*Peringatan, ada beberapa kata-kata kasar di bagian akhir part.*
Happy reading ❣️
.
.
.
*****"Lo ketemu di mana?"
"Toko buku langganan gue, namanya Damian."
"Gue gak pernah tau kalo Alan punya kembaran," kata Jojo bingung.
Al menatap sahabatnya itu malas, "Bukan gitu juga maksud gue, Jo!" Jojo terkekeh sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "oh, iya! Satu lagi yang buat gue aneh."
"Apaan?"
"Jadi, kemarin pas gue ke mall bareng si Keken, gue ke toko alat musik gitu. Terus, gue liat di sana ada ukulele yang sama persis kaya punya, Alan."
"Sama gimana?"
Al berdecak, "Ukirannya! Lo tau kan kalo Alan itu ngedesain sendiri ukulelenya. Itu pun, ukulelenya udah hancur bareng pas kejadian itu," kata Al menjelaskan.
"Terus?" Al menjitak kepala Jojo, membuat si empunya meringis kesakitan, "kenapa jitak gue sih?!"
"Elo begonya gak liat obrolan! Ya maksud gue, gimana bisa ukiran2 itu sama persis sama punya dia? Gue udah sempet cocokin itu, ya enggak sama 100% mungkin 95%."
Jojo terdiam, memang cukup aneh jika benar desain yang hanya di ketahui oleh Alan, Al dan juga dirinya itu, justru kini kembali muncul. Bahkan, barang aslinya pun sudah hancur.
"Gue jadi inget sama, Angel," kata Jojo membuat gadis itu menoleh ke arahnya, "gak tau tiba-tiba kepikiran aja."
"Jangan-jangan lo suka sama tuh ce--awwhh!" Belum selesai gadis itu mengucapkan katanya, tapi sebuah jitakkan lebih dulu meluncur ke kepalanya, "salah gue apa?!"
"Mulut lo yang salah! Gila aja lo gue suka sama dia. Sorry ya, di mata gue cukup si Keken yang sempurna," kata Jojo kesal.
"Sempurna pale lo! Bocah lemot gitu."
"Itu yang bikin gue jatuh sama dia, beda dari yang lain."
"Alesan lo! Bilang aja kagak ada yang mau sama lo, ya kann! Ngaku deh!"
"Enak aja lo, ganteng-ganteng gini di bilang nggak laku."
"Kenyataan, Jo," kata Al yang mendapat tatapan tajam dari Jojo, yang membuat gadis itu tertawa.
Mereka kembali diam, tak lama gadis itu memutuskan untuk pamit dan kembali kerumahnya. Jarak taman dari rumah Al memang tak cukup jauh, tapi Jojo bersikeras untuk mengantarkan gadis itu kembali kerumahnya. Ia tak bisa menolak, dan akhirnya hanya mengiyakan.
Sesampainya di sana, Jojo pun segera pulang. Ia tak mau Al dan mamanya kembali bertengkar karna melihat dirinya di sana.Gadis itu berjalan masuk ke rumah mewah itu, ia di sambut dengan Anwar yang kebetulan sedang berada di halaman rumah. "Baru mau abang susulin," kata Anwar membuat gadis itu berhenti melangkah.
"Al tadi sama Jojo kok, Bang."
"Syukurlah, kalo kamu gak sendiri. Abang takut kamu kenapa-kenapa," kata Anwar sembari mengusap kepala Al sayang.
Ah, Al lemah dengan perlakuan seperti ini. Perlakuan yang sangat ia rindukan dari dua orang yang sebenarnya sangat ia sayangi. Sepertinya, ia tak akan pernah lagi bisa mendapatkan kasih sayang penuh dari orang tuanya. Bahkan kini, papanya pun sudah sangat jarang menghubunginya.
"Ya udah kamu masuk gih, ganti baju, terus minum yang anget-anget biar nggak masuk angin."
Al tersenyum, "Iya, Bang."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONA (SELESAI)
Teen FictionKesakitan terhebat bukan karna broken heart, melainkan broken home. Luka terhebat adalah saat keluargamu tak kan pernah kembali utuh. Kesedihan terhebat adalah saat rumah yang seharusnya menjadi tempatmu pulang justru terasa asing. Kepedihan terheba...