Happy reading❣
.
.
.
*****Hening, tak ada dari mereka yang ingin membuka suara terlebih Al yang kini hanya menatap keluar jendela. Rey beberapa kali berdeghem tetapi tak dipedulikan gadis itu. Ia memutuskan untuk menyalakan musik dari mobilnya, tetapi baru satu menit ia memutar lagu pemuda itu sudah kembali mematikannya.
"Sial, salah muter lagu gue," gumam pemuda itu yang justru memutar lagu galau.
"Harusnya gue gak pacaran sama dia, ya?" tanya gadis itu tiba-tiba, "apa gue putus aja?"
"Yakin lo?"
"Hh. Gue baru jadian 2 minggu, masa iya udah putus sih," katanya sembari menekuk kaki keatas kursinya lalu menelungkupkan kepalanya.
"Menurut gue sih mending diomongin baik-baik dulu."
***
Nantha kini hanya terdiam dengan pandangan yang lurus kedepan, terlihat fokus pada jalanan yang ia lewati, tetapi pada kenyataannya di kepala pemuda itu penuh dengan Alona. Ia tak menyangka bisa bertemu gadis itu, terlebih setelah melihat raut kecewa kekasihnya yang semakin membuatnya kepikiran.
Ia berniat untuk menghampirinya setelah mengantar Dara pulang, ia harus segera menjelaskan semuanya dan posisi yang harus ia jalani saat ini.
Sedangkan Dara beberapa kali melirik Nantha, gadis itu sudah merasa aneh setelah mempertemukannya dengan Al dan Rey, seperti ada hal yang membuatnya semakin pendiam.
Ah. Bikin kesel aja!
"Kayaknya bakal hujan lagi deh," ujar gadis itu mencoba membuat topik pembicaraan yang justru dihiraukan oleh Nantha, "eemm, Al orangnya kayak gimana?"
Nantha menoleh sesaat dan kembali memandang depan, "Baik, dia juga pintar."
Dara melirik pemuda itu, "Kamu ada hubungan apa sama mereka? Soalnya tadi kayaknya kalian sama-sama kagetnya."
Nantha diam, ia harus menjawab apa? Ia tak bisa berkata sebenarnya dengan Dara karena ia sudah berjanji dengan mamanya, "Temen aja," jawabnya akhirnya berbohong.
Gadis itu tersenyum walaupun sejujurnya ia tak sepenuhnya percaya, "Baguslah kalau begitu."
***
Al dan Rey sampai di tempat karaoke, setelah selesai membayar mereka segera memasuki ruangan yang sudah ia pesan. Sejujurnya mereka tak tahu harus melakukan apa di tempat itu, setelah masuk pun Al hanya diam tanpa berniat ikut bernyanyi. Beberapa menit kemudian Kya dan Jojo datang atas ajakan Rey.
Mereka yang melihat Al hanya diam tanpa menyambit kedatangan mereka pun terheran-heran. Ya, walaupun memang Al bukan gadis yang heboh menyambut temannya saat bertemu, tetapi mereka bisa menangkap sesuatu yang janggal dari ekspresi gadis itu.
"Gue yang nyuruh mereka kesini, lagian lo dari tadi cuma diem aja. Gue jadi kaya orang gila nyanyi-nyanyi sendirian," keluh Rey saat mendapat tatapan bertanya dari Al.
"Kenapa tuh?" tanya Jojo.
"Habis ini gue ceritain."
Kya duduk disamping Al, "Lo lagi mikirin apa? Tegang gitu?"
"Enggak apa-apa."
"Ha? Diliat dari sisi manapun, muka lo sama sekali gak menunjukkan kalo lo enggak apa-apa."
"Gue gak papa serius deh, cuma ada sedikit yang ngeganggu pikiran gue aja."
"Masalah cowok lo ya?" tanya Jojo tepat sasaran, "apa lagi sih? Udah gue peringatin padahal."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONA (SELESAI)
Teen FictionKesakitan terhebat bukan karna broken heart, melainkan broken home. Luka terhebat adalah saat keluargamu tak kan pernah kembali utuh. Kesedihan terhebat adalah saat rumah yang seharusnya menjadi tempatmu pulang justru terasa asing. Kepedihan terheba...