Prolog

795 77 5
                                    

"Aku suka sama kamu, mau gak jadi pacarku? "

Terlihat seorang siswi menembak seorang siswa tepat ditengah lapangan. Semua siswa memadati lapangan untuk menonton, mereka penasaran apakah siswi hits tersebut akan diterima cintanya.

Cukup lama mereka menunggu jawaban dari cowok tersebut hingga akhirnya dengan lantang dia menjawab.

"Gak! "

Jawaban dari cowok tersebut membuat semuanya kaget, bagaimana tidak siswi yang sangat cantik dan hits ditolak mentah mentah olehnya.

"Itu beneran si Zweitson nolak orang lagi. "

"Wah gila banget, bisa bisanya dia nolak siswi tercantik di sekolah ini. "

"Udah gak waras tuh cowok. "

"Jangan jangan dia udah gak normal. "

"Mesti jaga jarak ini. "

"Wajib banget. "

Zweitson yang mendengar ucapan teman temannya hanya terdiam mendengarkan alunan musik dari headphone miliknya.

Dia tak peduli dengan apa yang dikatakan teman sekolahnya karna baginya tak ada yang namanya cinta.

Tiga tahun kemudian

Kini Zweitson telah masuk kedunia perkuliahan, dia fokus meniti karirnya sebagai seorang artis. Meski sibuk sebagai artis namun Zweitson tak melupakan pendidikannya.

Zweitson membuka tas nya dan lagi lagi menemukan sebuah hadiah didalam tas nya. Zweitson sama sekali tak mengubris hadiah tersebut, dia malah memberikannya kepada sahabatnya.

"Nih buat lo. " ucap Zweitson

"Alhamdulillah rezeki anak soleh, sering sering ya Son. "

"Unboxing dong Ji hadiahnya."

"Bener tuh Ji, penasaran gua isinya apaan. "

"Ya udah Shan siapin kamera, Fiki siap siap ngerekam. "

"Siap Ji. "

Shandy mengambil ponselnya dan memberikannya kepada Fiki untuk merekam Fajri. Dengan antusias yang tinggi Fajri membuka kertas kado dari hadiah tersebut. Fajri sangat terkejut dengan isi hadiah tersebut.

"Shan, Fik sumpah isi hadiahnya... " ucap Fajri menunjukannya kepada Shandy dan Fiki

"Sumpah siapa yang ngasih hadiah ini woy. " ucap Fiki

"Ngakak banget dah hadiahnya. " ucap Shandy tertawa

Zweitson yang sedari tadi sibuk mendengarkan musik mulai penasaran dengan apa yang terjadi.

"Ada apa sih lo semua ketawa? " tanya Zweitson

"Son, siapa coba yang ngasih lo ini. " tanya Fajri

"Bisa bisanya ada cewek yang kasih lo kolor. " ucap Fiki

"Mana gambar minion lagi kolornya." ucap Shandy

"Tapi emangnya ini ukuran kolor lo Son? " tanya Fajri

"Ya bukan lah. Ukuran lo kali Ji. " jawab Zweitson

"Kalau nih kolor ukuran gua udah gua ambil dah, tapi gua juga gak suka gambarnya. " ucap Fajri

"Gua gak suka sama gambarnya. " ucap Fiki melihat Shandy

"Kenapa? Mau tanya nih kolor ukuran gua atau bukan?" ucap Shandy

"Kok lo tau Shan. "

"Ya tau lah, gua kan punya ilmu baca pikiran. "

"Udah deh Shan tinggal jawab nih kolor ukuran lo atau bukan. "

"Coba gua lihat. " ucap Shandy mengambil kolor tersebut dari tangan Fajri lalu menelaahnya

"Ini sih ukuran gua banget, udah ya buat gua aja kolornya. Stok di rumah gua habis soalnya, ini aja minjem punya Fiki. "

"Jadi yang maling kolor gua itu lo, pantes aja kolor gua kok hilang, ternyata dimaling lo. " ucap Fiki

"Pinjem Fik bukan nyolong, ntar juga kalau dah selesai pake gua balikin. " ucap Shandy

"Awas ya sampe kagak dibalikin. "

"Jadi kolornya buat gua aja ya. "

"Ambil sono tuh kolor. "

"Rezeki anak soleh, akhirnya gua bisa pake kolor baru. " ucap Shandy sangat senang

"Kok gua masih gak ikhlas ya kasih tuh kolor. " ucap Fajri

"Sama Ji. "

"Udah ya guys gak usah sedih, gua cabut duluan ya mau ganti kolor pake yang baru. " ucap Shandy

"Jorok lo, itu kolor kan belum dicuci." ucap Zweitson

"Biarin aja, bye bye semuanya. " ucap Shandy

"Tuh orang emang gesrek apa gimana sih." ucap Zweitson

"Teman lo tuh Ji. "

"Lah teman lo juga saepul"

"Oh iya teman gua berarti teman lo juga ya. "

"Sakit kepala gua lihat tingkah lo bertiga. "

"Mau gua beliin kopi gak? " tanya Fajri

"Kok beli kopi sih, aneh lo. " ucap Fiki

"S3 marketing cuy, biar sekalian dibayarin juga kopinya." ucap Fajri

"Cakep, ide yang bagus tuh. Bagi bagi sama gua. " ucap Fiki

"Oh jadi ada alasan tersembunyi ya. " ucap Zweitson

"Kok lo dengar sih. Kita kan bisik bisik. " ucap Fiki

"LO BISIK BISIK KAYAK NGAJAK GELUD, ORANG MAH KALAU BISIK BISIK SUARA KECIL BUKAN KAYAK SUPORTER BOLA. " ucap Zweitson

"Udah deh, makin cenat cenut nih kepala gua. Kayaknya bentar lagi kepala gua kayang. " ucap Zweitson memegang kepalanya lalu pergi meninggalkan Fajri dan Fiki

"Emang kita salah ya Ji? "

"Tak tau, tanyakan saja pada dora."

"Mari kita cari dora. "

"Ayo.... "

Hai readers autor balik lagi nih dengan cerita yang baru. Semoga kalian suka ya sama cerita baru autor.

Tunggu terus kelanjutan ceritanya ya.

Jangan lupa Vote and Comment

Salam hangat# my twins

TRUE LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang