Happy reading ❣️
.
.
.
*****Seorang gadis tengah tersenyum saat melihat gadis lainnya yang keluar dari sebuah cafe dengan raut muka emosinya masuk ke sebuah mobil, dan melajukannya kencang keluar area cafe. Gadis itu menyunggingkan senyum liciknya.
"Sebentar lagi, Alona."
*****
Di sebuah rumah sakit, segerombol remaja berada di depan ruang ICU dengan wajah khawatir. Iya, mereka adalah teman-teman Al dan juga Vero. Setelah mendapat kabar bahwa Al mengalami kecelakaan, mereka semua bergegas menuju rumah sakit tempat gadis itu di tangani.
Tiga pemuda itu berdiri di depan pintu ruangan, menatap ke khawatir tubuh gadis yang kini terbaring lemah di atas ranjang dengan dokter dan juga suster yang mengerubunginya. Rey, masih dengan emosi yang sama pemuda itu mendorong cukup keras Vero hingga menabrak dinding rumah sakit. Pemuda itu meringis saat merasakan nyeri di punggungnya. Tangan Rey sudah terangkat ke udara siap untuk memukul pemuda yang sudah babak belur di hadapannya itu, sedangkan tangan yang satunya menarik kerah baju Vero, tapi Ed yang tak ingin ada keributan berhasil menahan tangan Rey.
"Kalo lo mau Al tambah sedih karna perbuatan lo, gue bakal lepasin," kata pemuda itu. Rey menatap temannya itu sinis, lalu menghempaskan tangannya melepas pegangan Ed pada tangannya.
Rey beralih menatap Vero tajam, "Kalo sampai terjadi apa-apa sama dia, gue gak bakal biarin lo hidup tenang!" kata Rey tajam lalu menghempas tubuh Vero kembali menghantam tembok.
Vero, sama kalutnya dengan semuanya. Ia merasa semakin bersalah melihat kekasihnya terbaring lemah di ruangan itu. Ia menerima setiap pukulan dan Rey maupun Nantha, bukan berarti dia tak bisa melawannya, tapi karna dia pantas mendapatkannya.
Sedangkan Nantha, ia masih tetap menahan emosinya. Ia tak ingin membuat keributan di rumah sakit, terlebih saat ini Al sedang ada di dalam. Ia juga harus memikirkan ucapan Kyo dan Reno tadi, tak seharusnya dia menghakimi Vero seperti tadi. Namun, dia pantas mendapatkannya, batinnya saat itu.
Ia menyayangi Al, tapi pertemanannya dengan Vero sudah cukup lama, dan rasanya mustahil jika pemuda itu melakukan hal seperti itu.Jojo datang dengan sedikit berlari, pemuda itu baru saja menghubungi Rani, Surya dan Kya tentang keadaan Al. Merekapun sesegera mungkin untuk datang melihat keadaan Al.
***
1 jam yang lalu
Mobil itu melaju kencang memecah jalanan raya, si gadis pengemudi itu seolah-olah tak mendengar bunyi klakson yang sedari tadi mencoba menyerangnya. Dengan wajah memanas menahan emosi, ia tetap menginjak pedal gasnya semakin dalam. Dia Alona.
Mendengar pengakuan dari perempuan itu sangat membuatnya sakit hati. Pasalnya, ia sudah terlanjut percaya dengan Vero, tetapi justru kini dirinya kembali tersakiti. Hatinya kembali di koyak paksa, membuat luka lama yang belum mengering kembali terbuka.
Tanpa gadis itu ingin air matanya menetes, hatinya sesak menahan amarah. Kakinya semakin dalam menginjak pedal gas. Tangannya semakin kuat menggenggam stir mobil. Napasnya semakin memburu, ia ingin berteriak tetapi malah berganti dengan air mata yang berbicara.
Dengan hati terluka dan emosi membara, ia terus mengendarai mobil itu kencang. Sampai ia melihat sebuah mobil yang berlawanan arah dengannya, melaju kencang menuju mobilnya. Karna hari ini belum gelap, ia masih bisa melihat seseorang keluar dari jendela mobil itu. Mengarahkan tangannya ke depan dengan sebuah pistol di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONA (SELESAI)
Teen FictionKesakitan terhebat bukan karna broken heart, melainkan broken home. Luka terhebat adalah saat keluargamu tak kan pernah kembali utuh. Kesedihan terhebat adalah saat rumah yang seharusnya menjadi tempatmu pulang justru terasa asing. Kepedihan terheba...