiklah, sepertinya juga misiku gagal, Danzou-sama memang berniat menghancurkan Konoha dengan bantuan Orochimaru!" Ucap Sai

"Baiklah lanjutkan! Jangan berani melangkahi satu katapun!" Ancam Yamato dengan kunai

"Kami berniat menghancurkan Konoha dengan bantuan Orochimaru, namun dia pasti akan menghianati kami jadi aku disuruh menjadi mata mata agar bisa mengendalikannya nanti" ucap Sai

"Kalau begitu akan banyak korban jiwa! Apakah kau tak mengerti apa yang sedang kau lakukan Sai!!" Teriak Sakura

"Yah lalu memangnya kenapa? Percuma kalian memberitahuku, aku hanyalah sebuah kaki tangan Danzou, juga nama Sai hanyalah nama saja!" Ucap Sai masih dengan senyum palsunya

'bukankah kau akan mencoba untuk tersenyum tulus?' pikirku menatap Sai

"Tapi Sai! Kau juga manusia! Pasti memiliki sebuah perasaan bukan?" Ucapku dia nampak bingung

"Aku tak memilikinya, aku hanyalah sebuah boneka yang hidup dengan sebuah misi" ucapnya, hatiku serasa sedih, bagaimana bisa dia berkata seperti itu, masa lalu apa yang dia sembunyikan

"Buku itu! Kedua anak laki laki itu! Kau dan saudaramu bukan? buku ini sangat berarti bukan? Itu menandakan kau masih mempunyai emosi, tidak ada Manusia yang bisa membuang emosi mereka sepenuhnya, saat aku menyerahkan buku itu kau menerimanya dan berkata 'terima kasih' dan wajahmu menunjukkan ekspresi lega bukankah itu namanya kau masih memiliki emosi" ucapku

"Bagaimana bisa kau mengatakan itu hanya dengan bukti sebuah buku kecil ini?" Ucapnya dengan wajah datar

"Karna buku ini pertanda bahwa kau seorang adik! Kau tak mau memutuskan Tali persaudaraan mu dengan kakakmu bukan? Maka dari itu buku ini sangat penting bagimu" ucapku dia nampak membulatkan mata

"Kau berasal dari Anbu root bukan? Berarti kau menjalankan sebuah latihan Khusus seperti desa kirigakure" ucap Yamato membuat Sai tertegun

"Maaf tapi aku sudah melihat isi buku itu" ucap Yamato lagi membuat kami terdiam

"Kau.....membunuh kakak...."

"Tidak!" Ucap Sai memotong ucapan Yamato

"Harusnya buku ini menjadi hadiah tapi saat hampir menyelesaikannya, kakakku mati karna penyakit" ucap Sai menatap Buku di tangannya




Selesai.

Jangan lupa votenya yah~

Coba pikirkan deh, author bikin cerita siang dan malam, yang baca 100 orang dan yang dukung dengan Vote hanya 20 orang Lalu 80 orangnya itu kemana🤔

Dukung Author dengan votenya dong teman-teman dan para pembaca sekalian, kan votenya gampang lalu bisa meningkatkan semangat author 😁

Jadi intinya jangan lupa berikan cerita Author sebuah bintang kecil di sudut kiri

ɴᴀʀᴜᴛᴏ x ʀᴇᴀᴅᴇʀ/ᴏᴄ [ꜱʜɪᴘᴘᴜᴅᴇɴ] Bagian 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang