11.KHAWATIR
"Semua orang pasti memiliki rasa khawatir, tapi bukan berarti kita harus terus diam dan sedih, doakan yang terbaik untuk nya, walau dia tak bisa dengar doa kita"
-Alfia Demita-
***
Hari rabu pagi, Dean berjalan memasuki kawasan sekolahnya, dia masih cukup tertatih saat berjalan, karena luka kemaren masih belum sembuh.
"Dean" panggil seseorang dari belakang.
Dean pun menoleh "Salma, Relia"
"Hei, lo kenapa, jatuh" tanya Relia.
"Iya kemaren pas pulang sekolah"
"Loh kok bisa, jatuh kenapa" sahut Salma penasaran.
"Ngak apa apa kok cuma luka kecil" jawab Dean sembari tersenyum.
Mereka bertiga pun berjalan ke kelasnya, saat di dekat ruang OSIS Dean melihat Alva mengenakan jaket biru dongker bercampur abu abu dan celana trening bebas.
"Kasihan loh kak Alva ngak pulang tadi malam" ujar Salma.
"Ngak pulang" sahut Dean kaget.
"Apa iya" timpal Relia.
"Iya beneran, kemaren aja kakak almuni pada kesini, malah kak Rasyandra bikin story jam delapan masih disini" jawab Salma.
Dean pun hanya tersenyum, lalu melihat ke arah Alva yang sedang memindahkan pot.
"Semangat kak, aku doa kan kakak baik baik disana, dan kakak bisa dapat yang terbaik juga disana" batin Dean.
Sesampainya di kelas Dean terlihat berbeda dengan dua hari lalu, terlihat sedikit ceria saat ini.
"Yan masih sakit" tanya Fita.
"Masih tapi cuma dikit kok, jadi ya ngak masalah kalo buat jalan" ujar Dean.
"Lo jatuh dimana sih, kok Fita tau" tanya Salma penasaran.
"Dia di seng-"
"Gue jatuh di gerbang sekolah, tapi ngak apa apa kok" potong Dean cepat.
"Hmmm" Salma pun sedikit tidak percaya.
"Yan lo kan ngak jatuh..."
"Iya tapi jangan biarkan Salma benci sama Defie biarin" ujar Dean lalu duduk di bangku nya.
Dean pun kembali menatap ke arah luar dan sesekali pandangan nya menangkap Alva yang sedang sibuk menyiapkan barang barang nya.
Tiba tiba saja hati Dean terasa sesak saat memikirkan hari harinya selama Alva jumbara.
"Kak cepet pulang ya, aku pingin hari hari sekolah ku di lalui sama kakak" batin Dean lalu perlahan hati nya mulai terasa sakit kembali.
Ini baru awal, apa yang terjadi jika dia lulus nanti?
Dean pun memejamkan matanya mencoba untuk tidak menangis.
Lalu Dean kembali menatap ke arah luar kelas hingga bel apel pagi berbunyi.
Dean berjalan kelapangan dengan perasaan yang tidak dia mengerti.
"Hei kamu kenapa" tanya Hisyel manis.
"Ngak, gue ngak apa apa kok"
"Lo pasti khawatir ya sama kak Alva"
"Hmm iya tapi dikit doang kok, lagian kan kita ngak ada apa apa"

KAMU SEDANG MEMBACA
DEVA [REVISI]
Teen FictionSejak saat kejadian itu, nama mu selalu terukir di kepala ku, membuat semua tertuju pada satu nama yaitu nama mu -Qhillastika Ardean Marisha- Perubahan itu pasti ada, entah kapan akan berawal itu pasti ada di dalam hidup kita -Alva Arrayan- ...