-Persiapan perang-

2.3K 329 53
                                    

Mereka akhirnya kembali disambut tim Shikamaru, wajah-wajah mereka nampak lesu dan tak bertenaga

"Aku sudah mendengar kabar dari ayahku, kudengar Sasuke bergabung ke Akatsuki" ucap Shikamaru

"Yah, kami juga sempat terlibat perkelahian"

"Maksudmu..kau dan Sasuke?!" Pekik Ino dan Naruto mengangguk.

"Biarkan aku membawanya!" Shikamaru, meminta Miki yang sedang tidur di gendongan Naruto, Naruto tidak mau memberikannya tapi dia memang lelah jadi dia serahkan pada Shikamaru.

Shikamaru menggendong Miki ala bridal style, menatap lekat wajah Miki lalu mengangkat poninya dan mengusap Sebuah goresan kecil di keningnya.

'wah, dia benar-benar menjadi rebutan, bahkan Sasuke juga terpikat olehnya' pikir Karin, sepanjang perjalanan pria-pria itu bersaing untuk menggendong seorang Gadis.
.
.
.
.
.
Pertemuan para Shinobi muda, dimana semua teman-teman Miki hadir disana, membahas sesuatu tentang Sasuke.

"Jadi, aku ingin kalian membiarkan aku mengatasi Sasuke" ucap Naruto namun di tentang keras oleh Tenten dan semua orang.

"Apa kau pikir kami akan menyetujui itu?" Ucap Tenten

"Yah, jangan biarkan keras kepalamu menghancurkan semuanya, Naruto" ucap Shino.

"Padahal kami Semua sudah setuju untuk membunuh Sasuke! Dan lagi Sasuke pasti kelelahan setelah bertarung dengan Danzou harusnya lebih mudah untuk membunuhnya saat itu" ucap Kiba

"Itu tidak mudah! Madara ada disana!" Pekik Sakura

"Naruto, kau tidak bermaksud mengambil alih lalu melindungi Sasuke dengan cara seperti ini kan?" Ucap Shikamaru.

"Tidak, aku sama sekali tidak ada niatan untuk melindunginya" balas Naruto

'uhmm sepertinya aku akan diamuk kalau aku memberitahu mereka bahwa aku menyembuhkan Mata Sasuke.....gawat! Ini sangat gawat~' pikir Miki bercucuran keringat dingin

"Pokoknya sekarang tidak ada yang boleh melawan Sasuke!" Ucap Naruto setelah berpikir panjang.

"Apa maksudmu?" Tanya Neji

"Hanya aku yang bisa melawannya, itu yang kumaksud"

"Tapi itu sama sekali tidak menjelaskan apapun!" Pekik Tenten.

"Jelaskan lebih rinci, apa yang terjadi?" Tanya Neji lagi.

"Aku akan memberitahu kalian saat waktunya tiba" ucap Naruto membuat Kiba jengkel.

"Yah jadi begitulah, serahkan saja padaku" Naruto pergi meski beberapa kali dipanggil oleh teman-temannya.

Miki akhirnya memilih pergi untuk melihat kondisi Tsunade, dan menyembuhkannya

Saat Miki dalam perjalanan menuju tenda Tsunade dia melihat Kakashi bersama Guy, dan sedang menyanyikan lagu Janken (batu, gunting, kertas) sambil menggoyangkan pinggul mereka.

"Ada apa dengan gaya bodoh itu" gumam Miki, melihat kedua orang itu sedang berbicara dan melakukan gerakan bodoh, hingga akhirnya Guy menunjuk patung Hokage dan mereka pun mulai berlari.

'a-apa yang mereka lakukan sih? Benar-benar deh' pikir Miki melanjutkan perjalanannya, tadi sepertinya dia melihat sebuah ilusi.

"Bagaimana keadaan Tsunade-baasan?" Miki membawa sekotak obat-obatan dan menghampiri Sizune yang mungkin tidak pernah tidur akhir-akhir ini.

"Sizune-san pergilah istirahat sebentar, aku akan disini menemani Tsunade-basan" Sizune lalu berdiri dan berjalan keluar, wajahnya benar-benar pucat dan lingkaran hitam dimatanya benar-benar tebal.

"Tsunade-basan, jika Tsunade-basan tidak bangun maka Kakashi-sensei akan menjadi hokage selanjutnya, kami akan kehilangan Sensei kami dan kami tidak bisa menjalankan misi bersamanya lagi"

"Cepatlah bangun, perang Dunia Shinobi akan tiba, Konoha membutuhkan anda" Miki seperti berbicara sendiri tapi perkataannya menjadi kenyataan, Tsunade perlahan membuka matanya.

