"Jadi kau sudah mengerti 'kan?" tanya Jaehyung, sepasang irisnya sedikit menyipit sebab terdesak tulang pipi yang terangkat oleh seulas senyum di bibir plump memperhatikan bagaimana Wonpil menganggukkan kepala hingga poni di keningnya ikut berayun-ayun.
"Aku bukannya tidak mau mengajakmu, tapi memang akan lebih baik kau di rumah saja--" pria tersebut mengulang kalimatnya sembari sebelah tangan beranjak untuk mendaratkan usapan di permukaan perut sang istri. "--demi si Kembar."
Blush~ seluruh permukaan wajah Wonpil sekejab merekah merah. Sambil kembali mengangguk pelan dia menggigit sendok es krim yang masih memiliki sisa coklat mengotori bibir.
Aku senang Jae sangat memperhatikan si Kembar~ batin gadis itu bahagia.
"Aku dan Dowoon akan pulang sebelum jam 12 malam. Tapi kalau kau lelah, kau bisa tidur duluan. Aku janji aku akan menjaganya," ujar Jaehyung meraih tisu untuk menyeka bercak es krim yang belepotan di sekitar mulut wanita berambut kelam.
"Ne," Wonpil kembali mengangguk. "Kondangannya nanti pakai katering atau prasmanan?"
"Belum tau," jawab Jaehyung. Pesta konglomerat sih biasanya makanan ambil sendiri, dalam hati dia melanjutkan.
"Memangnya kenapa?" Pria itu balik bertanya.
"Dowoon kadang agak sulit diawasi kalau ikut kondangan begitu, apalagi yang hidangannya prasmanan. Dia suka tiba-tiba menghilang untuk mencari makanan sendirian. Jadi kalau kau tidak bisa menemukannya, cari dia di sekitar meja hidangan," ujar Wonpil, di luar dugaan memberi informasi penting yang tidak terpikirkan oleh suaminya.
"Benarkah?" desis Jaehyung kaget. "Ada lagi kebiasaan anak itu yang harus aku perhatikan?"
Gadis mungil menyendok es krim lebih dulu dan memasukkan ke mulut sebelum menjawab.
"Kalau minumannya juga bebas ambil sendiri, pastikan kau beritahu dia mana yang jus dan mana yang alkohol. Dowoon agak susah membedakan kedua minuman itu. Ada 'kan semacam bir atau wine yang disajikan dengan warna mirip jus? Nah, Dowoonie sering salah sangka dan jadi minum alkohol sampai mabuk. Ditambah, kebiasaan mabuknya juga sedikit merepotkan."
Pria jangkung mengangguk-angguk. Rempong juga. Rasanya jadi seperti membawa anak PAUD... dia mendesis, sekejab mempertanyakan lagi keputusannya hendak membawa Dowoon ke acara fashion show.
"Apa kau benar-benar yakin kau akan mengajak Dowoonie ke acara kondangan resmi, Jae? Aku takut kalau nanti kau malah akan kerepotan. Apalagi Dowoonie tidak bisa bahasa Inggris," Wonpil bertanya cemas seolah memiliki ikatan batin dengan suaminya. Walau begitu, tangan gadis tersebut tetap saja tak berhenti menyendoki es krim.
"No problem," Jaehyung mengulum senyum tipis. "Sudah ada orang yang akan menjaganya di sana selain aku." Dengan lembut dia meraih jemari gadis bermata bulat yang sedang memegang sendok es krim.
"Siapa?" tanya Wonpil heran.
"Seseorang yang kau kenal dan pasti kau percaya," jawab pria lebih tua mengambil sendok sekalian mangkuk es krim dari hadapan istrinya.
"Aku...belum selesai--" protes wanita berambut hitam mencoba merebut lagi es krimnya namun lengan Jaehyung yang lebih panjang membuat dia tak berkutik dan cuma bisa memandang melas cemilan favorit disita untuk kemudian dimasukkan lagi ke dalam kulkas.
"Kita mau makan malam, kalau kau kebanyakan makan es krim nanti makan malammu tidak habis," ujar Jaehyung.
"Ha-habis kok! Aku janji akan menghabiskannya!" Wonpil merajuk. "Jae, es krim~"
"Nope." Pria sipit mengusap puncak kepala sang istri yang langsung mencebikkan mulut kesal hingga mirip anak bebek.
"Pelit!" ketus Wonpil cemberut. Namun bukannya merasa terintimidasi oleh sikap ngambek sang istri, Jaehyung justru mencubit gemas bibir tipis yang merengut maju itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PIECES
FanfictionJaePil (GS) BriWoon Day6 Book 1 : The Stranger Book 2 : Closer Book 3 : Pieces "You are a puzzle I don't understand. Each piece represents different picture than my expectation. I don't think I can keep it up. May I give up?"