29. Kita Punya Kenangan

959 237 49
                                    

Jadi apa yang harus ia lakukan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jadi apa yang harus ia lakukan?

Sendirian di rumah yang sepi, dengan nyeri di kepala yang setia menemani, Huang Renjun mondar-mandir di ruang tamu dengan tangan terlipat di depan dada. Sejam sudah resmi berlalu sejak ia bangun dari pingsannya. Atau tidurnya. Terserahlah. Ia sudah tidak merasakan cubitan kekecewaan lagi sekarang. Atau setidaknya tidak terlalu.

Renjun capek. Dia tidak mengerti mengapa ia masih lelah usai terlelap selama setengah hari lamanya, pokoknya ia capek. Dia tidak punya cukup tenaga untuk memikirkan 2 hal sekaligus; di mana Grace dan bagaimana caranya sampai di Uinam padahal ia tidak tahu jalan. Hidup perlu ditata layaknya kepingan puzzle agar menghasilkan sesuatu, maka ia memusatkan perhatiannya pada hal-hal yang penting saja.

Misalnya, apa yang tersisa untuknya.

Memasukkan sebelah tangan ke sakunya, Renjun gembira mendapati klip magasinnya masih ada di sana. Bila digabungkan dengan amunisi di pistol, artinya dia punya total 9 peluru. Grace rupanya juga tidak mengambil persediaan obat. Itu bagus. Itu tambahan bekal yang bagus. Selain itu ... Tidak ada lagi. Rumah ini bahkan tidak punya makanan, entah karena pemiliknya sedang dalam fase menghemat pengeluaran atau sudah membawa kabur semuanya.

Sial, dia tidak bisa bertahan dengan air saja. Renjun mengantongi pistolnya. Waktunya berburu makanan, seperti orang-orang di zaman purba. Sejenak, dia membiarkan humornya menghiburnya sedikit dan ia tertawa. Meski bukan mammoth, Renjun harap ia bisa menemukan daging. Ayam, sapi一apapun boleh. Membayangkannya saja sudah membuat perutnya bergemuruh keras.

Nyam, nyam. Mungkin ada tetangga yang berbelanja daging dan melupakannya di kulkas?

Tak ada waktu, hasrat Renjun pada makanan mengalahkan keinginannya untuk mandi, jadi ia hanya mencuci wajahnya. Krek. Dia memutar benda bulat seperti kelopak bunga sederhana di wastafel dan air mengalir dari situ. Bunyi gemericiknya terdengar nyaring di rumah yang hanya berisi dirinya.

 Bunyi gemericiknya terdengar nyaring di rumah yang hanya berisi dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Air itu terasa dingin saat berkontak dengan kulitnya. Renjun membasahi wajahnya sekali, lalu dua kali, membasuh semua kotoran, debu, dan keringatnya. Dia baru akan menyeka wajah untuk ketiga kalinya ketika suara deritan yang bagi orang lain terlalu pelan mengusik telinganya.

What Makes Us Human ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang