85.Pretty Boy

23 7 12
                                    

85.PRETTY BOY

Semua siswa Antlas Bhakti senang juga terharu saat mendengar salah satu murid di sekolah nya mendapatkan juara utama di lomba Olimpiade Sains Nasional juga basket putri tahun ini.

Siapa lagi kalau bukan Qhillastika Ardean Marisha, siswa dengan seribu bakat dan ketrampilan yang tinggi itu menjunjung nama baik SMA Antlas Bhakti hingga ke tingkat nasional.

Dia tak henti henti mendapatkan pujian dari pihak guru juga kepala sekolah, dia juga mendapat junjungan baik dari siswa lain.

"Dean" Panggil Laura.

Dean menoleh, ia masih mengenakan seragam sains nya karena hari ini dia ada jadwal memandu praktek di laboratorium optik.

"Ntar waktu istirahat lo disuruh ngehadap kepala sekolah"

"Buat apa"

"Ngak tau, tadi bu Limas bilang gitu"

"Hmm thanks"

"Lo juga ada tugas rumah buat sistem tata surya dari alumunium foil lengkap"

"Hmm kelompok"

"Ngak"

"Oh yes, thank you"

"Tugas ngeringkas paket Fisika halaman 207 sampe 235,di kumpulin minggu depan"

Dean hanya mengangguk, jadwal nya sangat padat setelah ia mendapat kan kejuaran nasional sains.

Dia menjadi pemandu praktek kelas sepuluh juga sebelas, dia menjadi ketua clup sains saat ini dan nanti, nominasi ketua club basket.

Triing...

Bel istirahat pun berbunyi, Dean keluar dari laboratorium menuju ruang kepala sekolah.

Sesampainya di sana ia langsung masuk dengan sopan.

"Permisi"

"Silakan"

"Apa ada yang panggil saya tadi" Sela Dean.

"Ah ya bentar kamu perlu bicara dengan kepala sekolah" Jawab bu Diani.

Tak lama datanglah kepala sekolah Antlas Bhakti, "Dean ada sesuatu yang ingin saya tawarkan dengan kamu"

"Maaf apa ya pak"

"Tidak setiap tahun nya SMA kita dapat kesempatan mengirim satu siswa untuk lomba Olimpiade Sains Nasional, jadi di tahun ini kamu beruntung bisa mengikuti nya"

"Program studi kami menjalankan beasiswa untuk itu, jika kamu berminat apa kamu bersedia menerima beasiswa kuliah tersebut"

"Kalo bolah tau dimana"

"Untuk tahun ini hanya ada dua pilihan Beijing Universitas sama Universitas Internasional Amerika" Sahut bu Nanda.

"Disana kamu bebas mengambil fakultas apa saja, tapi lebih baik sesuai dengan keahlian kamu sekarang"

Dean mulai berpikir, mimpinya untuk bisa ke kuliah di China akhirnya terwujud, dia tersenyum tipis saat ini.

"Nanti saya pikir pikir lagi pak, bu, saya coba bicara sama orang tua saya"

"Oh baik, ini juga ada surat izin orang tua yang khusus kami buat kan, kamu bisa mulai pikirkan dari sekarang, kamu punya waktu satu tahun lagi buat memikirkan pilihan kamu itu" Sela bu Nanda.

"Baik bu, terimakasih banyak atas tawaran nya saya permisi" Dean pun keluar dari ruang kepala sekolah dengan membawa sebuah kertas perizinan orang tua dari sekolah.

DEVA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang