15.Penilaian Tengah Semester

28 12 4
                                    

~Suatu kegagalan bukan lah sebuah akhir dari perjuangan, tapi awal dari sebuah cobaan, yang akan membawa mu ke dua pilihan, menyerah atau bangkit~

——————————————————————————

15.PENILAIAN TENGAH SEMESTER

Part2

Senin pagi, hari pertama kali nya Dean melaksanakan penilaian atau sesi test seluruh siswa, tidak kelas tujuh, delapan dan juga sembilan, semua di uji pada minggu ini.

Untuk kelas tujuh minggu ini adalah minggu untuk mempelihatkan dan menunjukan kepintaran diri dari dalam siswa, karena pada kali ini juga seluruh siswa kelas tujuh akan di pantau untuk menjadi pewaris generasi tahunan angkatan mereka.

Dean berjalan ke perpus untuk melihat denah ruang test nya, dia sudah membawa kartu test yang ia dapat kan hari sabtu kemaren. Saat dia sampai di denah lokasi Dean melihat dimana dia akan melaksanakan test nya.

"Hah sembilan C" gumam Dean kaget.

Dean pun berjalan ke ruang kelas sembilan C, sesampainya dia di sana dia melihat tulisan yang ditempel di pintu kelas.

Ruang 14
Nomer 131-146 & 031-046
Kelas 7.5/E dan 9.2/B

"Gue sama sembilan B, duh yang duduk sama gue cowok apa cewek ya" gumam Dean gugup.

Dean pun membuka pintu nya dan masuk, dia mencari nomor meja nya, dia mencocok kan ke tiap meja, dan akhirnya dia menemukan nya.

"Untung lah ngak di depan" ujarnya, Dean duduk di banjar ke tiga dari pintu dan baris ke tiga dari depan.

Dean pun kembali keluar dan membuka buku LKS nya untuk membaca nya sekilas.

Dean membacanya hingga teman teman nya datang.

Tring...

Bel masuk kelas pun berbunyi, seluruh peserta test pun memasuki ruangan nya masing masing.

Saat duduk Dean tersenyum lega karena yang duduk dengan nya perempuan, tapi dia kaget saat ternyata dia satu ruangan dengan salah satu petinggi OSIS, dan juga pantauan primadona tahunan.

Siapa lagi kalau bukan Denis Aksana Marvio, seorang sekertaris OSIS yang memiliki sifat yang cool dan sedikit dingin ke siapa pun kecuali sahabat dekatnya.

Dean senang, kaget, resah, takut, dan juga malu karena dia juga sahabat Alva, dia juga sangat akrab dengan Alva, Dean takut dirinya akan salah tingkah saat melihat Alva dan malah ketahuan dengan nya.

Dean pun mengabaikan nya dia mulai fokus dengan mapel pertama nya yaitu indonesia.

Triing..

"Ya bel mulai sudah berbunyi, silakan dikerjakan kalian punya waktu enam puluh manit ya, jangan nyontek ke teman nya" ucap si pengawas.

Dean mulai mengerjakan nya dengan tenang dan teliti, dia berusaha untuk tidak gugup karena malah akan membuat pikiran nya hilang dan gagal fokus.

Selang sepuluh menit Dean merasa kalau bangku nya terdorong, Dean pun menoleh.

"Di panggil" ujar Dhela.

"Sama"

"Mecha"

Dean pun melihat ke arah Mecha, dia menunjukan empat jari nya membuat Dean paham apa yang ia mau.

DEVA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang