Tek..tek..tek suara jam Dinding terdengar waktu sudah menunjukan pukul 03.00.wib Pak Jaya terbangun di lihatnya Mbak Mirna sudah bersiap siap membenarkan jilbabnya di depan cermin. Sementara Danu masih menatap layar gadgetnya memainkan gemes kesukaannya Danu akan tertidur jika ayam sudah keluar dari kandangnya. Sedangkan, Edo dan Fakhri masih tertidur.
Lalu Pak Jaya bergegas Menaiki motor metic menyusuri jalan yang masih tampak sepi. melewati rumah Pak Burhan terlihat sorot lampu mobil yang menyoroti rumah Pak Burhan terlihat buru buru sekali, melemparkan tas ransel ke dalam mobil lalu menutupnya dengan kencang. Seperti akan melakukan perjalanan jauh, kembali konsentrasi Pak Jaya pada kuda besi ini menuju pasar melawan rasa dingin dan kantuk. terkadang hembusan angin yang begitu dingin menusuk hingga ketulang tulang.Sesampainya dipasar Mbak Mirna membeli banyak barang lalu pulang menuju rumah.
Sayup sayup terdengar suara kumandan adzan subuh pak jaya menunaikan ke wajiban nya pada gusti pangeran Allah SWT.
Rasa kantuk yang hebat membuat pak jaya tertidur dengan sajadah menjadi hamparannya.
Baru saja matanya terpejam lalu mendengar suara minta tolong
" Tolong...tolong.....tolong " teriak suara itu meminta tolong.
Pak jaya berlari mencari sumber suara. Menerobos kegelapan hanya cahaya bulan yang menerangi yang terkadang hilang oleh rerimbunan pohon.
"Tolong...tolong" suara itu sekali lagi
Pak jaya terus berlari dengan cepat terkadang terjatuh menabrak batu di balik semak semak.
" Hiks...hiks..hiks" suara tangisan anak kecil.
Kini suaranya seakan muncul dari segala arah dengan berusaha bangkit setelah jatuh.
Hingga menemukan Anak kecil, kakinya terikat kain berwarna putih tepat di bawah pohon besar disampingnya tergelepak Anak kecil berbaju merah. Menyadari itu fakhri anaknya Pak Jaya berusaha mendekati. tiba tiba, tubuhnya di guncangkan.
"Pak..pak..bangun itu ada Pak Krisna "
Rupanya Edo yang membangunkan, Pak Jaya terbangun beristigfar dalam hati.
Waktu menunjukan 06.30 rupanya sudah lama Pak jaya tertidur.Pak jaya mendekati Pak Krisna yang sedari tadi menunggunya. Lalu berjabat tangan. Dari arah dapur terdengar suara blender yanh cukup berisik.
" Jay.. sebaiknya kita bicara di luar saja " ucap Pak Krisna.
" baiklah " Pak menuruti.
Keduanya berjalan menuju kandang kambing yang tak jauh dari Rumah Pak jaya.
" Ada apa kris? " tanya pak jaya.
" duduklah dulu " ucap pak Krisna kepalanya sambil menengok ke kanan dan ke kiri.
" Ada apa Kris bicara lah " ucap pak jaya dengan heran
" Sakit anakmu itu tak wajar ada yang sedang mengincar anakmu, sudah lama Dia menginginkan anakmu sepertinya Dia tidak akan melepaskannya. " ucap Pak jaya
" sudah 2x aku bermimpi aneh, mimpi yang sama kris ya mimpi yang aku cerita di tlpn "
" itu Dia jay, dia tidak mau lepaskan karena Dia menyukai anakmu, selebih lagi Dia memasang perangkap dan Fakhri sudah terperangkap dalam jebakannya selebih lagi Dia mencari santapan untuk di korbankan " ucap Pak krisna.
" Siapa pelakunya Kris.., apa pak Burhan pelakunya. di kampung ini terdengar gosip bahwa Pak Burhan..,Ah tapi aku tak mau berburuk sangka kris " ucap pak jaya sambil menundukan kepala
" kau akan tahu pelakunya jay..nanti malam aku akan membantumu " ucap pak krisna
" tapi siapa kris, ini membuat ku gila kris aku tak paham semua ini " ucap pak jaya mmenundukan kepala mengacak ngacak rambutnya.
" Sabarlah jay, tapi kau harus janji. Jangan beri taha siapapun setelah mengetahuinya " ucap pak Krisna.
" ya baiklah "
" aku permisi dulu untuk ke rumah pak RT dan sebelum ashar kai harus menaburi sekeliling rumah dengan garam krosom yang sudab di bacakan ayat suci Al-Quran "
" baik kris, terima kasih kau hati-hatilah dijalan".
*****
Cahaya matahari memberikan kehangatan Fakhri sedari pagi ingin badannya di seka menggunakan air. Sudah 3x Mbak Mirna melakukan itu. tubuh Fakhri tampak bercucuran keringat padahal mesin kipas Angin tak pernah di matikan. Semua tampak normal hanya Fakhri saja yang mengalami hawa panas.
Sebelum Ashar tiba, pak jaya sudah menaburi garam krosok di rumahnya. Kini sudah tersusun rapih beberapa warga sudah tampak berdatangan rupanya yang datang cukup banyak lebih dari 40 orang yang di hadiri oleh kaum laki laki. Semua berlangsung penuh Hidmat dan lancar.
Tak terasa kini angka- angka dalam jam kini menunjukan 19.30 wib. Pak jaya duduk di depan teras memandangi langit langit yang tampak gulita. burung jalak milik Pak Jaya seakan tidak mau diam di kadangnya, dari bawah hingap di dahan berulangkali buruk jalak itu tampak gelisah.
Pak Jaya mengecek kadangnya tapi tak ada masalah lalu pandangan nya teralih ke arah jalan setapak. mobil Pak RT membawa beberapa kursi berwarna Hijau layaknya kursi di hajatan beberapa warga yang kenal membawa kursi dan langsung menatanya. Pak jaya masih kebingungan.
Krisna berjalan mendekati." ini semua aku yang atur jay, sudah kau ikuti saya jangan injakan kakimu keluar rumah " ucap pak Krisna.
" iya baik lah aku menurutimu " ucap pak jaya
Beberapa kerabat dan tetangga berdatangan mereka dengan suka rela membantu penjagaan di rumah pak kaya.
Hingga tiba kini saatnya Fakhri sudah berwuduh sebelum tidur begitu pula dengan Mbak Mirna.
Mengaji di samping Fakhri sementara pak jaya berada di dalam kamar menjalankan sholat hajat terlebih dahulu.
Lalu pak jaya terbaring sedangkan pak krisna berzikir dengan Tangan yang menggengam tasbih.Pak Jaya seakan melewati lorong waktu, Pak Jaya melihat beberapa warga sedang berbincang bincang menggunkan bahasa daerah yang pak jaya tak mengerti, Ada yg merokok, mereka mengenakan jaket tebal dan sarung lusuh menutupi mereka dari rasa dingin.
Pak jaya menyadari tanah yang kini di pijaknya bukan daerahnya, kini terus berjalan cepat lalu berlari mengikuti naluri.
Menerobos semak belukar di terangi cahaya bulan yang kadang hilang oleh rerimbunan pohon. Hanya terlihat pepohonan yang menjulang tinggi.
Berlari terus berlari dengan cepat hingga tersadar ada seekor anakan harimau mengikutinya.Pak jaya berjalan perlahan anakan harimau mengikut berjalan perlahan. Pak Jaya berlari anakan harimau pun ikut berlari lalu pak jaya berdiam, anakan harimau terdiam. Seakan terus mengikuti Pak Jaya.
" Pergilah, aku tak perlu penjagaanmu kembalilah kembali ke Tuanmu "
Lalu harimau itu berjalan berputar lalu menghilang, Pak jaya terus berjalan terkadang menahan haus sementara badannya bercucuran keringat. Hingga kini pak jaya menemukan pohon besar yang akar akarnya tampak keluar.
Terlihat seorang anak kakinya terikat kain putih dan terus menangis di sebelahnya ada seorang laki laki yang berjaga. Merangkak mendekati wajah orang laki laki itu tak terlihat seakan terhalang sesuatu tapi dari baju yang di kenakan pak jaya mengenali.
Setelah menunggu orang itu pergi, dengan cepat pak jaya menghampiri Fakhri tampak lemas badannya dingin dan tak henti menangis. Rupanya kain itu kain kafan disamping Fakhri tergelepak anak kecil berbaju merah sepertinya anak kecil itu sudah mati ada sebuah nampan berisi sesajen dan papan kayu lengkap dengan Nama serta bin. Pak jaya mengendong Fakhri lalu muncul anakan harimau mengitari mereka lalu mereka menghilang bersamaan.
Pak jaya terbangun pukul 06.00wib di lihat tak ada krisna dan para warga. Rupaya mereka telah pulang.
Kini Fakhri dan keluarganya terbebas dari seseorang yang mencari tumbal pesugihan menjalani kehidupan dengan normal.
TAMAT
Semoga ada hikmah dari cerita di atas " terus tingkatkan keimanan jangan menjadikan kemiskinan lalu kufur nikmat apalagi me dustakan Allah".
Nama dan tempat telah di samarkan
Terima kasih para readers.
Saya DeanAhnaf terima gaji wkwkwk 😂✋
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerita Horor Nyata
HorrorBerisi kisah-kisah nyata para pendaki dan kisah horor lainnya