72.Surprise...

9 6 0
                                        

72.SURPRISE...

Tok...Tok...Tok...

"Masuk"

Amara pun masuk ke kamar milik Dean, ia melihat putrinya tengah berdiam diri di dekat jendela.

"Yan, ini udah malem, kamu ngak tidur" Dean hanya diam, dan mengangkat pundaknya.

"Sayang sini bentar" Dean bangkit dan mendekati Amara.

"Kamu marah sama mama"

"Keliatan nya"

Amara pun tersenyum, "kamu marah cuma karena kamu sayang sama Alva"

"Bukan"

"Terus" Dean hanya diam.

"Yan, seberapa sayangnya kamu sama Alva, itu ngak ada bandingnya dengan rasa sayang mama sama kamu"

"Aku tau"

"Satu hal yang perlu kamu tau, kewajiban seorang anak itu menyayangi kedua orang tua nya, hingga saat nya dia bisa membahagiakan nya" Sela Amara.

"Dan kewajiban seorang ibu itu menjadi penyemangat bagi putri nya" Jawab Dean simpel.

"Memang, jadi ibu itu ngak mudah, tapi jika dia memiliki seorang anak maka saat itulah dia harus melindungi dan menyemangati nya" Lanjut Dean.

"Berusaha untuk selalu membuat nya bahagia walau dirinya tidak, selalu membuat putra atau putri nya tersenyum, selalu ada di saat mereka butuh, menjadi pendengar yang baik"

Amara terdiam, dia mengakui jika dirinya tidak cukup peduli dengan Dean, ia terlalu sibuk dengan kerja'an nya.

"Apa yang selama ini mama lakuin memang menjurus untuk aku sama Ares, tapi apa pernah mama ngerti'in perasaan aku sama Ares" Lanjut Dean.

"Maafin mama sayang, mama udah banyak salah sama kamu" Sela Amara.

"Mama tau mama salah, tapi tolong maafin mama sayang, kamu satu satu nya putri harapan mama"

Dean menghembuskan napasnya, hati nya merasa luluh dengan penyesalan Amara.

"Iya aku maafin mama dan sampai kapan pun aku tetap putri harapan Marisha" Jawab Dean.

Amara pun tersenyum, ia tau putrinya memang bisa di andalkan.

Amara memeluk Dean, "makasih sayang, sekali lagi maafin mama"

"Mama"

"Hmm"

"Apa mama udah bisa cerita soal masa lalu mama sama om Alexa"

Amara terdiam, hatinya tidak yakin jika ia menceritakan hal ini sekarang.

"Mama ngak percaya sama aku" Sela Dean lalu mendongak.

"Mama percaya sama kamu, tapi apa kamu siap buat dengerin" Dean pun mengangguk.

Dengan berat hati Amara pun menceritakan nya.

"Jadi begini sayang, kamu tau ayah kandung Alva"

"Tau ma, kak Alva bilang dia udah ngak ada"

"Hmm, kamu ngak tau kan kronologis nya gimana"

"Kronologis"

"Iya, jadi Ferdy Arrayan meninggal karena suatu kecelakaan"

"Terus, apa sangkutan nya sama keluarga Marisha" Tanya Dean heran.

"Sebenarnya sih tidak ada tapi.."

"Tapi" Sela Dean makin heran.

"Papa kamu ada sangkutan nya dengan keluarga mereka"

DEVA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang