81.ELENO X ALVA
Tiga bulan berlalu setelah Dean masuk SMA, dia berubah secara drastis sejak SMA, mulai dari penampilan, gaya bicara, waktu, bahkan sifat nya. Dia kini menjadi lebih baik dan ramah dengan siapa pun, bahkan dia kini di kenal semua siswa Antlas Bhakti.
Keaktifan nya dalam ekskul juga akademis membuat dia menjadi most wanted baru. Bahkan dalam kurun waktu tiga bulan semua guru sudah bisa mengenal nya.
Sifat nya yang baik, ramah, suka menolong, humoris, dan bertanggung jawab membuat siapa saja baik pada nya.
Banyak cowok dari kalangan kakak kelas yang berusaha mendekati nya, tapi Dean selalu ingat dengan masa lalu nya yang belum juga kembali.
Dean berjalan menuju loker untuk mengambil jaket nya, suasana sekolah sudah sedikit sepi, ia baru saja melaksanakan ekskul lukis nya hari ini.
Di loker nya ada sebuah buku novel yang masih baru, "dari siapa ya" Gumam nya. Ia pun mengambil dan menutup loker tersebut.
Dia berjalan santai dengan jaket yang ia tenteng di lengan kirinya. Sesampainya di luar dia tersenyum.
"Lama ya" Tanya Dean.
"Ngak, aku baru aja" Dia adalah Alva, seseorang yang selalu peduli dengan nya.
"Ya udah yuk pulang"
"Jam berapa ini" Dean melirik jam nya dan menuduh kan kepada Alva.
"Ouh oke"
Di rumah Dean langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Nanti malam dia ada janji dengan Alva untuk pergi ke studio.
Setelah selesai mandi, ia duduk di tempat tidur nya memandangi buku novel yang tadi ia dapat.
"Dari siapa ya, apa dari kak El, ngak mungkin, dia ngak tau letak posisi loker aku, tapi bisa jadi Laura yang naruh sih"
Eleno, ketua OSIS baru sekaligus ketua club basket generasi saat ini. Jabatan nya cukup lumayan di sekolah, dia juga di nominasi kan sebagai danton paskib dan ketua geng pelindung sekolah yaitu Gexfils.
Dean pun memilih untuk menaruh nya di laci meja belajar nya.
***
Malam hari, kini Dean sudah berada di studio bersama Alva. Entah apa niat Alva mengajak Dean ke studio malam malam.
"Kak Alva ngapain ajak aku ke studio malam malam gini" Tanya Dean yang duduk di depan Alva.
"Ngak apa apa, cuma pingin ketemu aja"
"Ouh, gimana sekolah nya tadi"
"Alhamdulillah baik, kamu"
"Lumayan sih, tapi aku capek banget"
"Sabar, jalanin aja ntar terbiasa, kaya aku dulu ya emang ngerasa jauh dari sahabat, padat waktu nya, tapi kalo udah dijalanin ngak kerasa"
Dean terdiam sesaat, "kak"
"Hmm"
"Kakak sekarang kan udah kelas dua belas"
"Iya"
"Artinya kak Alva bentar lagi lulus dong"
"Iya, kenapa kamu tanya gitu"
Wajah Dean mulai terlihat sedih, "artinya tahun depan kak Alva udah ngak nemuin aku lagi"
Alva diam seketika, apa yang Dean pikirkan sama dengan apa yang Alva takutkan saat ini.
"Kak Alva harus kuliah kalo ngak pun kerja dan aku masih harus SMA sampai tahun berikutnya"

KAMU SEDANG MEMBACA
DEVA [REVISI]
JugendliteraturSejak saat kejadian itu, nama mu selalu terukir di kepala ku, membuat semua tertuju pada satu nama yaitu nama mu -Qhillastika Ardean Marisha- Perubahan itu pasti ada, entah kapan akan berawal itu pasti ada di dalam hidup kita -Alva Arrayan- ...