"T-Ts-Tsunade-baasan!!!!????" Pekik Miki, lalu dia memanggil semuanya

Sizune menangis histeris lalu memeluk Tsunade dengan erat, Miki juga terharu dan akhirnya menangis, berita gembira ini dengan cepat tersebar ke seluruh desa, semuanya bersorak ria.

Setelah Tsunade Sadar yang dia minta adalah makanan, sudah bertumpuk-tumpuk bekas piring yang digunakan untuk menyajikan masakan, persediaan makanan untuk Hokage juga sudah mulai Habis dan dia masih meminta Lebih.

"Saya akan pergi dan meminta persediaan makanan lagi, jadi istirahatlah sejenak" ucap Sizune namun Tsunade menatap tajam Tonton.

"Ini tidak boleh!!! Anda tidak boleh melakukan itu!!" Teriak Sizune menyembunyikan Tonton.

"Apa maksudmu?"

"Eh" kami berbalik dan ternyata di belakang ada Kakashi.

"Aku sangat lega, aku hampir dipilih menjadi Hoakge. Jujur saja bahwa aku sangat tidak cocok menjadi Hokage" ucap Kakashi

"Tapi tidak kusangka Tsuchikage dan Raikage bisa bekerja sama" ucap Tsunade

"Yah, itu sudah membuktikan keadaan kita sekarang"

"Baiklah, beritahu pada Semua orang! Rapat akan segera dimulai" perintah Tsunade.
.
.
.
.
.
Miki berjalan menelusuri jalan yang ramai, sesekali dipanggil oleh orang-orang, dia menghampiri Shikamaru yang berdiri sendiri.

"Ada apa? Kenapa melamun?" Tanya Miki menepuk pundak Shikamaru.

"Mengagetkan saja"

Saat mereka sedang asik berbincang Naruto dan Seorang Wanita saling mengejar. Dari cara berbicara wanita itu nampaknya adalah Konohamaru.

"Pahlawan desa yah..." Gumam Shikamaru, tersenyum melihat Naruto.

"Yah, sekarang dia sudah menjadi pahlawan desa, ngomong-ngomong aku memang mencarimu tadi"

"Jadi ada apa? Tumben kau memakai rompi Jounin yang tidak kau sukai" Tanya Shikamaru.

"Tsunade-Sama akan melakukan rapat, sebagai Jounin kita berdua juga akan mengikuti rapat itu" Miki mengajak Shikamaru pergi.

"Itu terdengar merepotkan"

"Itu tidak merepotkan, ikut aku" Miki menarik tangan Shikamaru, Senyum tipis terukir di wajahnya.

'kalau itu kau, tidak akan membosankan'

"Jadi apakah semuanya disini? Kita akan membicarakan tentang Perang dan strategi" Tanya Tsunade

"Pertama kumpulkan cadangan senjata ninja dan peralatan makan, kita harus membagi Shinobi kita menjadi bagian utama dan bagian bantuan, dan menentukan bagaimana kita membangun pasukan dalam bagian yang maju ke Medan pertarungan!"

"Bawakan daftar lengkap Shinobi kita!" Ucap seorang petinggi Konoha, merekapun bergegas mengambil daftar Shinobi serta daftar perlengkapan yang ada, desa sudah kacau sekarang terjadi peperangan lagi.

"Jadi ini perang, ternyata harus terjadi perang lagi" ucap Shikamaru.

"Yah, itu akan menjadi perang yang besar" balas Miki.

"Kalian memang diundang ke rapat ini, meski Umur kalian masih muda, tetap buka telinga dan jangan lewatkan apapun" ucap Ayah Shikamaru

Miki POV*
Setelah rapat, aku kembali ke rumah, yah rumah keluarga Utsuyuri baru saja selesai dibangun, dan mungkin ibu sedang bersih-bersih disana, aku akan membantunya.

"Aku pulang!"

"Selamat datang!" Teriak Ibuku dari dalam, ruangannya benar-benar berantakan.

"Mama sedang bersih-bersih? Biar kubantu!"

"Baiklah, Miki bantu mama memindahkan Sofa ini" ucap Fujiko

Akhirnya mereka membersihkan Rumah dan menata kembali perabot seadanya, sekarang mereka kekurangan alat makan dan alat rumah tangga karna kejadian hari itu.

'perang sebentar lagi akan terjadi, aku harap bisa kembali dalam keadaan Hidup....'

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TO BE CONTINUED.

ɴᴀʀᴜᴛᴏ x ʀᴇᴀᴅᴇʀ/ᴏᴄ [ꜱʜɪᴘᴘᴜᴅᴇɴ] Bagian 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang