14.PENILAIAN TENGAH SEMESTER
Part1
Dua minggu telah berlalu, seluruh siswa SMP Seni Muda akan menjalan kan sesi test untuk menguji kepintaran siswa selama tiga bulan lalu.
SMP Seni Muda akan melaksanakan PTS atau penilaian tengah semester kurang lebih satu minggu lagi. Seluruh siswa sibuk dengan lembar latihan soal semester lalu untuk uji coba.
Dean tengah bergulat dengan pikiran nya, dia fokus mengerjakan soal latihan PTS tahun lalu dengan mapel paling tersulit, yaitu matematika.
Guru mapel nya ialah bu Rita, seorang guru yang cantik dan terlihat dingin, tapi sangat asyik dan mudah di pahami saat menjelaskan, tapi jangan tanya saat dia marah, ia tidak segan segan menghukum murid nya untuk mengerjakan tugasnya di bawah tiang bendera, huuu galak kali
"Oke anak anak, waktu latihan kalian tinggal lima belas menit lagi" ujar nya membuat para siswa klabakan.
"Sal, lo nomor enam udah" bisik Fita yang menoleh ke arah Salma di belakang nya.
"Belum gue aja ngarang semua"
Sesi latihan untuk mapel satu ini memang hampir mirip dengan ujian yang sebenarnya, karena bu Rita ingin tau seberapa jauh kemampuan dalam menyerap materi saat itu.
"Dean" panggil Salma berbisik.
Dean pun menoleh "apa"
"Lima sampai sembilan"
"Susah kan ada caranya"
"Nih tulis disini" Salma pun memberikan sebuah kertas kepada Dean.
Dean menerima nya dengan malas, dia pun menuliskan jawaban nya, dan juga cara nya, benar benar di manfaatkan
"Nih"
"Makasih, ntar lo boleh tanya gue" ujar Salma basa basi.
"Hmm" Dean pun kembali fokus.
Selang lima menit Dean sudah selesai mengerjakan soal soal nya, dia pun bangkit dan berjalan ke meja guru.
"Sudah selesai" tanya bu Rita.
"Sudah bu"
"Iya boleh duduk, jangan ngasih tau teman nya ya, awas kalo ketahuan" ancam bu Rita.
"Iya bu" Dean pun berjalan ke meja nya dan merapihkan buku lalu ia duduk diam sambil menatap ke luar kelas.
Pikiran Dean tiba tiba tertuju pada Alva, ia sedang berjalan sambil menenteng kaos olah raganya.
Senyuman tercetak di sudut bibir Dean secara tiba tiba, saking senang nya dia sampai tidak sadar di panggil oleh dan Mecha.
"Woi ngelamun mikirin Alva teros" celetuk Qiara yang duduk di sebelah nya.
"Eh apa"
"Di panggil Mecha"
Dean pun menoleh ke belakang.
Mecha menunjukan kode angka kepada Dean, Dean hanya mengangkat bahunya membuat Mecha kesal.
Dean kembali menatap ke arah luar kelas nya, dia tidak bosan bosan nya memandangi Alva secara diam diam.
Sekilas info saja Dean sudah menyimpan perasaan ini hampir dua bulan lebih, tapi dirinya belum kunjung berani untuk melakukan suatu hal untuk Alva.
Dia tetap bersikeras untuk menutupi perasaan nya dengan Alva, karena dirasa dia belum pantas mengetahuinya, dan ia pun malu jika harus berhadapan dengan seorang kakak kelas, apa lagi idolanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVA [REVISI]
Novela JuvenilSejak saat kejadian itu, nama mu selalu terukir di kepala ku, membuat semua tertuju pada satu nama yaitu nama mu -Qhillastika Ardean Marisha- Perubahan itu pasti ada, entah kapan akan berawal itu pasti ada di dalam hidup kita -Alva Arrayan- ...