66

219 20 1
                                    

Happy reading❣
.
.
.
*****

"Hubungan aku sama Al enggak baik-baik aja, ma."

"Bukankah kamu tinggal jelasin kedia? Kalau dia tidak mau dengar, putuskan saja dia!"

Nantha membulatkan matanya mendengar kata-kata mamanya itu, "Apaan sih ma? Enggak! Mama kan tahu gimana perjuangan aku buat dapetin Al."

"Kalau dia nutup telinga sama apa yang kamu bilang, berarti dia bukan gadis yang baik buat kamu, Nan."

"Mam, Dara gak seharusnya tinggal di sini. Kalau emang dia sakit, kenapa enggak kerumah sakit aja, kenapa harus disini?"

"Dara kan udah bilang mau menghabiskan waktunya bareng kamu, lagian seinget mama juga dulu kalian sempet pacaran kan."

"Iya, dan mama enggak lupa kan kenapa alasannya aku sama Dara putus? Ma, aku gak bisa terus pura-pura kaya gini." Nantha bangkit dan segera berlalu menuju kamarnya tanpa memberikan kesempatan mamanya untuk membalas ucapannya.

Sedangkan dibalik tembok antara ruang keluarga dan dapur seorang gadis tengah berdiri dengan tangannya yang mengepal. Ia mendengar semuanya, gadis itu menyunggingkan senyum di ujung bibirnya.

"Lo gak bisa lepas dari gue, Nan," gumamnya.

***

Rey dan Al keluar dari ruangan yang sama setelah menyelesaikan testnya, gadis itu meregangkan ototnya pegal lalu menghela napas. Ia melirik pemuda disampingnya yang hanya diam tanpa membuka suara. Gadis itu melambaikan tangannya tepat didepan wajah Rey, pemuda itu melirik Al dengan tatapan bertanya.

"Diem aja, kenapa? Pesimis sama hasil test?"

"Ha? Lo kira gue segoblok apa? Ya enggak lah," elak pemuda itu.

"Terus?"

"Lo tadi diajak kemana sama si kampret itu?"

"Nantha? Gak kemana-mana, gue tadi turun ditengah jalan sih," katanya santai.

"Ha? Terus dia diem aja gitu lo minta turun?"

"Ya kalo dia gak mau berenti, gue yang loncat," ujar Al dengan kekehan diakhir kalimatnya.

Rey menggelengkan kepalanya, "Gila emang lo, terus masalah kalian gimana?"

"Yaa, gitu aja. Udahlah, jangan dibahas lagi." Merekapun memasuki mobil dan berlalu pergi dari area itu.

"Btw, Al, kita kapan bilang ke yang lain?"

"Bilang apa?"

"Tentang kita yang mau kuliah di Itali."

Al menaikkan kedua bahunya, "Gak tau."

Keduanya memasuki mobil Rey dan segera pergi meninggalkan area itu. Hanya terdengar suara musik yang mengalun memenuhi setiap rongga di kendaraan itu, sedangkan penumpangnya hanya terdiam sibuk dengan pemikiran masing-masing.

Sesampainya dikediaman mereka, kedua remaja itu segera masuk ke rumah. Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, gadis itu menghempaskan tubuhnya disofa ruang keluarga.

Rey berdecak, "Ganti baju dulu woi!"

"Berisik! Ntar juga gue ganti baju."

ALONA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang