Happy reading ❣️
.
.
.
*****"Gimana tangan lo?"
Al membuka matanya dan menoleh ke samping, di lihatnya Vero tengah duduk di pinggir ranjang sambil memandangnya, tentu saja itu membuat Al terkejut. Gadis itu beralih duduk bersandar di punggung ranjang.
"Eh, lo kok di sini?"
Vero terkekeh melihat Al yang terlihat sangat terkejut karna kehadirannya, "Kenapa emang? Gue lagi istirahat sampai lo dateng," jawab Vero. "Lo belum jawab pertanyaan gue."
Al melihat tangan kanannya sebentar, "Ya seperti yang lo liat, masih kaya gini," ujar Al sedikit terkekeh.
"Masih sakit?"
"Udah nggak sih, cuma kadang-kadang aja ngilu, gitu," jawabnya.
"Parah banget kayaknya tuh tangan, belum sembuh lukanya udah harus di gips aja," ujar Vero dengan terkekeh. "Untung tuh wajah gak ikutan di perban, bonyok gitu," lanjutnya, Al hanya tersenyum menunjukkan deretan gigi putihnya.
"Maunya kemarin juga gitu sih, tapi takut di kira mumi," ujar Al lalu terkekeh garing yang di ikuti Vero.
"Lo gak mau minta maaf ke gue, gitu?" Al menaikkan sebelah alisnya seolah bingung. Minta maaf karna apa, ia rasa dirinya tak memiliki salah sama sekali pada pemuda itu. Vero yang melihat Al berpikir hanya menghela napasnya.
"Lo bohong sama gue, lo bilang, udah mau balik pas gue mau jenguk, ternyata pas Nantha ke sana lo masih di rumah sakit, inget?" jelas Vero.
"Oh, itu."
"Gue sakit hati tau," ujar Vero dengan mengalihkan pandangannya ke tempat lain.
"Maaf deh, waktu itu gue masih males balik. Eh, si kunyuk itu tiba-tiba dateng," ujar Al.
"Hm, kalo gitu sebagai gantinya weekend nanti lo harus jalan sama gue."
Al menaikkan sebelah alisnya, "Harus banget gitu?"
Vero mengangguk mantap, "Ya anggep aja buat permintaan maaf lo karna buat gue sakit hati."
Al memutar bola matanya, "Mau kemana emang?"
"Ada deh, ke suatu tempat."
"Awas ya sampe bikin gue badmood!"
"Siyap boskuh! Gak bakal bikin lo badmood."
"Oke deh."
"Weekend gue jemput, dan jangan pura-pura lupa!" ujar Vero seolah mengancam yang malah membuat Al terkekeh.
Pemuda itupun beranjak dari duduknya dan pergi ke luar UKS meninggalkan Al sendirian di dalam sana. Al pun memutuskan untuk kembali membaringkan tubuhnya dan mencoba untuk tertidur. Namun, pikirannya malah melayang kepada sosok pemuda yang beberapa menit lalu baru saja keluar dari ruangan itu, entahlah mengapa, tapi ia merasa nyaman saat Vero ada di dekatnya.
Al adalah gadis yang di mudah akrab dengan lawan jenis, terlebih jika memang sebelumnya mereka tidak pernah saling bicara. Namun, entah kenapa bersama Vero ia bisa menerima pemuda itu dengan mudah, bahkan sejak pertama mereka jalan berdua pun Al sudah merasa nyaman bersamanya. Apa ia menyukai pemuda itu? Namun, ia juga bukan gadis yang mudah untuk menyukai lawan jenis, terlebih setelah kepergian Alan yang membuatnya sangat terpukul.
"Kenapa gue jadi gini sih!" monolognya, lalu mencoba untuk tidur.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONA (SELESAI)
Teen FictionKesakitan terhebat bukan karna broken heart, melainkan broken home. Luka terhebat adalah saat keluargamu tak kan pernah kembali utuh. Kesedihan terhebat adalah saat rumah yang seharusnya menjadi tempatmu pulang justru terasa asing. Kepedihan terheba...