Happy reading ❣️
Maaf jika penyampaian cerita kurang.🙏
.
.
.*****
"Hei, kalian!"
Seseorang mengalihkan pandangan mereka. Mereka cukup terkejut memang melihat seorang laki-laki berbadan besar sedang menatap mereka garang. Laki-laki itu berpakaian sangat rapi, dengan jas hitam yang ia gunakan. Ia berjalan mendekati ke dua remaja tersebut.
"Mampus nih kita," bisik Ed pada Rey.
"Tenang dong," balas Rey ikut berbisik.
Laki-laki itu berdiri di depan mereka, "Sedang apa kalian di sini? Ini kawasan yang tidak boleh di masuki pengunjung!" ujar laki-laki itu tegas.
"Umm, itu pak. Kita lagi nyari temen kita, takutnya tersesat, eh malah kita sendiri yang tersesat," ujar Rey dengan sedikit ragu yang di akhiri dengan kekehan garing.
"Gak ada orang lewat sini dari tadi! Dan jangan panggil saya pak, kamu pikir saya bapak kalian!"
"Hehe, gak ada ya pak, eh-oom? Umm, kalo gitu oom bisa anterin kita ke kamar mandi? Takutnya ntar kita tersesat lagi," ujar Ed.
Laki-laki itu menatap Rey dan Ed tajam, ada tatapan curiga di mata laki-laki itu. Tentu saja itu membuat ke dua remaja itu sedikit cemas jika sampai ketahuan, ke duanya hanya saling pandang.
"Baik. Ikuti saya," ujar laki-laki itu membuat ke dua remaja itu menghela napas lalu mengangguk.
Laki-laki itu berjalan lebih dulu, di ikuti Rey dan Ed di belakangnya.
Sedangkan Al dan jojo berada di sisi lain tempat tersebut, tepatnya di lantai satu, tepat berada di bar tempat tersebut. Dengan berpura-pura sebagai pelanggan dan memesan sebotol minuman, matanya dengan lincah mencari ke seluruh penjuru ruangan. Namun tak kunjung mereka temui, yang ada hanya pemandangan biasa yang ada di sebuah club.
"Susah banget sih nyari satu orang aja," bisik Jojo.
"Yang kita cari emang satu orang, tapi yang nyembunyiin banyak orang."
Jojo menghela napasnya lalu meraih ponselnya dan mengirim pesan pada Kya yang ada di dalam mobil.
Jojo_nes
Gimana? Ada tanda-tanda mereka keluar?Send.
Kya_wala
Nope. Gak ada apa-apa.Read.
Jojo kembali menghela napasnya.
"Kenapa?"
"Gak ada tanda-tanda juga." Mendengar itu, Al kembali mengalihkan pandangannya menyusuri tempat itu. Dari setiap penjuru lantai satu sampai lantai dua yang masih mampu tertangkap pandangannya.
Namun, saat matanya tertuju pada salah satu ruangan di lantai dua, ia melihat sekilas seseorang yang perawakannya sangat mirip dengan Kena. Gadis itu menyipitkan matanya mencoba memfokuskan pandangannya lebih jelas.
Dan benar saja, itu Kena yang tengah berjalan bersama ayah dan dua bodyguard di belakangnya. Al sedikit menyunggingkan senyumnya, lalu menepuk pundak Jojo keras membuat si empunya terpekik.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONA (SELESAI)
Teen FictionKesakitan terhebat bukan karna broken heart, melainkan broken home. Luka terhebat adalah saat keluargamu tak kan pernah kembali utuh. Kesedihan terhebat adalah saat rumah yang seharusnya menjadi tempatmu pulang justru terasa asing. Kepedihan terheba...