Pieces 77

416 48 16
                                    

Ruangan kantor yang sekaligus digunakan sebagai tempat pemeriksaan dan konsultasi di bidang psikis, siang itu nampak sepi nan hening. Sambil duduk seorang diri di kursi menghadap kertas-kertas yang dibiarkan berserakan memenuhi meja, Kevin berkali-kali mengetukkan ujung-ujung kuku jarinya sembari menyangga dagu dengan sebelah tangan.

Lee Huitaek.

Ia tak menyangka satu nama itu ternyata menyimpan kerumitan yang bahkan memikirkannya saja sudah membuat kepala pusing. Barusan Jaehyung menuturkan banyak hal. Dia bicara panjang lebar tentang Hui, latar belakangnya, kejelasan masalah yang dia miliki dengan Younghyun, hingga tindakan nekatnya melecehkan Dowoon di acara fashion show yang selama ini Kevin kira pelakunya adalah orang mesum random yang tidak mereka kenal. Jaehyung membeberkan semua itu semata-mata karena kepikiran dan khawatir akan keamanan Dowoon sebagai salah satu orang terdekat Younghyun yang mungkin berpotensi dimanfaatkan Hui untuk media balas dendam.

Kevin dapat memahami alasan temannya terpaksa pontang-panting SENDIRIAN melindungi Dowoon tanpa memberitahu atau minta bantuan pada Younghyun. Sebagai orang yang belasan tahun berteman dengan mereka, dia sangat tahu jikalau laki-laki berdarah panas itu menemukan fakta orang kesayangannya sedang jadi incaran, bisa dipastikan tanpa pikir panjang dia akan langsung menerjang Hui seperti banjir yang mana hal tersebut justru dapat lebih merugikan dirinya sendiri ketimbang menghukum Hui. Menyadari prediksi itu, keputusan Jaehyung untuk tidak memberitahu Younghyun--setidaknya untuk saat ini dan sambil terus mengawasi keadaan--sudah menjadi sikap yang paling bijak menurut Kevin.

Lalu 'bantuan' yang dimaksud Jaehyung di telpon tak lain dan tak bukan adalah kesediaan Kevin melonggarkan waktu untuk mengawasi Dowoon ketika pemuda tersebut sedang terapi di rumah sakit. Jaehyung tidak menuntut banyak, hanya ingin sang dokter memastikan Dowoon baik-baik saja dalam jarak pandangnya selama dia menghabiskan waktu di tempat yang tak bisa diawasi Jaehyung maupun Wonpil. Terlebih setelah mereka menyadari jika ternyata Hui sudah menyelidiki tentang Dowoon dan mengikutinya hingga ke rumah sakit, Jaehyung khawatir pria gila itu akan melakukan hal nekat pada adik iparnya.

Mungkin sudah dia (Hui) lakukan (hal nekat itu), Kevin cuma berani menyimpulkan dalam hati karena kecurigaan yang muncul dalam benaknya belum sempat dia konfirmasi kebenarannya.

Penjelasan Jaehyung dan penuturannya soal kemungkinan terburuk Hui yang bisa berbuat nekat pada Dowoon, membuat Kevin tiba-tiba teringat akan insiden-insiden kecil di rumah sakit yang akhir-akhir ini dialami salah satu pasiennya tersebut. Memang bukan insiden besar dan lebih terkesan seperti kecelakaan karena hasil kecerobohan Dowoon sendiri. Namun jikalau ada orang yang dengan sengaja 'merencanakan kecelakaan' itu, maka kesimpulannya tetap masih masuk akal.

Kevin tidak berani menebak sebelum menanyakan detailnya pada Dowoon. Sebab--sekali lagi--pemuda itu juga cukup ceroboh. Jadi bisa saja alasan dia terpeleset, jatuh, ataupun tangannya kena air panas juga murni merupakan hasil dari keteledorannya sendiri.

Tapi kalau memang Hui yang sengaja mengganggu Dowoon, berarti dia benar-benar harus segera dihentikan sebelum tindakannya semakin ekstrim dan mengancam keselamatan orang tidak bersalah.

"...aku bisa melengkapinya jadi pembunuhan terencana--"

Apalagi dia sudah mengatakan itu...
.
.

"AKU PERKENALKAN~~~" Bambam merentangkan kedua tangannya lebar-lebar tak peduli orang ramai berlalu-lalang melewatinya di kanan dan kiri.

"MALL LOS ANGELES CITY~~~" wanita bertubuh ramping menyelesaikan kalimatnya dengan nada bangga, menuai kekehan dari Wonpil yang datang bersama dia untuk berbelanja perlengkapan bayi.

"Sebenarnya Jae menyuruhku membawamu ke baby shop terdekat tapi menurutku kau harus pergi ke LA Mall setidaknya sekali seumur hidup. Dan AKU YAKIN, entah kenapa aku bisa sangat yakin, Jae mungkin tidak akan pernah punya niat mengajakmu jalan-jalan ke tempat sejauh dan seramai ini sebagai manusia paling posesif se-alam semesta," oceh Bambam.

PIECESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang