Happy reading❣️
***
Hari ini Al tak terlalu bersemangat ke sekolah, entahlah ia merasa sangat malas dan juga merasa ada yang akan membuatnya tambah malas jika ia sekolah. Namun gadis itu menepis pemikirannya itu dan tetap berangkat menuju sekolahnya.
Sesampainya Al di sana, seluruh siswa tengah heboh dengan ke pindahan seorang siswi baru dari daerah bandung. Itu cukup membuat Al merasa risih, karna setiap penjuru mendengar bisikan-bisikan tentang siswi pindahan itu, bukan karna Al cemburu namun Al selalu merasa risih dengan penggosip.
Al memasuki kelasnya dan segera duduk di bangkunya, di sana juga sudah ada kedua sahabatnya Ed dan Rey. Kedua orang itu beralih tempat di samping kanan kiri Al saat ia sudah duduk.
"Lo tau gak, ada murid baru?" tanya Ed.
Al mengangkat bahunya, "Gak mau tau gue," jawab Al singkat sambil mengeluarkan novelnya.
"Cuek nya kambuh nih," sahut Rey.
Bel masuk pun berbunyi, membuat seluruh siswa yang sebelumnya masih sibuk di luar kelas berhamburan memasuki ruang kelasnya dan duduk di tempat masing-masing, begitu pun Al yang masih sibuk dengan novelnya tanpa memperdulikan wali kelasnya yang sedang berbicara di depan kelas.
"Baiklah Angel, silahkan masuk dan perkenalkan diri kamu." Satu kalimat yang di lontarkan oleh wali kelasnya itu membuat Al membeku tak mampu lagi untuk berpikir.
Al mengangkat kepalanya, dan di dapati seorang gadis yang sudah lama ia kenal. Tangan Al yang masih memegang novel itu mulai meremasnya dengan emosi yang tertahan. Tatapannya tajam tepat menusuk menuju gadis tersebut, detik berikutnya tatapan mereka bertemu. Tak jauh beda dengan Al, gadis itu menatap Al dengan tatapan meremehkan ciri khasnya.
Rey mendekatkan tubuhnya kearah Al, "Al, itu temen lu kan?" Tanya Al.
"Bukan."
"Bukannya dia yang ketemu lo pas di mall kemarin ya?"
"Ya tapi dia bukan temen gue. Males banget gue punya temen kaya dia," balas Al dengan nada jijik.
Gadis itu duduk di bangku deret depan setelah di persilahkan oleh wali kelas Al, kemudian wali kelas itu berlalu pergi.
Al memasukkan novelnya dan memakai earphone nya, lalu bangkit dan berlalu melangkah pergi."Mau kemana lo?" Tanya Rey.
"Kemana aja, asal gak di sini," jawab Al tanpa menoleh ke belakang.
Al berjalan melewati bangku gadis itu, yang kini sudah di serbu oleh beberapa cowok di kelasnya. Mata mereka kembali beradu, sangat jelas menyiratkan kebencian di mata Al sedangkan gadis itu tersenyum sinis. Al berjalan keluar kelas dengan di ikuti Rey dan Ed.
"Ngapain ngikutin gue sih?"
"Kenapa? Gak boleh?" Al memutar bola matanya malas.
Al melangkahkan kakinya menuju taman belakang sekolahnya, memang jarang ada orang hal itu lah yang membuat Al merasa nyaman di sana. Tempat itu sepi terlebih saat ini masih jam pelajaran, hanya ada Al, Ge dan Rey, mereka duduk di hamparan rumput yang tak terlalu panjang.
Tak lama kemudian, Jojo, Kena dan Kya pun datang menghampiri mereka bertiga."HOII, KALIAN BERTIGA! NGAPAIN KALIAN DISITU?!" teriak Jojo sambil meniru suara guru BK.
Membuat ketiga temannya yang lain segera menoleh ke arah mereka dengan tatapan terkejut, membuat Jojo dan Kena tertawa, sedangkan Kya hanya menggelengkan kepalanya melihat keusilan para sahabatnya itu.
"Anjing," hardik Ed pelan.
"Si bangsat," timpal Rey malas.
"Mau liat temen lu mampus, hah?" Jojo dan Kena masih tertawa, lalu ikut duduk di atas rerumputan di ikuti oleh Kya.
"Abisnya kalian bertiga sok tegang gitu sih."
"Bukan tegang, kita cuma menikmati suasana alam di sini."
"Sok-sokan jadi anak alam," ujar Kena.
"Ada lagunya tuh. Ada mbah dukun, sedang ngobatin pasiennya," sahut Rey menyanyikan lagu ciptaan Alam.
"Apa sih Rey gak jelas banget lo," ujar Al.
"Iya nih, gak jelas."
*****
Al duduk di tepi balkon kamarnya, memandang cahaya bulan yang memancar menerangi jalanan. Mata lebarnya menerawang jauh ke langit-langit, sesekali ia mengedipkan matanya. Sebuah lengkungan tipis terukir di wajahnya, dalam hatinya ia berharap agar semesta bisa mendengar kesahnya.
"Kenapa di saat gue mulai lupa, justru orang-orang itu muncul satu persatu. Gue muak dengan mereka," monolognya.
"Harusnya lo tetep hidup lan, harusnya lo tetep di sini, di samping gue!" lanjutnya di ikuti air mata yang mulai mengalir.
Cklek
Al menoleh ke belakang, di lihatnya pintu kamarnya yang perlahan terbuka menunjukkan seseorang di ambang pintu. Al sedikit menyipitkan matanya, karna lampu kamarnya yang ia matikan membuatnya tak mampu melihat dengan jelas.
Seorang pemuda masuk ke dalam kamarnya."Gue pikir lo udah tidur," ujar pemuda itu setelah menutup kembali pintu kamar Al.
"Kak Dion."
Dion tersenyum, "Lo ngapain malem-malem di luar, nanti sakit aja nyusahin orang." Al membalikkan badannya bersandar di pagar balkon.
"Lo kapan balik dari Jogja, kak?"
Dion melangkah mendekat ke samping Al, "Hari ini, barusan juga gue sampe. Gue udah bilang nyokap lo kalo gue nginep sini, dia gak bilang lo emang?" tanya Dion.
Al mengangkat ke dua bahunya, "Lo kan tau nyokap gue gimana kak. Dia mana ada waktu buat ngobrol sama gue," ujar Al dengan di ikuti senyum paksa di bibirnya.
"Jangan jadi sedih-sedihan gini deh. Hemm, ikut gue aja yuk."
"Kemana?"
"Ke tempat yang gak bikin lo sedih-sedih lagi."
*****
~Kesabaran setiap orang berbatas,
Jika sabar ku sampai batas
Kau sudah ku anggap mati dari tempat yang ku sebut dengan D U N I A!~-ALONACASANDRA
*****
Please!
For Vote and Comment!!Dankjè__
Greeting_Agatha😘
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONA (SELESAI)
Teen FictionKesakitan terhebat bukan karna broken heart, melainkan broken home. Luka terhebat adalah saat keluargamu tak kan pernah kembali utuh. Kesedihan terhebat adalah saat rumah yang seharusnya menjadi tempatmu pulang justru terasa asing. Kepedihan terheba...