Pieces 37

838 157 30
                                    

"WONPIIILLL...!" Sebuah teriakan kencang melengking dari kejauhan, asalnya di antara sekelompok orang yang tengah berdiri di depan salah satu makam. Nampak seorang wanita berambut panjang dengan badan ramping dibalut coat sedang mengangkat tinggi-tinggi kedua tangannya dan melambai-lambai sembari mengulang pekikan barusan.

"WONPIIILLL...!"

"BAM-AH!" Seru Wonpil sembari balas melambaikan tangan dengan senyum merekah lebar di bibir. Rasanya ia ingin langsung berlari menyambut teman (saudara ipar) yang sejak pesta pernikahannya itu tidak pernah ia jumpai lagi, namun apa daya kondisinya yang sekarang tak memungkinkan dia untuk lari-larian. Bahkan berjalan saja dirinya sudah harus digandeng Jaehyung--tidak, Jaehyung sendiri yang memaksa untuk menggandengnya dengan alasan keamanan.

"DI SITU SAJA! TETAP DI SITU! AKU YANG AKAN KE SANA!" Teriak Bambam dengan nada girang seperti orang keranjingan. Terlihat dia menyerahkan tas pada laki-laki muda yang berdiri di sebelahnya, yang cuma mengulum senyum ketika melihat gadis ramping tersebut kemudian lari melesat menyambut kedatangan Wonpil padahal sepasang kaki jenjangnya tengah memakai high heels tujuh sentimeter.

"WONPIL, KANGEEENNN...!" Bambam segera menubruk tubuh mungil saudara iparnya ke dalam dekapan erat.

"WATCH OUT!" Jaehyung reflek berseru ngeri ketika melihat istrinya yang sedang hamil kembar hampir tujuh bulan tiba-tiba ditubruk sekuat tenaga. Beruntung pijakan Wonpil cukup kuat, ditambah keberadaan Jaehyung yang sigap menahan punggung sempit gadis itu menggunakan lengan dibantu oleh Dowoon.

"BE CAREFUL, YOU PUNK! SHE HAS TWINS!" Pria tinggi menyembur sementara Dowoon yang masih memegang protektif kakak perempuannya cuma sanggup terdiam pucat dengan dada bertamburan keras karena merasa syok.

"Syuh syuh pergi! Wonpil milikku! SYUH!" namun Bambam malah mencoba mengenyahkan tangan Jaehyung dan Dowoon yang bersamaan langsung melotot galak padanya. Tanpa merasa takut, wanita tersebut bahkan mendorong kedua laki-laki itu menjauh supaya dia bisa lebih leluasa memeluk gadis yang hanya terkekeh.

"Bagaimana kabarmu, Bam-ah?" tanya Wonpil usai puas berpelukan melepas rindu. Dia memandang Bambam dengan sorot mata kagum yang penuh binar. "Wah, kau tambah cantik~"

"Thankies~" gadis ramping mengibaskan centil rambut panjang yang ditata bergelombang. "Berkat voucher honeymoon kalian berdua, I get the best holiday ever! Europe! London! Paris! Swiss! German! Italia! Kalau kalian punya voucher yang tidak terpakai lagi, berikan saja padaku. I will adopt it pleasantly, HOHOHO~"

Snake...! desis Jaehyung keki seolah dapat melihat ada ekor ular di belakang Bambam yang berkibas-kibas riang.

"Syukurlah kalau kau menikmatinya," namun di sisi lain Wonpil malah menyunggingkan senyum tulus. "Aku tidak bisa pergi honeymoon karena kondisiku, tapi syukurlah kalau akhirnya voucher itu terpakai. Karena sayang sekali jika dibiarkan mubadzir begitu saja."

"Aw~" Bambam merasa terharu pada kepolosan gadis yang ia hadapi sekarang.

"Why are you so cute and innocent? Like a baby. Kim Wonpiri~ lemme hug you, Baby girl~" dengan gemas wanita tersebut kembali memeluk Wonpil. "Kau juga semakin cantik, Wonpil-ah. Mereka juga--"

Bambam melepas pelukan lalu mendaratkan telapak tangan dengan hati-hati di permukaan perut bengkak wanita mungil. "Mereka cepat sekali besarnya. Terakhir ketemu masih bisa ditutupi gaun, tapi sekarang...utututu~"

"Ini karena kami selalu makan enak dan merasa senang," ujar Wonpil sambil tersenyum.

"And I am sure it isn't because of Jae. Because he's just problematic jerk," ujar Bambam dengan senyum di bibir namun mata besarnya melirik pria tinggi yang mana langsung balik memberi tatapan tajam.

PIECESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang