Pieces 13

1.5K 211 40
                                    

"Aku nanti pulang terlambat dan makan di luar. Jadi jangan menungguku," ujar Jaehyung usai menghabiskan sarapannya pagi itu.

"Ne," angguk Wonpil.

"Just in case you're curious, kami ada beberapa meeting dan diskusi lagu OST yang harus selesai hari ini karena mulai besok proses finalisasi editing akan dimulai," sahut Younghyun yang hari itu--dan hari-hari sebelumnya--nyelonong menumpang makan di tempat Jaehyung dengan alasan "Aku tidak ada yang memasakkan sarapan, tidakkah kau merasa kasihan padaku yang sebatang kara ini?" sambil memasang emoji mata puppy berkaca-kaca 🥺 di wajahnya. Jaehyung tentu tak mungkin terbujuk dengan rayuan itu namun beda perkara dengan Wonpil yang langsung terenyuh dan lebih dari senang hati memasak jatah dobel untuk perut Younghyun.

"Sibuk sekali ya," desis gadis mungil.

"Itu resiko," ujar Younghyun. "Aku bahkan ragu hari ini bisa pulang ke rumah dan bukan malah tidur di kantor." Pandangan matanya langsung menerawang membayangkan meeting, menindak-lanjuti keputusan meeting, mengurus laporan, hingga memastikan para produser OST telah menyelesaikan semua tugas mereka dengan baik.

Rasanya mau mati... Keluh pria chubby, seketika berubah aura menjadi suram meski tangannya masih melanjutkan menyendok makanan untuk dimasukkan ke dalam mulut.

Wonpil tersenyum getir, dapat memahami kesibukan Younghyun yang sudah tak perlu diragukan lagi. Walau posisi Jaehyung di kantor lebih tinggi daripada dia, namun jabatan produser pelaksana yang diembannya memang menuntut lelaki tersebut untuk terus bergerak cekatan melaksanakan rencana, mengontrol, dan memastikan langsung semua hal berjalan sebagaimana mestinya.

Sedangkan tugas Jaehyung hanya menerima laporan serta menjadi pilar tak bergerak yang menyokong kestabilan tim. Namun meski kelihatan seperti tidak melakukan apapun, sejatinya posisi pilar itu menjadi yang paling penting di perusahaan sebab dia adalah otaknya dan dia yang memegang keputusan hidup atau mati seluruh tim.

"You aren't that busy tho," celetuk Jaehyung sambil menggeser layar ponsel dengan ibu jari.

Mata Younghyun langsung melotot lebar tak terima mendengar kalimat barusan. "ARE - NOT - THAT - BUSY - YOU SAID!?" Pria chubby menekan tiap suku katanya.

"Baca ini," ujar Jaehyung menyerahkan ponsel pada Wonpil sebelum kembali menanggapi ocehan Younghyun.

Gadis mungil menerima ponsel suaminya dan membaca dalam hati deretan kalimat di artikel online bertulisan hangul yang ditunjukkan oleh Jaehyung. Begitu larut Wonpil ke dalam penjelasan mengenai suatu kondisi psikologis pasca kejadian yang menimbulkan trauma yang dijuluki PTSD dalam dunia kedokteran, hingga wanita tersebut tak menyadari adu argumen antar dua lelaki di depannya telah berubah jadi perdebatan konyol.

"LIHAT NANTI!" Tau-tau Younghyun sudah menuding Jaehyung membuat Wonpil yang melihatnya mengerutkan kening.

Mereka barusan membicarakan apa? Batin gadis mungil merasa telah melewatkan hal penting karena menyaksikan pria chubby nampak begitu kesal menghadapi lelaki tinggi yang malah memasang ekspresi wajah tak peduli.

"I'LL DEFINITELY FINISH EVERYTHING FASTER AND YOU MUST KEEP YOUR WORDS 'BOUT PAYING ME TRIPLE! I'LL MAKE YOU POOR! HA-HA-HA!" Dan Younghyun bangkit berdiri lantas beranjak meninggalkan dapur serta ruang makan rumah Jaehyung.

"Akhirnya dia minggat juga," desis pria sipit dengan nada menggerutu menuai cengiran Wonpil di sebelahnya.

Jadi kau sengaja membuat Brian marah supaya dia cepat pergi?

PIECESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang