Happy reading
*****
Bel istirahat berdering, namun gadis yang sedari tadi mereka tunggu tak kunjung datang. Bahkan beratus kali mereka chat pun tak satupun di baca, berkali-kali mereka menelpon tak satupun ia jawab. Lima remaja itu seakan menjadi gila sekarang, tidak ada yang tau dimana temannya berada.
Kini mereka tengah duduk di salah satu meja kantin, dengan pikiran yang melayang. Seolah mencoba mencari tau dimana keberadaan salah satu sahabatnya kini. Bahkan Jojo orang terdekat Al pun tak mampu menjawab serentetan pertanyaan dari para sahabatnya.
"Jo! Al kemana sih? Kenapa ngilang tiba-tiba, astaga!" ujar Kya mulai kesal.
"Mana gue tau. Dia gak kabarin gue sama sekali," balas Jojo dengan nada kesal.
"Udah ratusan kali gua telpon,tapi satu pun gak di angkat sama dia," sahut Rey dengan terus mencoba menelpon Al.
"Kemana sih tuh anak? Tiba-tiba ngilang gini gak ngabarin gue," keluh Jojo.
"Gini aja deh,habis ini kita samperin ke rumahnya,gimana?" usul Ed yang di balas anggukan oleh teman-temannya.
---AN---
Di tempat lain seorang gadis tengah duduk di atas kasur bersandar di kepala ranjang, dengan pandangan kosong sesekali ia menyeka air mata yang tiba-tiba mengalir tanpa ijin si empunya. Ruangan yang gelap seakan memberikan kesan lembab di sana, dan barang-barang yang berserakan di lantai membuat kamar tersebut terlihat seperti kapal pecah.
Berkali-kali pintu kamarnya di ketuk, namun gadis itu sama sekali tak berniat untuk membuka pintu kamarnya. Ia justru bertingkah seolah-olah tidak mendengar apapun.
Bahkan ponselnya yang sedari pagi berdenting pun ia abaikan.Tangan kanannya yang masih berbalut perban pun kembali mengeluarkan darah hasil dari dirinya yang meninju tembok kamar, membuat lantai putih itu ternodai bercak darah yang mulai mengering.
Ia mengabaikan rasa sakit dari tangannya, seolah-olah rasa sakit hatinya lebih besar di bandingkan tangannya yang kini terluka dan masih mengeluarkan darah.Tok tok tok
"Non Al, buka pintunya non. Dari tadi pagi non Al belum makan," ujar seseorang dari luar kamarnya. "Non Al, non harus makan, nanti non Al sakit."
"Al! buka pintu dong, ini abang," kini berganti Anwar yang memanggil Al, namun nihil tidak ada sahutan dari dalam ruangan tersebut.
Berulang kali Anwar mengetuk pintu kamar Al, namun sang pemilik kamar pun sama sekali tak berniat untuk membuka atau menyahut semua panggilan Anwar. Tak berselang lama, lima remaja berlari menaiki tangga dan berhenti di depan kamar Al, di lihatnya Anwar yang masih setia berada di depan kamar Al berniat untuk membujuk Al keluar.
"Bang! Al di dalem?" tanya Rey dengan nada panik.
"Untunglah ada kalian, dari semalem Al gak mau keluar kamar," jawab Anwar membuat remaja-remaja itu saling pandang dengan tatapan khawatir.
"Biar kita aja yang ngebujuk Al buat keluar kamar ya bang," usul Jojo di tambah anggukan dari teman-temannya.
"Yasudah. Tolong bujuk Al buat keluar ya, dari pagi belum makan abang takut dia ngelakuin hal yang enggak-enggak," ujar Anwar.
"Iya bang, Serahin aja sama kita," balas Kena.
Anwar memutuskan untuk pergi meninggalkan ke lima remaja itu untuk membujuk Al, harapannya hanya supaya Al mau menuruti permintaan teman-temannya. Jojo melangkah mendekat ke pintu kamar Al, dan mencoba mengetuk pintu tersebut beberapa kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONA (SELESAI)
Teen FictionKesakitan terhebat bukan karna broken heart, melainkan broken home. Luka terhebat adalah saat keluargamu tak kan pernah kembali utuh. Kesedihan terhebat adalah saat rumah yang seharusnya menjadi tempatmu pulang justru terasa asing. Kepedihan terheba...