Happy reading ❣️
.
.
.
*****Malam ini kediaman Al cukup ramai karna kehadiran ke lima sahabatnya, beberapa jam yang lalu gadis itu memang meminta sahabat-sahabatnya untuk datang ke rumah, mengingat Rani sedang tidak ada di rumah. Dan kini, kamar Al pun sudah berubah tatanan, kamar yang sebelumnya terlihat rapi kini lebih berantakan, di tambah dengan beberapa bungkus snake yang berserakan di lantai.
Mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing, Kena dan Kya yang sedang asik menonton drakor, sedangkan Al yang sibuk dengan hpnya. Dan juga Ed dan Rey yang sedang berada di balkon kamar Al dengan Rey yang memainkan gitarnya, sedangkan Jojo duduk di sofa kamar Al dan sibuk dengan buku yang ia baca.
Saat Jojo melihat teman-temannya yang asik sendiri matanya terhenti pada Al gang memainkan ponselnya dengan di iringi senyuman-senyuman kecil, membuat Jojo heran. Pemuda itu melempar bantal yang ada di sofa tersebut mengenai wajah Al yang sedang duduk bersandar di kepala kasur.
"Senyum-senyum sendiri, awas gila!" ujar Jojo, yang langsung mendapat tatapan tajam dari Al.
"Gak usah ngelempar bantal juga, saepul!" balas Al dengan melempar kembali bantal tersebut yang juga tepat mengenai wajah Jojo.
"Enak aja Saepul! Gue gado juga lo."
Al memilih tak menanggapi ucapan Jojo, lalu pemuda itu beranjak dari duduknya dan berpindah ke samping Al. Entahlah apa karna Jojo yang sangat berhati-hati atau Al yang terlalu fokus pada ponselnya sehingga tak menyadari kehadiran Jojo di sampingnya. Jojo melirik ke arah ponsel gadis itu yang menunjukkan layar ponselnya sedang berchatting ria dengan Vero, Jojo yang langsung paham sedikit menggelengkan kepalanya.
"Ohh, pantes senyum-senyum kaya orang gila. Lagi chat sama calon pacar ternyata," ujar Jojo yang membuat Al terkejut.
Gadis itu menoleh ke arah Jojo dengan memalingkan ponselnya, matanya membulat lebar memandang ke arah Jojo, "Ngintip ya lo?!"
"Gak sengaja keliatan, Al" Al berdecak.
Tentu saja mendengar perkataan mereka berdua membuat ke empat sahabatnya yang lain menoleh ke arah mereka berdua pastinya, lebih lagi saat memandang Al.
Al yang merasa risih karna di pandangi bak seorang tersangka pun mulai kesal, gadis itu kembali berdecak."Apaan sih ngeliatin gue gitu banget?"
"Lo udah terima Vero ,Al?" tanya Kya, yang membuat Al sedikit terkejut.
"Emm, yaa belum lah."
"Ah ellahh, lama lo! Udah sama-sama sukanya juga," timpal Kena tanpa menoleh ke arah Al, yang langsung di lempari bantal oleh Jojo.
"Awwsh, paan sih lo?"
"Hargain temen lo! Ada yang sakit hati di sini!" kata Kya sembari melirik Rey, Kena yang paham segera mengangguk mengerti.
"Ah. Oh iya, lupa gue, maap deh."
Rey mendengar semua ucapan sahabatnya itu, namun ia hanya pura-pura tak mendengar apapun. Bukan kebohongan jika memang hatinya terluka, rasa sesak itu memang masih tetap bersarang di hatinya, bahkan mungkin sekarang lebih sesak lagi. Ia memetik senar gitarnya dengan pelan, dirinya terdiam sembari menikmati sakit hati yang makin lama mungkin lebih menyakitkan lagi.
Melihat sahabatnya melamun, Ed dengan keusilannya melempari pemuda itu dengan kulit kacang yang ada di hadapannya, tepat mendarat di kening Rey.
"Kenapa lu nyet? Diem-diem bae, gila napa gila."
"Elo aja gila, gue mah waras," balas Rey lalu sedikit terkekeh.
"Lagian sih, udah di kasih kesempatan buat ngomong, eh malah di sia-siain. Nyesel kan lu di duluin orang," kata Ed yang sudah langsung paham penyebab temannya yang sedari tadi hanya diam melamun.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONA (SELESAI)
Teen FictionKesakitan terhebat bukan karna broken heart, melainkan broken home. Luka terhebat adalah saat keluargamu tak kan pernah kembali utuh. Kesedihan terhebat adalah saat rumah yang seharusnya menjadi tempatmu pulang justru terasa asing. Kepedihan terheba...