67.UJUNG DENDAM
Satu minggu setelah Dean dan Alva membahas masalah teror, Dean kembali resah dengan datang nya kotak berisikan foto foto Alva dengan Aqilla.
Dean merasa patah hati di sana, ia merasa kecewa dengan nya. Tapi di sisi lain ia tidak sepenuhnya percaya karena ini belum jelas.
Dean termenung di dalam kamar nya, ia menatap langit dengan hampa.
Dreeet...
Dean melirik ponselnya, terlihat nama Alva tertera jelas di sana. Dia coba mengacuhkan nya, karena ia masih kesal dengan Alva.
Di sisi lain, Alva merasa cemas dengan Dean karena sedari tadi tak ada kabar.
"Hist kok ngak diangkat sih" Gerutu Alva yang mulai kesal dengan Dean.
"Apa gue kerumah nya aja, tapi ini dah malem, ngak sopan juga gue" Gumam Alva.
Ia merasa ada sesuatu yang terjadi dengan Dean saat ini. Ia pun tidak bisa tenang sekarang.
"Yan lo kenapa lagi sih" Ia kembali menelfon nya.
Semburat senyum tercetak di pinggiran bibir nya, karena Dean mengangkat telfon dari Alva.
[Ada apa]
Alva mengerut kan kening nya, dia menjauh kan ponsel dari telinga, "Dean marah sama gue" Gumam Alva heran.
"Yan"
[Hmm]
"Kamu marah"
[Ngak]
"Terus, nada bicara kamu kaya males buat angkat telfon aku"
[Dah lah, kak Alva ada apa]
"Cuma mau tanya lagi apa"
[Mau tidur]
"Udah makan atau belajar"
[Dah]
"Yan"
[....]
"Yan kamu marah sama aku"
[Di bilangin ngak, dah ah aku mau istirahat]
Dean langsung menutup panggilan nya tanpa memberi salam apa pun dengan Alva.
Hal itu jelas membuat Alva makin resah, ia yakin saat ini Dean tengah marah dengan nya.
Alva berniat menemuinya besok, karena berhubung besok adalah hari minggu.
***
Pagi nya Dean terlihat sangat lesu, dia malas untuk bicara dengan siapa saja. Amara pun bingung dengan nya.
"Yan sarapan sayang" Bujuk Amara dari balik pintu.
"Iya"
Dean bangkit dan berjalan keluar kamar, di ruang makan dia sangat beda dengan Dean yang biasa nya, sedikit ada aura dingin yang muncul dari dalam hati Dean.
"Sayang kamu kenapa sih" Tanya Amara.
"Ngak apa apa"
"Kok beda banget kamu hari ini"
"B aja"
"Kakak lebih cuek" Celetuk Ares.
"B aja..." Dean terkesan malas untuk bicara dengan keluarga nya.
Setelah sarapan pun Dean kembali masuk kedalam kamar dan merebahkan tubuh nya di atas kasur.
Ia memejamkan mata nya sejenak, ia bisa merasakan perubahan yang terjadi pada nya saat ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
DEVA [REVISI]
Roman pour AdolescentsSejak saat kejadian itu, nama mu selalu terukir di kepala ku, membuat semua tertuju pada satu nama yaitu nama mu -Qhillastika Ardean Marisha- Perubahan itu pasti ada, entah kapan akan berawal itu pasti ada di dalam hidup kita -Alva Arrayan- ...