43

1.9K 95 13
                                    

Happy reading ❣️
.
.
.
*****

Di sebuah rumah minimalis seorang gadis dengan perawakan mungil membanting tubuhnya ke sofa ruang tamu miliknya. Ia menghela napasnya kasar lalu ia menegakkan tubuhnya sembari mengacak wajahnya kesal. Ia membuka galeri fotonya menampilkan seorang gadis lain, ia memandang foto itu dengan kilatan kebencian, ia menggenggam ponselnya erat.

"Lo emang bukan sumber permasalah, tapi salah satu keluarga lo yang ngebuat keluarga gue ancur!" ujarnya dengan raut benci.

Kepalanya kembali memutar otak untuk menyusun rencana-rencananya yang mungkin tak akan berfungsi untuk beberapa waktu ke depan. Napasnya memburu, ia membanting ponselnya keras ke arah vas bunga di nakas.

"Gue pastiin secepatnya lo bakal menderita, Alona!"

*****

Al sudah berada di kediamannya, saat gadis itu memasuki rumahnya ia melihat Rani yang tengah duduk di ruang tamu dengan laptop dan tumpukan berkas-berkasnya. Gadis itu hanya menatap sekilas tak berniat untuk menyapa wanita yang berstatus ibunya itu.

"Sepertinya mama harus mendidik kamu dengan sikap sopan santun yang baik ya, Alona!" kata Rani saat gadis itu melewatinya.

Al berhenti lalu menoleh ke arah Rani dan menatapnya malas. Begitupun Rani yang kini memandang Al tajam, wanita itu melepas kacamatanya dan bangkit dari duduknya berjalan dan berhenti tepat di depan Al dengan ke dua tangannya yang di lipat di depan dada.

"Semalam kamu pergi gitu aja padahal mama belum selesai bicara! Sekarang mama duduk disini pun kamu gak menyapa mama dan malah berjalan ngelewatin mama gitu aja! Sejak kapan kamu gak punya sopan santun kaya gini, Al?!" kata Rani kesal.

"Jangan bikin mama malu dengan sikap berandalan kamu yang kaya gini, Alona casandra!"

Al menatap Rani tajam, "Mama malu punya anak kaya aku? Usir aja aku! Mama tanya sejak kapan? Sejak aku tau mama gak bisa sopan dengan papa!" balas Al tajam.

Rani sedikit terkejut dengan ucapan Al, "Kamu gak tau apa-apa tentang hubungan mama dan papamu!"

Al terkekeh, "Jelas aku gak tau, kalian gak pernah ngasih tau aku! Yang aku tau kalian tiba-tiba pisah dan tiba-tiba menikah tanpa mau tau gimana perasaan aku!"

"Jaga sikap kamu Alona!"

"Al bakal jaga sikap, tapi nggak dengan mama!" balas Al. "Kalo mama pulang cepet cuma buat kaya gini, percuma. Aku gak akan berubah!"

Al berlalu pergi meninggalkan Rani setelah menyelesaikan ucapannya, dan kini raut marah wanita itu semakin ketara.

"Alona! Kalau kamu terus-terusan kaya gini, lebih baik kamu pergi dari rumah ini! Mama gak mau punya anak yang gak tau tata krama kaya kamu!" bentak Rani, saat itu pula Al menghentikan langkahnya.

Gadis itu belum berbalik, ia masih merasakan hatinya yang mulai sakit kembali. Sesak, itu yang merayap ke dalam dadanya, seperti tertimpa ribuan batu besar dan kini hatinya kembali terluka. Gadis itu tersenyum miring lalu kembali berbalik menatap Rani.

"Itu yang anda inginkan? Baiklah, saya akan pergi dari rumah ini seperti yang anda bilang! Permisi nyonya Rani yang terhormat!" ujarnya dan berlalu melewati wanita itu.

ALONA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang