Happy reading
.
.
*****3 bulan berlalu, gadis itu semakin hari semakin bersikap dingin kepada orang-orang yang tak dekat dengannya, lebih dingin dari satu tahun lalu. Ia kembali menutup hatinya, menutup semua pintu dan celah yang bisa orang lain masuki, bahkan untuk Nantha sekalipun.
Selama beberapa bulan terakhir, Nantha terus berada di sisinya, menemaninya sebagai pengganti Vero, tetapi tetap saja itu tak cukup untuk membuat gadis itu beralih kepadanya.
Meskipun Al sudah mulai bisa melepas Vero hampir sepenuhnya, tetapi tetap saja tak semudah itu move on dari orang yang sudah membuat hatinya terjatuh.Al dan teman-temannya baru saja keluar dari gedung sekolahnya menuju tempat parkir, beberapa langkah sebelum ia sampai ke mobilnya suara pemuda yang beberapa bulan terakhir sering ia dengar memanggilnya. Dengan malas Al berbalik dan melihat pemuda itu menghampirinya.
"Mau langsung balik?" tanya Nantha saat ia sudah berada di hadapan Al.
"Enggak, gue mau ke toko buku," jawabnya.
"Oke, gue ante~~"
"Please, kali ini aja biarin gue sendiri! Bisa?" tanya gadis itu memotong kata-kata Nantha.
"Gue harus jagain lo, Al, lo kan tau kalo gu~~"
"Iya, gue tau kalo Vero ngasih amanat itu buat lo. Tapi bukan berarti lo harus ikut kemanapun gue pergi, Nan, gue juga butuh waktu buat diri gue sendiri," ujarnya, Nantha terdiam, "gue harap lo ngerti," lanjutnya lalu masuk ke dalam mobil.
Nantha yang melihat Al masuk ke dalam mobilnya, hanya mengetuk jendela mobil gadis itu sembari memanggil berkali-kali gadis itu yang ia abaikan. Menit berikutnya, mobil itu pun melaju melewati Nantha yang masih memanggil namanya.
"AL!" teriaknya saat mobil gadis itu sudah berlalu, detik berikutnya seseorang menepuk pundaknya.
"Apa gue bilang kan, lo sih batu!" ujar Rey.
"Dia marah beneran nih kayanya," balas Nantha.
"Kan gue bilang, deketin dan pantau dia sewajarnya. Gue tau niat lo baik, tapi cara lo salah."
"Terus gue harus gimana sekarang?"
"Minta maaf lah, bego."
Malam menjelang, dan Al baru saja sampai di rumahnya. Saat ia masuk ke dalam halaman rumahnya dan memarkirkan mobil, matanya sempat melihat mobil Nantha yang terparkir di sana. Gadis itu menghela napasnya kasar, apakah pemuda itu tidak mengerti dengan apa yang ia ucapkan tadi siang? Batinnya.
Gadis itu keluar dari mobilnya dan segera masum ke dalam rumah, dan saat melewati ruang keluarga ia melihat Nantha dan Rey yang sedang bermain PS, dan saat Al melangkah melewati ruangan itu pun tak luput dari pandangan Nantha. Pemuda itu segera bangkit dan tak memperdulikan permainannya sampai membuat Rey kesal.
"Al!" ujar Nantha sembari berjalan mendekati Al, sedangkan gadis itu terus melangkah tanpa memperdulikan panggilan itu. Melihat Al yang mengabaikannya, Nantha mempercepat langkahnya dan meraih tangan Al.
"Gue minta maaf," ujarnya membuat Al akhirnya berhenti, "gue tau gue udah kelewatan, maafin gue," lanjutnya.
"Lepasin, gue mau istirahat," ujar Al mengabaikan permintaan maaf Nantha.
"Gue gak bakal lepasin lo, kalo lo gak maafin gue," ujar Nantha, membuat Al semakin kesal. Gadis itu berbalik menghadap Nantha, dan menatapnya tajam. Reflek Nantha melonggorkan genggamannya.
"Ini perbedaan lo sama Vero, Nan. Vero gak pernah maksa gue, dia selalu ngerti posisi gue! Sampai kapanpun lo gak bisa gantiin posisi dia, sekuat apapun lo mau jadi seperti dia itu sia-sia!" ujar gadis itu lalu pergi meninggalkan Nantha yang kini hanya diam mencerna setiap kata yang diucapkan gadis itu. Rey yang terkejut dengan ucapan Al segera menyusulnya meninggalkan Nantha sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONA (SELESAI)
Teen FictionKesakitan terhebat bukan karna broken heart, melainkan broken home. Luka terhebat adalah saat keluargamu tak kan pernah kembali utuh. Kesedihan terhebat adalah saat rumah yang seharusnya menjadi tempatmu pulang justru terasa asing. Kepedihan terheba...