40.GET WILL SOON
"APA..."
Dean kaget saat ia sedang bercerita, tampak semua teman teman nya tidak percaya dengan nya.
"What, ini di luar dugaan gue" Celetuk Salma.
"Lo pikat dia pake apa Yan, kenapa tiba tiba jadi gitu" Sahut Riana.
"Enak aja, gue ngak main curang kali" Jawab Dean.
"Berarti kak Alva suka dong sama lo" Sahut Fita.
"Baru aja sehari, itu pun ngak sengaja"
"Tapi ya kali Yan ngak ada apa apa" Sela Hisyel.
"Tau" Dean pun hanya mengangkat bahu nya.
"Hmm kaya nya dia udah mulai suka ama lo" Balas Salma.
"Sal, gue aja baru di ajak keluar kemaren, dan itu juga karena dia nolongin gue"
"Ya tapi kan dia tau kalo lo suka sama dia" Sahut Relia.
"Hah, tau dari mana" Dean mulai panik, dia takut kabar dari Novan waktu itu benar bahwa berita itu sudah menyebar.
"Ya waktu lo foto, kan gue bilang 'masa sama pujaan sendiri ngak mau' gitu" Jelas Relia.
Dean pun merasa lega "ouh, ya mana gue tau, intinya gue coba biasa aja kalo dia ndeketin gue, lagian gue juga masih berusaha ngelupain dia"
"Eh lo tuh gimana giliran dia nya deketin lo, malah lo nya gitu" Sahut Riana.
"Habis gue capek, dia juga mau lulus"
"Terserah lo lah, intinya kalo dia beneran suka sama lo jangan sia sia'in" Balas Fita.
Bel pun berdering, semua siswa kembali ke ruangan mereka masing masing untuk mengikuti sesi ulangan cloter ke dua.
Dean duduk di tempat nya lalu mengeluarkan papan ujian dan menyiapkan alat tulisnya.
Tak lama pengawas datang, Dean menatap pengawas itu dengan ramah nya.
Bu Sarah, guru IPA yang sudah mengenal Dean sejak awal, karena Michel yang mengenalkan nya dulu.
Guru ini sangat Dean kenali, pertama karena Michel pernah mengenalkan nya dulu sewaktu pendaftaran, kedua dia memegang mapel yang Dean suka, di tambah dia juga memegang hak wali kelas di kelas Alva dulu.
Saat soal sudah selesai di bagikan. Ia pun menyuruh peserta untuk mulai mengerjakan.
"Sudah bisa di kerjakan ya"
"BAIK BU..."
Dean membuka soal nya dan mulai fokus dengan mapel hari ini.
Selang tiga puluh menit dia merasa kepala nya berat.
"Duh gue kenapa lagi, tadi pagi biasa aja" Gerutu Dean yang berusaha menahan nya.
Semakin lama rasa nya semakin buruk, dadanya mulai sesak. Dean pun melirik ke arah jam tangan nya.
"Baru jam sebelas kurang" Gumam nya.
Dean mencoba menguatkan dirinya, ia pun kembali memfokuskan diri walau kondisi tak mendukung nya.
Satu jam berlalu, Dean sudah menyelesaikan semua soal nya. Dia pun menidurkan kepala nya di atas lengan. Dia memejamkan mata sejenak untuk meredakan pikiran nya.
"Apa aku terlalu keras kali ya mikir nya jadi gini, tapi tadi pagi ngak apa apa" Batin nya.
Dia memegang batang hidung nya yang terasa sangat dingin.

KAMU SEDANG MEMBACA
DEVA [REVISI]
Novela JuvenilSejak saat kejadian itu, nama mu selalu terukir di kepala ku, membuat semua tertuju pada satu nama yaitu nama mu -Qhillastika Ardean Marisha- Perubahan itu pasti ada, entah kapan akan berawal itu pasti ada di dalam hidup kita -Alva Arrayan- ...