93.SELAMANYA
"Dean"
Ia pun menoleh kebelakang dan melihat seseorang mengenakan hoodie putih, kaos biru dan celana hitam.
Dean terdiam beku seakan tak bisa bersuara, ia kaget dengan seseorang yang kini ada di depan nya.
Dia tersenyum, "hei apa kab-"
Belum selesai ia berbicara, Dean langsung lari dan memeluk nya erat.
Ia langsung menumpah kan kesedihan nya selama ini saat tau ternyata dia bertemu dengan seseorang yang sangat ia rindukan dari dulu, dan dia adalah Alva.
"Kangen ya" Ujar Alva membalas pelukan Dean.
Dean hanya mengangguk dan menangis dalam pelukan Alva.
"Hei udah dong jangan nangis, malu kamu kan udah dewasa jangan cengeng"
Hati Dean merasa bahagia, hal yang tak terbayang dari dulu akhirnya bisa terjadi hari ini, Dean pikir dia tidak akan bertemu Alva lagi sampai kapan pun.
"Udah...udah jangan nangis, malu tau di liatin orang" Sela Alva berbisik.
Alva menyandarkan dagunya di atas kepala Dean dan berkata, "Dean, kita kan udah ketemu, udah jangan nangis"
Alva sedikit merasa bersalah dengan Dean, ia memikirkan bagaimana perasaannya sekarang.
"Dean coba liat aku sekarang" Dean menggeleng dan masih terus memeluk nya.
"Kenapa ngak mau, hmm ini aku Alva"
Dean masih tetap mendekap Alva, ia benar benar merindukan nya dan disaat yang tepat dia akhirnya bisa bertemu.
"Dean, kalo kamu ngak mau bicara, udah jangan nangis, cukup ngak ada yang perlu di tangisin disini, malu lah kamu udah dewasa Dean"
Dengan suara serak Dean menjawab, "ngak ada yang perlu di tangisin kata kak Alva"
"Iya lah, sekarang kita kan udah ketemu, hmm apa yang perlu di tangisin" Jawab Alva sembari membelai rambut Dean.
Dean pun akhirnya melepaskan pelukan nya dan menunduk, "asal kak Alva tau, aku pikir kita udah ngak bakal ketemu lagi"
"Seyakin itu kamu" Sela Alva.
"Habis nya waktu itu aku kerumah kak Alva, tante Tiara bilang kak Alva udah ngak bakal balik ke Indonesia lagi"
"Terus"
"Ya aku..., coba kakak bayangin aja rasanya gimana, hampir lima tahun aku coba relain kak Alva, ikhlasin kak Alva buat yang lain tapi aku tetep gagal, aku bahkan hampir nyerah untuk kak Alva"
Alva tersenyum, ia sangat sangat merasa bersalah dengan Dean, ia seharus nya tidak mengambil keputusan yang salah waktu itu, dia hanya terlalu emosi untuk memikirkan soal Dean.
"Maaf, aku pikir kamu bener bener marah waktu itu, waktu kamu terakhir ketemu aku di supermarket aku kira kamu udah berusaha lupa sama aku, kamu udah lupain aku gitu aja, jadi aku minta maaf sama kamu Yan, aku salah" Ucap Alva.
"Waktu itu pikiran aku ngak tau bagaimana sampai aku memilih buat ninggalin kamu, tapi jujur aku nyesel Dean" Lanjut Alva.
Dean mendongak menatap Alva, "aku minta maaf Dean, aku tau aku salah aku juga udah buat kamu kecelakaan waktu itu, maaf" Sela Alva lagi.
Dean mengangguk, "sakit sih rasanya, tapi aku tetep maafin kak Alva, aku juga minta maaf waktu itu aku udah usir kakak dari rumah sakit"
"Ngak apa apa, itu bukan masalah, makasih juga dulu kamu udah kasih aku satu kesempatan lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVA [REVISI]
Dla nastolatkówSejak saat kejadian itu, nama mu selalu terukir di kepala ku, membuat semua tertuju pada satu nama yaitu nama mu -Qhillastika Ardean Marisha- Perubahan itu pasti ada, entah kapan akan berawal itu pasti ada di dalam hidup kita -Alva Arrayan- ...