Kebodohanku di masa lalu

99 10 0
                                    

#Kisahnyata

  Ini adalah pengalaman terpahit dalam hidupku, hampir saja merenggut nyawaku sendiri. Itu memang kebodohanku yang sangat aku sesali, hingga hari ini q tidak mau bertatap muka dengan orang yang menjerumuskanku itu.

  Bermula dari tetangga samping rumah, dia orang yang sangat kaya. Dia mempunyai toko yang besar di tempat tinggalku, dan dia mempunyai putri yang menurutku orangnya cantik.

Sewaktu itu putri dari tetanggaku ini, sebut saja  Dian. Dian baru kuliah di salah satu perguruan tinggi di Malang, Dian termasuk orang yang sombong. Ya mungkin karena dia orang kaya, dia sering di antar pacarnya naik motor Astrea kerumahnya. Dan selang beberapa bulan q mendengar dian mau di lamar sama pacarnya itu. Dan tibalah hari dimana dia di lamar, tapi orang tua dian dengan sombongnya menolak lamaran itu.

Hari berganti hari, q sudah tidak lagi melihat pacarnya mengantarkan dian. Dan selang beberapa minggu aku tahu dari orang tuaku bahwa dian sakit, dia mengalami kelumpuhan. Berbagai macam pengobatan sudah di tempuh oleh keluarga dian, mulai dari rumah sakit sampai kyai pun sudah di jalani. Tapi tidak ada hasilnya, desas desusnya sakitnya di buat mantan pacarnya itu. Ya mungkin sakit hati karena lamaranya di tolak.

  Aku waktu itu masih remaja, masih SMP kls 3. Dan memang hobyku maen PS, byasanya aku pulang dari rental PS antara jam 11 sampai jam 1malam. Ya q memang selalu pulang malam.

  Waktu itu hari rabu malam, q pulang dari rental PS berjalan sendiri menuju rumah. Dan aku melewati rumah mbk Dian ini. Dari kejauhan q melihat orang tua dian di depan rumahnya, seperti sedang menunggu seseorang. Pak Kusni namanya, entah malam itu ada apa dia di depan rumahya.

Saat aku melewatinya aku menyapanya.
"Amit pak"(permisi pak)".
"Teko ndi koen bengi ngene kaet moleh?(Darimana kamu malam gini baru pulang). Tanya pak kusni.
"Dugi maen PS pak, koq dereng tilem samean?(Maen PS pak, kok belum tidur )tanyaku.
"Iyo, teko golekno tombo Dian nang Pasuruan.(Iya, dari cari obat buat dian ke pasuruan).
"Oalah,engggeh pak(oalah iya pak).
"Wid, awakmu gelem nang kuburan ta? Engkok tak kei duwek 1jt(Wid,kamu mau ke kuburan, nanti q kasih uang 1jt) tanya pak kusni.
"Wah, ojok 1jt pak. 100rb saiki kongkon nang kuburan budal aku.(Wah,jangan 1jt pak. 100rb sekarang ke kuburan aku berangkat). Jawabku.
Aku memang tidak terlalu takut dgn hal yang berbau mistis, apa lagi ada imbalanya. Apalagi 1jt itu menurutku uang yang besar, ayahku saja gajinya sebulan waktu itu cuma 900ribu.

"Mene nang omah, jam 11bengi lek gelem.(besok kerumah, jam 11 malam kalau mau)Timpal pak kusni.
"Enggeh pak""(Iya pak) jawabku.

Siang berganti malam, jam 11malam q mengetuk rmh pak kusni. Dia memang seperti sedang menungguku. Pak kusni sudah menyiapkan uang 1jt rupiah, q di persilahkan untuk makan. Ku lihat ada sate dan rawon di meja makan. Setelah makan pak kusni menyerahkan uangnya.
"Wes yo, duwike wes tak kekno. Saiki kari penggaweane"(Sudah ya, uang sudah ku berikan. Sekarang tinggal pekerjaanmu).
"Enggeh pak"(Iya pak). Jawabku.

Dia memberikan gulungan kecil di bungkus kain putih. Bentuknya seperti pocong tp kecil, besarnya sebesar pena. Aku tidak bertanya apa itu.
"Iku engkok, encepno di kuburan dowo. Pas di endase, terus awakmu tak enteni di embong. Ngencepnoe jam 12 pas yo? (Itu nanti, tancapkan di kuburan punden. Pas di bagian kepala,nanti kamu aku tunggu di jalan. Menancapkanya jam 12 pas ya). Perintah pak kusni.
Aku hanya diam saja waktu itu. Berbekal senter dia mengantarkanku ke makam di desaku. Sesampai di depan makam kami menunggu waktu yang tepat. Pas jam 11.43malam aku masuk ke kuburan. Angin berhembus sangat kencang, ketika aku sampai di depan makam  punden jam masih pukul 11.50. Ya, 10menit yang bagiku bagai 4jam di sana. Aku mendengar teriakan perempuan di kejauhan, aku juga mendengar suara tangisan bayi, bercampur geraman seperti seseorang yang sedang marah. Tepat pukul 00.00 aku tancapkan sesuai perintah pak kusni. Saat aku akan berjalan keluar, seperti ada seseorang yang memanggilku sambil menangis. Tapi semua itu tak aku hiraukan. Aku berjalan dengan cepat, sampai sendal yang q pakai entah lepas di mana. Saat aku sampai di jalan aku kakiku terasa berat, kuku kakiku juga lepas dan berdarah. Pak kusni datang dan menggandengku,q di bawanya dengan mobilnya. Sesampai di rumahnya, aku di mandikan. Di kasih pakaian baru, semua yang aku pakai di lepas dan di ganti yang baru. Sesudah itu aku pulang dan tidur.

  Selang 3hari dari kejadian itu, badanku panas. Malamnya aku bemimpi bertemu kakek tua, dia sangat tinggi berambut putih dan matanya berwarna merah. Dia berkata kepadaku.
"Oalah le, koen kok gelem di kongkon ngger.(Oalah nak, kamu kok mau di suruh).
Aku hanya diam, esok paginya aku seperti tak punya tenaga. Mau bangun pun susah.

Setiap malam aku mendengar jeritan perempuan, seoalah ada di dalam kepalaku. Sampai tidur pun aku sering mengigau. Dan mbak dian berangsur pulih, sedangkan aku semakin tak bisa bangun.

  Dan akhirnya orang tuaku membawaku ke salah satu kyai, menurut kyai itu untung aku cepat di bawa kesitu. Kalau tidak, nyawaku bisa hilang. Karena pada dasarnya aku akan di jadikan pelarian sakitnya mbak dian. Dan dengan di jelaskan oleh kyai tadi penyebab sakitku, orang tuaku melabrak keluarga pak Kusni. Orang tuaku melabrak mereka.

  Selang 2bulan kesehatanku mulai membaik, aku bisa berjalan lagi. Dan mbak dian juga sehat seperti semula. Aku tidak di perbolehkan berbicara dengan keluarga pak kusni sampai hari ini.

Kumpulan Cerita Horor NyataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang