Part 9

80 5 0
                                    


#DeanAhnaf
#Misteri

Allahu Akbar..Allahu Akbar...Allahu Akbar Laailahaillallahu wallahu Akbar Allahu Akbar Walillaahilamd

Suara takbir terus mengema
Beliran bening terus mengalir membanjiri pipi Aku harusnya berada di kampung halamanku bersama ke dua orangtua seperti perintah Ayah aku harus merayakan Idul fitri di rumah Ibu. Aku berharap waktu berjalan cepat tapi tidak, dari detik ke menit lalu hitungan jam waktu seakan melambat aku putuskan untuk tidur namun, tidak bisa aku putuskan menelpon orangtua bahwa besok aku akan pulang dan tak lupa ucapkan permohonan maaf. Sedikit membuat hati tenang tetapi bayangan akan sosok Fakhri terus teringat sekuat tenaga ku benamkan tubuh ini ke dalam selimut di paksakan untuk tidur.

Suara adzan subuh membangunkanku rasanya baru sebentar aku tertidur melangkahkan kaki untuk membersihkan diri lalu bersiap menuju masjid.

Setelah bersilahturahmi dan berziarah ke makam bapak mertuaku bergegas menuju kampung halaman dalam perjalan tanpa ada rintangan jalan begitu sepi hanya beberapa kendaraan saja yang melintah pukul 18.30 sampai dirumah rasa lelah hilang ketika melihat kedua orangtuaku tak lupa sungkeman memang menjadi tradisi di keluarga kami.
Keesokan harinya, sehabis maghrib aku putuskan untuk menjengguk Fakhri
Saat memasuki desa aku harus melewati jembatan kecil yang di sisi kanan kirinya di tanami pohon bambu yang melengkung hingga ke sisi jalan bagi yang bisa melihat itu adalah gerbang kerajaan yang menjulang tinggi tampak menyeramkan saat malam hari di tambah tidak ada penerangan terkadang bau amis menyeruak kehidung saat hujan jembatan itu tidak terlihat karena tergenangi banjir sehingga memutuskan akses jalan.
Berjalan menyusuri rumah rumah lalu memasuki sebuah gang tampak sepi tak ada orang mungkin karena masih maghrib orang sibuk di rumahnya masih masing. rupanya banyak yang berubah dari kampung ini mataku terus mengamati satu persatu tapi ada rumah yang membuatku menarik ya aku ingat dulu sewaktu kecil sekitar usia 7 tahun rumah itu menghadap ke barat, rumah yang menututku aneh kini menghadap ke selatan dengan penerangan yang minim hanya lampu berwarna kuning yang menyala tampak beberapa mobil didepannya lalu terus melewati jalanan bertektur tanah dengan sisi kiri pepohonan akhirnya tibalah di rumah Mbak Mirna. ya Mbak Mirna adalah kakak pertamaku kini telat membangun rumah dari hasil menabung 18 tahun sebelumnya aku belum pernah berkunjung ke rumah mbak Mirna yang baru hanya dikirim photo sebuah rumah dan ku pastikan di depan mata ku itu rumah mbak Mirna.

" tokk..tokk.tokk Assalamualaikum "

"Walaikumsalam...masuk mbak " ucap Danu sambil membukakan pintu

Keluarga Mbak Mirna sangatlah Rumah kepada siapapun tamu yang datang akan di sambutnya dengan baik. Ku lihat mbak Mirna sedang mengaji tepat di belakang kepala Fakhri sementara Fakhri hanya terbaring di tutupi sarung betapa kaget ketika melihat Fakhri dari dekat mukanya putih pucat badannya kini gemuk sampai aku hampir tidak percaya biasanya orang sakit akan terlihat kurus tapi Fakhri gemuk. Aku duduk disamping mbak Mirna menunggunya selesai mengaji tak lama mbak Mirna pun selesai. Kami membicarakan banyak hal sampai waktu terasa berjalan begitu cepat. Pukul 20.00 wib

" Mbak Mirna aku pamit pulang ya takut kemalaman "

" iya..iya itu anakmu gak ditutupin kain " ucap Mbak Mirna

" aku gak bawa Mbak buru-buru soalnya ".

" Ya sudah tunggu di sini dulu bentar ya tunggu jangan pulang dulu "perintah Mbak Mirna sambil berjalan masuk kerumah
" pakai ini tutupin anakmu jangan sampai terlihat " ucap mbak Mirna sambil menyodorkan kain jarik

" emangnya kenapa mbak?"

" kamu itu bawa anak kecil, anak kecil itu wangi apalagi orang baru sudah tutupi saja rapat rapat, nanti kalau sudah dekat jembatan bacalah surat yang kamu bisa " ucap mbak Mirna

"Iya Mbak Mirna "

" Galih tolong hati hati ya naik motornya nanti pas jembatan gas aja jangan berhenti " perintah Mbak Mirna

Suamiku, Galih hanya menganggukan kepalanya motor berjalan melambat melewat jalanan tadi tepat di depan rumah yang tampak aneh Rumah yang di curigai melakukan pesug*han ku buka mata ku lebar lebar dengan tatapan tajam aku berdoa dalam hati

" semoga engkau masuk neraka jahanam karena bersekutu dengan iblis "

Kembali melewati jembatan aku baca doa semampu yang aku bisa dan memegangi anakku karena sedari tadi tidak mau diam ingin membuka kain penutupnya sampailah di rumah ku tenggelamkan badan ini dalam selimut. baru saja aku aku tertidur, Suara itu memanggilku..

"neng sini "

Seseorang jauh disana melambaikan tangan ke arahku. Ku beranikan diri untuk berjalan beberapa langkah ternyata itu nenek nenek mengenakan kebaya berwarna hitam dengan kain batik mendekati tanpa berjalan atau terbang lebih dahulu dia mendekatiku

" ada orang baru rupanya " ucapnya sambil tersenyum menakutkan karena wajahnya pucat kantung mata menghitam nenek itu memegangi sesuatu seperti sebuah nampan berisi sesajen  aku terkejut dan berusaha lari kedalam rumah. Tetapi nenek itu terus mengejar kerumah mengetuk pintu dengan keras sambil memanggil

"Neng..kamu harus makan ini" di ikuti gelak tawa yang menakutkan

" neng ayo cepet makan ini " perintahnya dengan memaksa dan seperti marah.

Aku bersembunyi di bawah tempat tidur aku peluk anakku dan menutup mulut Dengan ritme jantung yang tidak beraturan nafas yang tersengal sengal nenek itu berhasil masuk ke dalam rumah dengan membawa nampan sesajen berusaha mencariku hingga masuk kedalam kamar sepertinya dia mengendus ngendus mencari keberadaanku tepat di depan mata wajah mengerikan itu diam sesaat, jantung ini berasa mau copot dan nafas seakan berhenti  lalu pergi karena tidak berhasil menemukanku.

Lalu terbangun ternyata itu hanya mimpi tetapi Badan ini bercucuran keringat nafas sesak seakan berlari sangat jauh. Ku kembali tidur dan tak lupa berdoa.Besoknya aku akan bercerita kepada ibu

Tulis komentar dan like terima kasih sudah berkenan mampir

Kumpulan Cerita Horor NyataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang