-Kehilangan Teman-

2.2K 331 44
                                    

Saat Miki terjatuh Neji menangkapnya sedangkan Lee menangkan Tubuh Kiba.

"Miki-chan kau baik-baik saja?" Tanya Hinata namun perhatiannya teralihkan pada sosok yang terbaring di gendongan Lee.

"M-maaf.....Kiba....hiks, Kiba.....dia telah tewas saat bertarung dengan Obito! Ini semua karna jika dia tidak ikut..."

"K-kiba ..... Tewas ....?!" Pekik semuanya, Akamaru menghampiri Tubuh Kiba, menjilatinya dan menggonggong keras.

"Hiks....itu, semua karnaku! Jika dia tidak ikut bersamaku mungkin dia tidak akan mati..."

"Miki-chan jangan salahkan dirimu" ucap Hinata meski dia juga menangis, tentu saja Karna Kiba adalah teman Timnya yang paling akrab dengannya.

"Aku salah Hinata! Aku lemah dan Kiba berkorban demi aku, kenapa semuanya....melindungiku, biarkan saja aku yang mati"

"Miki apa yang kau katakan! Kiba pasti kecewa Ketika mendengar itu! Kau tidak menghargai pengorbanannya!!!" Teriak Sakura dengan Berlinang air mata.

"Sakura....."

"Kematian tidak bisa dihindari, jangan lemah Miki!!! mungkin berikutnya kau atau aku tidak ada yang tau!"

"Miki-chan......apa Kiba mengatakannya padamu?" Tanya Hinata, aku tau maksudnya.

"Yah.....dia mengatakannya disaat-saat terakhir, dia masih sempat tersenyum padaku meski dia sudah sekarat...."

"Hinata maaf......"

"Kenapa Kau meminta maaf? Miki-chan, itu bukan salahmu"

'maaf aku benar-benar minta maaf untuk semua yang aku sebabkan, kupikir aku bisa menyelamatkan Neji dan Itu memang berhasil tetapi sebagai gantinya ayah dan Kiba tiada karna kecerobohanku'

"Hoe lihat!! Sepertinya Obito mendapat Luka yang serius" teriak Chojj

"Kiba....aku benar-benar minta maaf"

Semua mengelilingi Tubuh Kiba, menunduk dan menangis, sementara Obito juga sedang mengobati lukanya, dia menyambung tangannya dengan Bagian tubuh Zetsu.

"Naruto?!" Naruto terjatuh, sepertinya dia kehabisan Cakra.

"Miki-chan berhentilah menangis" Hinata mencoba menghiburku meski dia pasti yang paling terluka daripada aku.

'dia mengiburku....sementara dia juga sedang bersedih'

"Kau mengatakan itu Hinata, tetapi lihatlah kau juga menangis"

Kami membaringkan Tubuh Kiba Dekat Tubuh ayahku berserta tubuh ninja yang gugur di Medan perang, seperti alurnya Sakura langsung mengobati Naruto.

"Sakura Obati saja Naruto, kami akan melindunginya" ucapku, maju ke depan. Setidaknya Aku bersyukur Bahwa Cakraku cepat pulih.

"Miki-chan....."

'aku tidak ingin terus dilindungi, jangan berkorban untukku karna itu hanya akan meninggalkan beban berat yang tidak bisa Ku angkat'

"Semuanya, satukan kekuatan! Sebentar lagi akan ada Bijuu Dama yang ditembakkan kemari" ucapku, mereka semua langsung kaget.

'yah, itu bukan omong kosong. Karna aku sudah mengingat semuanya, tidak ada yang terlewat kan'

'siapa yang peduli tentang Alur cerita? Disini aku hidup, bukan sekedar singgah. Dan aku akan melakukan apa yang aku mau tanpa mengambil tempat orang lain'

'aku...ingin bertemu para kage....'

"Semuanya, bagi pengguna Doton tolong buat Lingkaran untuk mengelilingi karna efek ledakannya Akan mengenai kita jika tidak membuat lingkaran, tetapi sisakan sedikit celah di depan sini" aku menunjuk Arah Juubi akan melancarkan Bijuu damanya

"Ap-apa maksudmu?!!" Tanya mereka.

"Bukankah sama saja membiarkannya Masuk?" Mereka mulai mengoceh, mungkin karna ketakutan

Mereka ragu tetapi menurut, yah tidak ada alasan untuk tidak menolak, karna mereka tau aku bisa melihat masa depan.

