59.Guyuran Hujan Dan Kabut Tebal

10 6 0
                                    

59.GUYURAN HUJAN DAN KABUT TEBAL

Hari sudah mulai siang, sinar matahari terhalang oleh awan putih yang tebal, di tambah kabut yang mulai turun membuat suasana semakin sejuk.

"Foto'in gue" Sela Krisma.

"Oke" Dean memotret sekilas Krisma di sebelah pohon natal yang ada di depan gedung pameran.

"Nih"

"Thank you"

"Lo ngak apa apa foto di sebelah pohon itu" Tanya Elma.

"Ya ngak masalah lah, noh yang lain aja pada foto, ini kan area selfie zone umum" Jawab Krisma.

Dean kembali duduk di sebelah Fita, entah kenapa Dean merasa tidak semangat saat di sini.

"Dean lo kenapa" Tanya Ristha.

"Enggak apa apa"

Dean pun mengeluarkan ponsel nya dan memberi kabar seseorang.

Kak AlvaArr:

P

Apa?

Lagi ngapa'in?

Ngumpul sama temen, gimana tour-nya seru ngak?

Biasa aja, males, ngak tau kenapa mood aku turun

Jangan gitu dong, itu kan kenangan akhir tahun lo, kenapa lo malah ngak semangat

Males aja, ya gimana y, ntar kalo ak pulang tak cerita'in deh panjang bahasan nya

Iya iya, intinya lo harus nikmatin semua perjalanan nya oke

Hmm, ok ak off dulu

Dean menutup ponsel nya dan menaruhnya di tas. Dean mulai bingung dengan hadiah akhir tahun yang akan ia berikan ke Alva.

"Apa ya, gue ngak tau apa yang sekarang dia suka" Gumam Dean lirih.

Pukul sepuluh, Dean dan yang lain kembali ke bus mereka, karena mereka akan meneruskan perjalanan ke tujuan selanjutnya.

"Yan, lo duduk sebelah sini" Sela Elma.

"Kenapa"

"Ngak apa apa, gue pingin ngobrol aja sama Fita" Dean pun menghela napas nya.

Ia tau disini Elma mencuri kesempatan untuk alih perhatian Fita dan Ristha yang sedari tadi peduli dengan Dean.

Elma memang sebenarnya tidak terlalu suka dengan Dean, ia hanya memanfaatkan nya untuk cuma di ajak duduk bersama. Dean sudah paham dari awal.

"Loh kok pindah tempat" Sela Krisma.

"Iya, pingin aja" Jawab nya.

Dean hanya diam, ia tidak peduli dengan jawaban Elma yang sebenar nya bohong.

Bus mulai berjalan, mereka mulai berangkat menuju tempat wisata kedua.

Disini Dean hanya diam, ia terus memandang ke arah luar jendela, entah apa yang ia pikirkan.

Kling...

Dean melirik ke arah ponsel nya yang sedari tadi ia pegang.

Dean tersenyum saat mengetahui siapa yang memberi nya kabar.

DEVA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang