78.CELAH MEMORI DEAN
Satu bulan berlalu sangat cepat, kini Dean sudah akan menghadapi ujian kelulusan nya yang kurang lebih tinggal 10 hari lagi.
Dean masih tetap bertahan menjadi generasi, walau ingatan nya sedikit memudar, tapi dia tidak lupa akan peringkat nya di sekolah.
Kini dia tengah berada di kantin bersama teman teman nya. Fita juga yang lain senang saat Dean sudah kembali masuk sekolah setelah setahun dia absen. Tapi mereka juga memanfaatkan keadaan saat ini karena Dean bersikap layaknya ia yang dulu.
Kini ia tengah berada di kantin bersama Alnita, Krisma, Ristha dan juga Fita.
"Yan, lo dah ngerangkum kisi kisi bahasa Inggris" Tanya Krisma.
"Dah, semalem"
"Ngak kerasa kita dah mau lulus aja" Timpal Fita.
"Tiga tahun bareng Fit" Sahut Dean.
Di kelas sembilan ini Dean hanya satu kelas dengan Fita dan Ristha, Krisma juga Alnita beda kelas dengannya, tapi mereka masih sering kumpul bersama di kantin.
"Lo mau dimana" Tanya Ristha menunjuk Krisma.
"Gue, ngak tau, gue pingin masuk ke pesantren aja lah"
"Hmm, lo Al"
"Aku ke Antlas Bhakti"
"Jurusan" Timpal Dean.
"Ngak tau"
"Lo Fit" Tanya Krisma.
"Gue ke Slaraska kaya nya, oh ya lo kemana Yan"
"Gue ngak tau, antara Slaraska sama Antlas Bhakti"
"Jurusan" Sela Krisma.
"KA kalo ngak IPA"
"Lumayan, setelah SMA lo mau ngelanjutin apa langsung kerja nih"
"Emmm kuliah dulu lah, tapi ngak disini"
"DIMANA..." Krisma, Fita, Alnita juga Ristha bertanya bersamaan.
"Kalo ngak di Amerika, di Jepang, di China"
"Waw good, ambil kejuruan apa"
"Kedokteran kalo ngak apoteker"
Mimpi Dean sejak dulu memang ingin menjadi seorang dokter atau apoteker, entah dapat inspirasi dari mana dia ingin sekali meraih mimpinya itu.
"Waw, lumayan tinggi lo mimpinya" Dean hanya tersenyum, bagi nya mimpi ini sudah permanen di hati nya.
Saat berbicara Dean melihat sosok orang yang sedikit tidak asing untuk nya. Dia berjalan masuk menuju kantin. Sekelibat ingatan Dean sedikit memulih.
"Anak itu siapa ya, kaya ngak asing" Dean terus mengingat nya, dia ingat bahwa mereka pernah bertemu dulu.
"Ah iya...Diaz Arrayan"
Saat itu dia sedikit mengingat tentang Diaz yang tak lain adalah keponakan Alva.
"Bentar, Arrayan..."
***
Sore hari, seperti biasa Alva selalu menemani Dean berangkat les. Tak lama Dean pun keluar dengan menenteng tas nya.
"Kak"
"Eh, udah pulang"
"Udah, emm kita jangan kerumah dulu ya, aku pingin ke toko buku" Alva hanya mengangguk.
Saat di jalan, "kak"
"Hmm"
"Kakak kenal Diaz Arrayan"
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVA [REVISI]
Teen FictionSejak saat kejadian itu, nama mu selalu terukir di kepala ku, membuat semua tertuju pada satu nama yaitu nama mu -Qhillastika Ardean Marisha- Perubahan itu pasti ada, entah kapan akan berawal itu pasti ada di dalam hidup kita -Alva Arrayan- ...