"Aku....akan memotongnya" aku menyeringai, aku tidak akan bersembunyi. Jika aku bisa aku ingin melakukannya, ini dunia keren yang tak pernah kusadari dulu karna tidak mengingat apapun ternyata setelah mengingat semuanya aku tau.

'mungkin karna Syok atas kematian papa, aku mengingat semua yang telah kulupakan. Mungkin sejauh ini memang alurnya berubah tetapi itu berubah karna adanya diriku, itu berarti aku benar-benar hidup disini. Aku senang'

'tetapi bukan berarti aku mau mengubah akhir dari cerita ini, biarkan mereka bahagia seperti ceritanya dan aku akan berhenti menjadi ninja lalu membantu Mama bekerja'

Semua Ninja Mulai melakukan Segel tangan untuk doton tanpa terkecuali, dengan Kemampuan Ino yang mengirim informasi langsung ke dalam pikiran mereka.

"Doton: Doryuheki!" Semuanya serempak membuat doton meski sangat lemah, dan mengelilingi semuanya lalu tak lupa juga mereka menyisakan satu celah untukku.

"Miki....apa yang mau kau lakukan...?" Tanya Shikamaru

"Apa lagi? Aku akan memotongnya" balasku.

"Itu beresiko tinggi Miki, jangan lakukan!!" Teriak Neji, dia yang selalu bersikap tenang sekarang mengkhawatirkanku.

"Klan Utsuyuri memang hanya tersisa aku seorang, bukan berarti keturunan Utsyuri lemah hanya karna tersisa satu orang, akan kubuktikan"

Aku maju, melihat Bijuu dama berwarna Merah kecoklatan yang sungguh besar, disini akan ada dimana Minato datang lalu memindahkan Bijuu dama tetapi aku juga ingin mengambil peran dalam peperangan ini, aku tidak mau dilindungi terus.

'utsuyuri kah......aku mengatakan itu tetapi aku juga tidak yakin apakah aku bisa?'

Bijuu dama itu berhasil di tembakkan, aku membuka pedangku lalu mengumpulkan Cakra pada mata pedangnya hingga sangat banyak.

Crack
Suara retakan dari pedangku karna baru kali ini aku menyalurkan Cakra yang banyak, Sekarang pedangku sudah siap dan membara dengan api biru.

Crack!
Pedangku lagi-lagi retak, kurasa jika aku menahannya terlalu lama maka pedang ku akan hancur sebelum aku meluncurkan serangan ini.

Bijuu dama itu mendekat, dan jarak yang sangat bagus untuk membelahnya, aku menaikkan pedangku ke atas lalu membelahnya, dalam beberapa detik bola itu terbelah menjadi dua namun karna Cakra yang kukeluarkan terlalu banyak akhirnya itu membelah sebuah Gunung yang jauh dari kami, harusnya itu juga bisa mengenai bijuu tetapi dia menghindar hingga hanya Satu ekornya yang terkena.

"Hebatttt!!!!!"

"Anda sangat keren Miki-san!!!!"

"Berhasil!!!"

"Siapkan diri kalian untuk ledakannya" ucapku, mereka semua langsung terdiam.

Aku berlari masuk ke dalam lingkaran Doton yang berlapis itu dan benar saja ledakannya sungguh dahsyat hingga membuat semua dotonnya satu per satu hancur.

Tetapi saat ledakannya belum reda muncul satu Bijuu dama lagi yang mendekat ke arah kami.

"I-itu serius?!!"

"Bohong....."

"Kita akan mati kalau begini!!!!" Meski berbeda Dari alurnya tetapi tentu saja kita akan selamat karna Si kilat kuning akan datang.

"Tenang, semuanya akan baik-baik saja" mereka mulai diam sambil menutup Mata dengan Keringat dingin, meski masih ragu tetapi mereka percaya.

"Sepertinya, kau mengetahuinya yah.... Miki-chan" ucap Naruto, aku berbalik menatapnya dan tersenyum sebagai balasan.

Saat Bijuu dama itu hampir mengenai kami, Bijuu dama yang sangat besar tadi menghilang.

"Hilang?"

'pantas saja disebut 'si kilat kuning' dalam sekejap mata dia melakukan itu' pikirku kagum.

Saat sibuk terkagum-kagum tiba-tiba kunai Mendarat di dekatku, dan Dia tiba.

"Apakah aku terlambat?"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TO BE CONTINUED.

ɴᴀʀᴜᴛᴏ x ʀᴇᴀᴅᴇʀ/ᴏᴄ [ꜱʜɪᴘᴘᴜᴅᴇɴ] Bagian 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang