20.Kelas Sembilan

25 12 7
                                        

20.KELAS SEMBILAN

Dean berjalan ke kelas nya dengan keadaan kurang baik. Badan nya panas, kepalanya sedikit pusing.

Semalam dia baru saja muntah muntah karena salah memakan makanan, dan pagi ini ia paksakan untuk sekolah, walau pun sempat ribut dengan sang mama.

Sesampainya di kelas Dean langsung duduk dan menidurkan kepalanya di atas lengan. Dia memejam kan matanya yang terasa panas.

Dia mendengar ada seseorang yang masuk tapi dia acuh saja, dia tetap menutup matanya dan berusaha tenang.

Sampai pada akhir nya teman teman nya datang.

"Assalamu'alaikum" Ucap Fita saat ia masuk.

Dean pun menjawab dengan posisi yang masih utuh.

"Yan lo kenapa" Tanya Salma yang ternyata sudah berangkat.

"Gue lagi ngak enak badan, kepala gue pusing" Jawab nya lemah.

"Lah kok malah berangkat"

"Iya ngak masalah lah, asal gue masih kuat"

"Tapi kalo ntar lo gimana gimana" Sahut Relia khawatir.

"Ngak, ngak apa apa gue bawa obat kok"

"Ouh ya udah lo istirahat aja apa mau gue anter ke UKS" Tawar Salma.

"Ngak usah, gue bisa tenang kok disini" Dean pun kembali menenggelamkan wajahnya.

Jam pertama pun berdering, terasa sangat sepi sekali, ujian pun di lakukan dengan sangat ketat, adik kelas dilarang membuat keributan dan di perintah untuk tidak berisik.

Dean mengikuti mapel dengan sangat terpaksa, dia memaksakan dirinya untuk tetap terlihat baik baik saja, walau pun pada akhir nya malah tambah pusing.

Di tambah mapel pertama adalah matematika, kepala Dean makin terasa pusing, dan berat. Tapi dia tetap menahan nya hingga bel istirahat berbunyi.

Saat bel berdering lirih, seluruh siswa di minta tidak mengganggu kakak kelas sembilan yang sedang uji coba materi.

Seluruh siswa berjalan ke kantin. Tapi tidak dengan Dean dan teman nya, dia masih tetap di dalam kelas, dan setia menemani Dean.

"Kalian ngak ke kantin" Tanya Dean.

"Ngak, kalo kita ke kantin lo sendirian lagi" Jawab Salma.

"Ya elah gue ngak apa apa kali, lagian kalian ke kantin kan sebentar kenapa harus khawatir sama gue"

"Ya ngak masalah, kita aja masih males jajan kok" Sahut Hisyel.

"Terserah kalian aja lah, tapi kalo ada yang mau ke kantin ngak apa apa"

"Ngak, ngak masalah Dean" Sambung Fita lalu di angguki oleh Riana.

Sekitar jam sepuluh bel ujian berdering menandakan bahwa mereka di perbolehkan untuk keluar dan istirahat.

Dean sedang diam di dalam kelas, mapel kali ini kosong karena guru bahasa Indonesia sedang mengawasi peserta try out.

Dean melirik ke luar kelas, dia melihat Alva sedang berjalan membawa tasnya bersama Putri.

Dia terlihat berbeda dari biasanya, dan ia pun masih setia mengenakan topi seperti hari kemaren.

Dia pun mengenakan nametag yang ia kalung kan di lehernya dengan tali berwarna merah.

Dean masih terus memandang nya hingga dia menemukan jawaban dari ke anehan itu.

"Pantes aja agak beda, sepatu nya baru, hihi dasar kak Alva" Batin Dean dalam hati.

DEVA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang